4 bab pengganti Minggu kemarin ga update
Dan 1 bab Tambahan untuk tahun baruSelamat tahun Baru semuanya
Kalian sudah siap bakar apa?
Kalau aku.
Siap membakar kenangan bersama dia.Enjoy Reading
***
Setelah persoalan Oydis dan Fro akhirnya diputuskan. Semua orang merasa bahwa itu adalah solusi terbaik untuk memasangkan mereka.
Untung saja, mereka tidak harus melakukan perkawinan untuk saat ini karena sepertinya asal Oydis ada di dekat Fro maka keadaannya akan baik-baik saja dan mungkin sesekali Oydis juga harus tetap meminum darahnya jika rasa sakit di tubuhnya menggila. Tapi, kapan tepatnya darah harus diberikan. Semua belum tahu dan hanya menunggu waktu untuk mengetahuinya.
"Baiyu ... cepat masak!" Fire dan Mozan membawa potongan daging yang sangat banyak ke dekat rombongan.
"Tidak bisakah kalian memotongnya lebih kecil?" Meski daging sudah dipotong menjadi bentuk balok. Namun, besarnya masih seukuran mobil yang menyulitkan Baiyu jika ingin memasaknya.
"Aku sudah menangkapnya. Kamu tinggal masak ribet banget." Fire berjalan mendekati Yuri dan memeluknya dengan wajah bahagia.
"Lihat, aku membawakan mangsa besar untukmu." Pamer Fire, namun begitu pandangan matanya jatuh ke arah Ratu. Rasa tidak senang langsung melonjak dan wajah bahagia yang dia tampilkan seketika tenggelam.
"Kenapa kamu masih di sini? Bukankah kamu punya kekuatan teleportasi, kenapa tidak pergi?" Usir Fire sangat tidak senang hanya dengan melihat wajah Raja dan Ratu yang terus berseliweran di hadapannya.
"Ini bukan wilayah mu, kenapa kami tidak bisa ke sini?" Raja bersedekap dan menantang. Jika bukan karena menghormati Ratu, dia sudah ingin menghajar bocah kurang ajar yang tidak menghormati ibunya itu.
"Ini memang bukan wilayah ku. Tapi, bukan berarti kamu juga bisa mengikuti rombonganku! Jika kalian ingin jalan-jalan, menjauh dari kami!" Fire menunjuk ke arah berlawanan. Mengusir dengan ganas.
"Fire!!!" Yuri kembali menegur.
"Jangan terlalu dekat dengannya atau dia akan mencuci otakmu." Fire menarik Yuri menjauh dari Raja dan Ratu dengan wajah tidak senang. Tidak ingin Yuri terkontaminasi oleh rayuan dan perkataan Ratu yang baginya seperti racun mematikan.
Yuri menoleh dan tersenyum meminta pengertian dari Ratu. Untung Ratu juga mengerti dan terlihat tidak marah sama sekali. Bagaimanapun Fire tidak langsung mengajak Raja duel ketika mereka bertemu sudah merupakan anugrah. Karena jika mengingat seberapa besar kebencian Fire pada Ratu dan Raja, tidak terjadi perkelahian sudah merupakan pengendalian diri yang sangat tinggi.
"Yuri kemari dan cobalah." Yuri yang dibawa Fire menjauh dari Ratu langsung di tarik Baiyu untuk mencoba masakannya.
Yuri melihat daging yang sudah dibakar dengan sempurna dengan aroma harum yang tercium di hidungnya. Terlihat lezat dan menggiurkan.
"Hati-hati masih panas." Baiyu meniupnya sebentar sebelum memberikannya pada Yuri.
Yuri menggigit sedikit dan daging empuk dengan rasa khas bakaran segera meleleh di mulutnya. Namun ... "Rasanya sangat aneh!" Yuri mengernyit.
Dagingnya memang empuk, aromanya luar biasa. Tapi begitu di makan entah kenapa Yuri malah seperti memakan ampas kedelai yang dibumbui.
"Apakah tidak enak?" Baiyu juga segera mencicipinya. Mengernyit seperti tidak puas namun tetap menghabiskan daging yang ada di tangannya.