PK : Part Thirty

5.6K 174 1
                                    

Malam telah tiba, Arsyah baru saja tiba di rumah namun mendapati mansionnya sudah sepi, Arsyah pikir anaknya dan istrinya pasti sudah tidur lebih dulu mengingat sekarang sudah pukul sembilan malam.

Arsyah melonggarkan dasi yang mengikat lehernya terlalu kuat, dan membuka kancing baju di pergelangan tangannya.

Cklek!

Baru saja Arsyah membuka pintu kamarnya, di suguhkan oleh Rhea yang masih terbangun, Rhea kini tengah duduk di ranjang menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang sambil memainkan ponsel pintarnya.

"Eh, sudah pulang? Larut sekali," ujar Rhea beranjak mendekati Arsyah.

"Maaf ya, saya sedikit sibuk hari ini," sahut Arsyah menatap Rhea yang kini berada di hadapannya.

Rhea tersenyum sejenak, membantu membukakan jas milik Arsyah, dan membuka kancing kemeja itu, namun baru tiga kancing yang Rhea buka, Rhea meremat sisi kanan kiri kemeja itu dan menunduk di dada Arsyah.

"Rhea, ada apa? Apa sesuatu terjadi saat saya di kantor?" tanya Arsyah cemas.

"Katakan pada saya, Rhea, Hey!"

"Mas," panggil Rhea pelan.

"Iya, kenapa?"

"Bunda tadi siang menghubungi ku, Ayah akhir-akhir ini sering sakit, Kantornya menjadi tidak terurus, Ayah sebelumnya sudah mempercayakan kantornya pada orang kepercayaanya, namun orangnya tengah mengambil cuti panjang, jadi Bunda meminta ku untuk menggantikan Ayah sementara saja," jelas Rhea.

"Memangnya sudah mengerti?"

Rhea tersentak dan mendorong Arsyah sedikit menjauh lalu berbalik membelakangi Arsyah, "Meragukan ku, ya? Begini-begini juga aku pernah di ajarkan mengenai kantor sama Ayah tempo dulu," ucap Rhea sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dadanya.

"Tidak sayang, saya tidak sama sekali meragukan mu. Ya sudah, jika ada kesulitan bilang sama saya, saya akan bersedia membantu," ujar Arsyah.

"Mas menginzinkan?"

"Jika kamu ingin, saya akan menginzinkan," sahut Arsyah.

"Tapi bagaimana dengan Azzam?"

"Itu dia, saya juga masih memikirkannya, bagaimana jika di titipkan sama Ibu atau Bunda? Nanti saat pagi, Saya akan mengantarkannya ke rumah Ibu atau Bunda, ketika sore menjelang setelah pulang dari kantor, saya akan menjemput Azzam untuk pulang," usul Arsyah.

"Ide bagus, lagian hanya sementara," ujar Rhea.

***

Hari pertama Rhea datang ke kantor di sambut hangat oleh sekretaris Ayahnya, yang sekarang akan menjadi sekretarisnya. Ayahnya memang anti sekali dengan wanita muda, sehingga sekretarisnya seorang pria berkulit putih dan nampak sangat sopan.

"Selamat datang, Bu Presdir!" seru pria itu sambil tersenyum.

"Saya Ryu, sekretaris Pak Presdir Nino."

Pergantian Presdir di kantor Ayah Rhea, hanya di ketahui oleh beberapa manager dan sekretaris Ayah Rhea saja, selebihnya masih belum tahu.

Di ruangan Ayahnya Rhea duduk di kursi kebesaran Ayahnya mendengarkan Ryu yang sedang menjelaskan situasi dan kondisi perusahaan saat ini. Sebelumnya, Rhea juga sudah di beri tahu oleh Ayahnya namun hanya beberapa point pentingnya saja.

Waktu cepat berlalu, hingga tidak sadar Ryu telah berbicara hingga hampir satu jam lamanya, "Baiklah, saya sudah mengerti," ujar Rhea sambil membereskan berkas-berkas yang berserakan di mejanya.

"Kalau begitu, selamat bekerja, dan saya permisi dahulu, Bu."

Setelah mendapat anggukan dari Rhea, Ryu keluar dari ruangan Rhea, meninggalkan Rhea sendiri dengan keterdiamannya.

PERNIKAHAN KONTRAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang