PK : Part Thirty Six

4.1K 154 0
                                    

Rhea memijit pangkal hidungnya, seorang pegawai membuat moodnya berantakan, pasalnya sudah kali ke empat dia bolak-bakik ke ruangannya untuk mengecek laporan, namun tidak pernah benar. Dari pada semakin membuat Rhea frustrasi, Rhea keluar dari kantor, beruntungnya di saat yang tepat Rhea ada jadwal pertemuan.

Puk!

Sebuah tepukan pelan Rhea rasakan di pundaknya.

"Aris! Apa kabar?"

"Hey, kabar baik, bagaimana dengan mu?"

"Seperti yang terlihat," sahut Rhea.

"Akhir-akhir ini kita menjadi sulit sekali untuk bertemu, bagaimana keadaan suami mu?" tanya Aris sambil mendudukan dirinya di depan Rhea.

"Sama seperti kemarin-kemarin," jawab Rhea datar.

"Aku ikut prihatin, ngomong-ngomong, kamu di sini sendirian?"

"Aku--tadi sempat ada pertemuan, namun sudah selesai."

"Bu Presdir memang selalu sibuk, ya," goda Aris.

"Rheazura, apa kamu tidak merasa lelah terus menunggu Arsyah?"

"Maksud mu?" Kerutan dalam terlihat jelas di antara kedua alis Rhea.

"Maksud ku, apa tidak sebaiknya kamu melepasnya?"

"Saran macam apa itu? Sampai kapan pun aku tidak akan mau melepaskannya, aku akan bersabar menunggunya untuk membuka mata, dan apa kamu menghampiri ku hanya ingin membicarakan hal memuakkan seperti ini? Lebih baik aku pergi!"

"T-tunggu! Bukan begitu maksud ku," cegah Aris.

"Apa lagi, Ris?"

"Rhea, bolehkah aku bertanya sesuatu pada mu?"

"Apa itu?"

"Apa kamu mencintai suami mu?"

"Pertanyaan menjijikan macam apa itu? Sudahlah, aku sibuk, aku harus kembali ke kantor!" sergah Rhea lalu bangkit dari duduknya.

Grep!

"Rhea, dengarkan aku."

"Lepaskan tangan ku!"

"Rhea ku mohon kembali lah pada ku, aku akan sepenuh hati menganggap anak mu adalah anakku dan memperlakukannya dengan baik, dan kita akan hidup bersama, bahagia hingga akhir hayat."

Plak!

Rhea seketika menampar Aris dan menatapnya dengan sengit, napas Rhea bahkan kembang kempis dan dan kedua tangan itu terkepal kuat di sisi tubuhnya.

"Ku pikir kamu benar-benar melepaskan ku, ternyata itu hanya bualan semata. Pengecut! Apa kamu akan menyerang di kala Arsyah tengah begini?"

"Akan ku bungkam mulut sialan mu itu, dan akan ku buat kamu memohon pada ku!" gumam Aris seketika membuat Rhea merinding.

Rhea mencoba melepaskan genggaman tangan Aris di pergelangannya, namun Aris malah mengeratkannya, Rhea meringis pelan karena merasa sakit.

Grep!

Seseorang menahan lengan Aris dan membuatnya lepas dari pergelangan Rhea. Rhea melihat seorang wanita berambut pirang pendek berdiri di depannya.

"Pergilah!" titah wanita itu.

"Siapa kamu? Beraninya mencampuri urusan ku!"

Wanita itu tersenyum dan menarik Rhea dan Aris keluar dari sana. Setelah tiba di luar Wanita itu menatap Aris datar sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya.

PERNIKAHAN KONTRAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang