PK : Part Four

6K 225 2
                                    

Arsyah menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang, "Kita cari restoran dahulu, saya tahu kamu belum sarapan," ujar Arsyah. Rhea yang merasa Arsyah peduli padanya seketika membuat hatinya menghangat, namun rasa hangat itu sementara, hati Rhea teriris ketika mengingat Arsyah yang masih memiliki hubungan dengan wanita lain.

"Aku tidak lapar, langsung pulang saja," ujar Rhea.

"Kalau begitu kita keliling di Mall, mau? Saya rasa kamu sedang memikul beban pikiran yang berat, jadi apa salahnya membuat mu senang," ujar Arsyah.

Arsyah itu pria pengertian, hanya saja Rhea masih tidak terima mengenai hubungan lain Arsyah dengan wanita lain.

Arsyah memberhentikan mobilnya di depan sebuah gedung Mall yang lumayan besar, Arsyah keluar dari mobil, begitu juga dengan Rhea. Arsyah menggandeng tangan Rhea dan mulai memasuki Mall.

Sekarang di luar tengah hujan lebat, Rhea bersyukur karena ketika hujan turun dirinya sudah berada di dalam mall, Rhea melihat Arsyah yang tengah memainkan ponselnya sambil berjalan, sesekali Rhea meniupkan nafasnya yang hangat pada kedua telapak tangannya yang mendingin.

Rhea terkejut ketika Arsyah memberikan blazernya untuk Rhea, tidak sampai di situ, Arsyah juga mengamit tangan Rhea dan menggenggamnya erat, untuk menyalurkan kehangatan.

"Kamu kedinginan?" tanya Arsyah dan di angguki oleh Rhea.

"Lain kali, gunakan pakaian yang sedikit tebal, sekarang sudah masuk musim hujan, hawa dingin akan menyiksa mu kapan pun dan di mana pun," peringat Arsyah.

Rhea mengangguk saja, Rhea merasa tangan besar Arsyah yang menggenggamnya terasa sangat hangat. Rhea menjadi bingung akan Arsyah, sikapnya sangat random, kadang  berubah menjadi cuek, terkadang cerewet, terkadang galak, terkadang lembut.

Rhea merasa sekarang dirinya sudah mulai menerima Arsyah, dan sedikit demi sedikit melupakan Aris, namun Rhea merasa Arsyah memainkan perasaanya, Arsyah akan membuatnya jatuh pada pesonanya, namun setelahnya Arsyah juga bisa membuatnya kecewa.

Drrt drrt

"Halo?"

"Hari sudah siang, katanya mau keluar dengan ku."

"Maafkan saya, sepertinya hari ini saya akan full time bareng Rheazura, nanti kapan-kapan kita keluar, ya," sahut Arsyah.

"Menyebalkan, aku sudah berdandan dengan cantik."

"Maafkan saya."

"Aku akan menerima permintaan maaf mu itu, tapi dengan satu syarat."

"Baiklah, katakan," sahut Arsyah.

"Gucci telah mengeluarkan produk baru, aku menginginkannya," ucap Prima.

"Baiklah, apa pun untuk mu."

Pip!

Arsyah memasukan kembali ponselnya di dalam saku celananya, "Rhea mau apa?" tanya Arsyah menatap Rhea yang terdiam.

"Aku mau duduk," sahut Rhea singkat.

Setelah mendengar hal itu, Arsyah memutar pandangannya dan melihat sebuah kursi di sebuah tempat yang menjual beberapa dasi dan baju wanita.

"Di sana ada kursi, ayo kita ke sana," ajak Arsyah dan di angguki oleh Rhea.

Rhea mendudukan dirinya, Rhea sedikit merasa lelah. Arsyah juga tidak tahu pergi ke mana.

Rhea memainkan ponselnya dan mendapat notifikasi pesan masuk dari teman-temannya, yang Rhea yakini pasti teman kumpulnya semalam, dan Rhea juga bisa menebak, beberapa dari mereka pasti akan menanyakan mengenai Arsyah, calon suaminya itu.

Beberapa saat kemudian, Arsyah menghampiri Rhea yang masih duduk, dan diikuti oleh beberapa spg di belakangnya sambil membawa beberapa baju wanita.

"Pilih mana yang kamu suka, ini baju terbaik di sini," ujar Arsyah.

Rhea tergagap dan membuatnya tidak bisa memilih, Rhea melihat bandrol dari salah satu baju itu, harga dari satu baju itu yang Rhea pegang adalah 30 juta, ini terlalu mahal untuk Rhea, hanya untuk sepasang baju.

"Om, ini terlalu mahal," ujar Rhea.

"Pilih saja, Rhea," titah Arsyah.

"Rhea tidak bisa memilih," ucap Rhea.

"Baiklah kalau begitu, saya mau semua yang kalian bawa itu," ujar Arsyah sambil menyodorkan sebuah black cardnya dan membuat Rhea melongo di tempat.

"Tapi om," sela Rhea

"Tidak ada tapi-tapian, kamu suka, kan?" sergah Arsyah.

Rhea kembali di buat tercengang oleh ucapan Arsyah. Rhea memilih diam tanpa menyahuti Arsyah dan beberapa saat kemudian para spg itu kembali sambil membawa banyak sekali papper bag berisi baju-baju Rhea.

"Ini barangnya, Pak Arsyah, terima kasih telah berbelanja dan semoga hari mu menyenangkan," ujar salah seorang spg sambil tersenyum.

Arsyah mengambil alih papper bagnya dan membawanya sambil menarik lengan Rhea untuk segera pergi.

"Apa Rhea menginginkan sesuatu lagi?" tanya Arsyah.

Rhea menggeleng pelan, dan Arsyah mengangguk saja, "Kalau begitu kita pulang sekarang," ujar Arsyah.

Keduanya telah keluar dari mall, Arsyah memasuki mobilnya dan di ikuti oleh Rhea, Arsyah menaruh papper bagnya di jok bagian belakang lalu menghidupkan mesin mobilnya.

"Sebentar, ini--ini bagaimana sih?" tanya Rhea menatap Arsyah bingung.

"Bagaimana apanya?" tanya Arsyah balik sambil memasang sabuknya.

"Kita hanya pergi keluar itu untuk memesan cincin pernikahan, kan. Tapi kenapa malah pergi shopping?" tanya Rhea merasa bingung.

"Sekali-kali, tidak apa, Rhe," sahut Arsyah.

"Aku jadi bingung, yang suka menghambur-hamburkan uang itu aku atau kamu sih?" tanya Rhea dengan nada serius, bahkan kerutan di keningnya juga terlihat.

"Saya tidak menghambur-hamburkan uang, saya hanya ingin membuat senang wanita saya," jawab Arsyah enteng.

"Dan kamu pikir rasa senangnya aku itu dengan barang mahal seperti itu? Dengan uang seperti itu?"

"Memangnya salah, pacar saya Prima saja sangat senang jika saya membelikannya barang mahal," ujar Arsyah.

"Rhea ya Rhea, Prima ya Prima. Lagian urus saja pacar mu itu, bukannya kata mu kita ini menikah hanya karena bisnis? Aku merelakan putus dari kekasih ku yang bahkan hubungan kami jauh lebih lama dari mu, hubungan kami lima tahun lamanya tetapi kandas karena perjodohan konyol ini, aku menghargai perasaan mu sebagai suami ku nantinya yang walaupun tidak ada setetes pun rasa suka pada ku. Tapi kamu, dengan seenak jidat bertelepon ria di depan ku yang statusnya sebentar lagi akan resmi menjadi istri mu, jadi siapa yang lebih labil diantara kita? Usia memang tidak boleh di bawa-bawa, tapi mohon maaf kali ini aku harus mengatakannya, jika ternyata kamu lebih labil dari ku, bahkan pola pikir mu saat ini masih seperti anak sekolah menengah pertama," ujar Rhea panjang lebar.

"Kamu menyukai saya?" tanya Arsyah.

Rhea sontak terkejut karena pertanyaan mematikan yang Arsyah ajukan.

"Belum, hanya saja aku menghargai mu, sebentar lagi status kita akan berubah, jadi aku harus bisa beradaptasi," sahut Rhea.

Dapat Arsyah lihat gadis itu nampak menahan emosinya, di lihat dari Rhea yang berkali kali menghela napasnya untuk menetralisir segala rasa emosinya, dan wajahnya yang nampak memerah, bahkan air matanya kembali jatuh setetes demi setetes.

"Baguslah, dan saya harap kamu tidak akan pernah menyukai saya," ujar Arsyah.

"Kenapa?"

"Karena perasaan saya sudah paten sama satu wanita, yaitu Prima, jadi kontrol perasaan mu jangan sampai menyukai saya, karena hal itu akan membuat mu sakit saja nantinya," sahut Arsyah.

"Pria bodoh!!"













Tbc

PERNIKAHAN KONTRAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang