PK : Part Twenty Two

6.2K 229 1
                                    

Tiga bulan kemudian ....

"Rhea, ke kantin yuk!" ajak Diva sambil menarik lengan Rhea.

Rhea berdecak malas, dirinya sangat mengantuk sekali hari ini karena semalam menemani Arsyah menyelesaikan kerjaanya hingga hampir menjelang pagi.

Sejujurnya Arsyah sudah menyuruh Rhea untuk tidur lebih dulu, namun Rhea menolak dan berakhir begadang bersama.

"Aku masih kenyang, tadi dia membuatkan sarapan sangat banyak, aku kekenyangan hingga sekarang, kamu bisa pergi dengan Friska dan Dila, aku nitip air mineral saja, ya?" tolak Rhea enggan bangun dari kursinya.

"Akhir-akhir ini kamu semakin berisi, suami mu itu menjaga mu dengan baik, ternyata," goda Diva.

"Sarkatisnya, kamu mengatai ku gendut, begitu?"

"T-tidak, bukan begitu."

"Kalau begitu cepatlah menikah dengan pacar mu itu, biar nanti kamu akan merasakan bagaimana jadi aku," ujar Rhea lalu membenamkan kepalanya di lipatan tangannya.

"Biar aku beri tahu, habis ini kita tidak ada kelas, kita bertiga mau ke kantin lalu pulang, jika kamu tidak ingin ikut ya sudah, tapi jangan salahkan aku jika nanti kamu kelaparan," pungkas Diva, dan sontak membuat Rhea bangkit dengan segera dan berjalan mendahului Diva.

"Ayo kita ke kantin, aku mendadak lapar," ajak Rhea sambil tersenyum menampilkan deretan giginya yang rapih.

***

Sepulang dari kampus, Rhea langsung pulang menggunakan taksi ke mansionnya, hari menjelang sore, saat ini dirinya tengah menonton siaran tv.

Hari semakin menggelap, Rhea berdecak pelan merasa kesal ketika menebak jika Arsyah lembur lagi hari ini dan tidak menghubunginya.

Dengan rasa jengkel, Rhea bangkit dan berniat untuk mandi kemudian menyiapkan makan malam.

Beberapa saat kemudian, Rhea turun keliar dari kamarnya dengan piyamanya dan mulai memasak.

Setelah selesai dengan pertarungannya dengan dapur, Rhea menata makanannya di meja makan dengan rapih, Rhea melirik ke jam dinding yang menempel di tembok sisi kanannya, jarumnya sudah menunjukan pukul delapan malam, namun Arsyah masih juga belum pulang.

"Aku simpan saja dulu deh, nanti jika dia datang aku tinggal panaskan saja, lagian ini juga sudah mendingin," gumam Rhea lalu kembali bangkit.

Setelah selesai, Rhea hendak masuk ke kamar, namun suara dobrakan pintu utama membuatnya seketika berlari kecil mendekati pintu.

"Rheazura!"

"Ada apa ini?" tanya Rhea ketika sudah sampai di ruang tamu, dan melihat seorang gadis di ikuti oleh wanita paruh baya yang Rhea tebak pasti Ibunya yang memasuki rumahnya tanpa izin darinya. Rhea mengenali gadis ini, siapa lagi kalau bukan Prima, kekasih suaminya.

"Di mana Arsyah?!" tanya Ibu Prima menggunakan nada tinggi.

"Dia masih di kantor, mungkin pulang telat untuk hari ini," jawab Rhea masih mencoba untuk tenang.

"Telepon sekarang dan suruh pulang dengan segera!" titah Ibu Prima.

"Lho, memangnya ada apa? Aku istrinya, katakan saja ada apa, nanti jika suami aku pulang, aku akan menyampaikannya."

"Mari duduk dulu, jangan sungkan."

Keduanya duduk dan Rhea ke dapur sebentar untuk membuat teh.

Tidak berapa lama, Rhea kembali sambil membawa dua cangkir teh dan satu toples biskuit di nampan yang Rhea bawa.

PERNIKAHAN KONTRAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang