"Dia calon suami ku," ujar Rhea sontak membuat ketiga temannya menatapnya tidak percaya.
"What?!"
"Aku sudah di jemput, aku pulang dulu ya," ucap Rhea pamit pada ketiga temannya yang masih melongo.
Rhea keluar dari kedai itu dengan menarik lengan Arsyah, sesampainya di luar, Rhea menghempaskan lengan Arsyah dan menghela napasnya.
"Bunda yang menyuruh mu menjemput ku?" tanya Rhea menatap Arsyah yang masih berdiri di sampingnya.
"Tentu saja, ayo masuk ke mobil saya, saya akan mengantar mu pulang, saya sibuk malam ini," ujar Arsyah berjalan ke mobil dan masuk begitu saja.
"Menyebalkan!" gumam Rhea.
"Masih untung saya masih mau menjemput mu," ujar Arsyah menurunkan sedikit kaca mobilnya.
"Iya-iya, terima kasih!" sahut Rhea malas lalu masuk ke mobil Arsyah.
Rhea terkejut ketika Arsyah mendekatinya, seketika tubuh Rhea kaku dan tidak bisa berbuat apa-apa, jarak wajah keduanya sangat dekat, bahkan hanya beberapa centi saja.
Dapat Rhea lihat wajah Arsyah lebih jelas, rambut hitamnya harum, warna pupil mata Arsyah itu cokelat, hidungnya mancung, bibirnya tebal dan nampak lembab, bulu matanya juga panjang membuat kesan manis walau sikap yang ditunjukan Arsyah lebih dominan galak.
"Pasang sabuk mu, saya tidak mau ditanyai yang macam-macam jika nanti dahi mu memar," ujar Arsyah lalu memasang sabuk Rhea.
Rhea mendadak tremor karena Arsyah yang tiba-tiba seperti tadi, Rhea berdehem pelan untuk menghilangkan rasa canggungnya, "Terima kasih," gumam Rhea.
Setelah memastikan Rhea sudah aman, Arsyah melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menjauhi kedai.
"Kamu pasti sudah di beritahu oleh Bunda jika besok pergi keluar dengan saya."
"Iya," sahut Rhea singkat.
"Saya akan menjemput mu jam sembilan dan usahakan sudah siap, karena saya benci menunggu," ujar Arsyah dan diangguki oleh Rhea.
Beberapa saat kemudian, keduanya sudah sampai di depan rumah Rhea, Rhea keluar dari mobil Arsyah begitu pun dengan Arsyah.
Arsyah mengikuti Rhea masuk ke rumah Rhea, "Kenapa kamu mengikuti ku?"
"Saya harus pulang, dan saya ingin memberitahu Bunda karena telah berhasil menjemput mu, saya juga akan pamit pada Bunda," sahut Arsyah.
"Tidak perlu, aku bisa menyampaikannya."
"Apakah itu hal yang sopan?" tanya Arsyah sontak membuat Rhea diam tidak berkutik. Setelah melihat keterdiaman Rhea, Arsyah masuk ke rumah Rhea dan menemui Bunda Rhea.
Beberapa saat kemudian, Arsyah keluar dengan Bunda Rhea, "Terima kasih Arsyah."
"Sama-sama Bunda, kalau begitu Arsyah pamit," ucap Arsyah tersenyum simpul.
"Iya, hati-hati ya nak, salam untuk kedua orang tuamu," ujar Bunda Rhea.
"Iya Bunda."
Setelah kepergian Arsyah, Bunda Rhea menepuk pelan pundak Rhea, "Kamu beruntung punya calon suami sebaik Arsyah," ujar Bunda Rhea.
Rhea mengerutkan keningnya bingung, apa kata Bundanya? Arsyah itu baik? Sepertinya Bunda Rhea tidak tahu sifat asli Arsyah.
Rhea mengangguk saja untuk menanggapi Bundanya dan segera pergi memasuki kamarnya. Rhea harus segera tidur agar besok tidak telat bangun.
***
Besoknya, Rhea benar-benar terlambat bangun. Setengah jam lagi, Arsyah akan menjemputnya namun Rhea baru saja akan pergi mandi. Kenapa Bundanya tidak membangunkannya?

KAMU SEDANG MEMBACA
PERNIKAHAN KONTRAK
Romanzi rosa / ChickLit(End) Rheazura Keisha Radhisty, seorang gadis cantik yang di paksa menikah oleh kedua orangtuanya. Rhea yang masih merasa dirinya belum siap, memberontak untuk menggagalkan pernikahan itu. Namun sayangnya, pernikahan itu tetap terjadi. Rhea resmi me...