PK : Part Twenty One

5.8K 191 2
                                    

"Saya sudah membereskan perlengkapan kita untuk pulang malam ini, kamu istirahat saja," ujar Arsyah.

"Ck! Pengertian sih, tapi mainnya kasar!" gumam Rhea menggerutu.

Iya, dua hari terakhir Arsyah meminta haknya pada Rhea, awalnya Rhea menolak karena menurut Rhea ini hanyalah pernikahan kontrak yang tinggal menghitung beberapa bulan lagi, kontraknya akan usai. Namun Rhea terbuai pada perlakuan manis Arsyah malam itu, membuatnya kelepasan dan menyerahkan dirinya.

Hal itu yang membuat Rhea menyesal, pasalnya Arsyah bermain kasar, walau pun meminta maaf setelahnya dan melakukan dengan lebih lembut, besoknya.

Rhea tersipu malu ketika mengingat kejadian semalam, di mana dirinya di perlakukan begitu manis oleh Arsyah.

Rhea mendadak salah tingkah dan berguling ke sana ke mari di ranjang, tanpa sepengetahuan dari Arsyah tentunya.

Rhea mengambil ponselnya di meja nakas, dan membukanya, dua hari terakhir ponselnya tergeletak mengenaskan di meja nakas tanpa berniat Rhea sentuh sekali pun. Iya, katakan jika Rhea sudah gila!

Dahi Rhea berkerut dalam ketika melihat banyak sekali notifikasi pesan masuk dan beberapa panggilan dari ketiga temannya.

Rhea membenarkan posisinya menjadi duduk sambil menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang, Rhea mencoba menghubungi Friska terlebih dahulu.

"Halo."

"Rhea! Dari mana saja kamu astaga! Kamu membuat kami cemas!"

"Maafkan aku, aku memang tidak menyentuh ponsel ku dua hari terakhir, ada apa?"

"Malam nanti kamu jadi pulang?"

"Iya, mungkin besoknya aku baru sampai di sana, kami mengambil penerbangan malam."

"Baiklah, kalau begitu, hati-hati di jalan, kabari kami segera jika sudah sampai dibandara, kami akan ikut menjemput mu."

"Baiklah, terima kasih!"

Pip!

Rhea tersenyum ketika mendengar ketiga temannya benar-benar mencemaskannya, memang sih mereka itu teman yang sangat baik dan pengetian.

"Rhea, nanti mandi lalu makan malam, saya sudah menyiapkannya, cepatlah!"

"Wah serius sudah di siapkan? Mimpi apa aku semalam?"

"Saya sudah berjanji akan menjadi kaki mu hari ini, dan menuntaskan pekerjaan rumah termasuk memasak, jadi cepatlah keburu dingin," jawab Arsyah.

"I-iya baiklah, sebentar lagi aku akan keluar."

"Mau saya gendong?"

"T-tidak usah, kedua kaki ku masih berfungsi dengan baik," tolak Rhea lalu segera bangkit dan masuk ke kamar mandi.

***

Rhea menyantap makanan di depannya dengan nikmat. Ini enak sekali, cocok sekali dengan lidah Rhea. Rhea makan dengan lahap.

Tuk!

Rhea menaruh sendoknya dan menghela napasnya, dirinya sudah kenyang sekali. Rhea melihat Arsyah yang memandanginya.

"K-kenapa terus memandangi ku?"

"Suka sama makanannya atau memang lagi lapar, hm?" tanya Arsyah.

"A-aku lapar saja," sangkal Rhea sambil memutus kontak matanya.

"Nanti ketika di rumah saya akan memasak lebih banyak lagi, kalau begitu," ujar Arsyah sambil tersenyum.

"Porsi ku sedikit jangan masak terlalu banyak nanti terbuang sia-sia," peringat Rhea.

PERNIKAHAN KONTRAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang