Enjoy Reading
***
Semilir angin yang sejuk bertiup di pagi hari, membawa kesegaran aroma dedaunan yang bercampur dengan tanah basah karena embun yang jatuh di atasnya. Di sebelah timur, pantulan sinar matahari mulai menerobos di antara pepohonan, rumput yang tinggi bergoyang seperti menyambut cahaya dengan bunga liar bermekaran menunjukkan keindahannya.
Suara jeritan di pagi hari membuat Yuri dan semua orang segera terjaga lalu berlari ke luar dari goa untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Di dalam sarang, Oydis menangis dengan histeris. Sangat ketakutan melihat bentuk Fro yang sepenuhnya menjadi ular.
Oydis pernah hampir mati di makan ular jika saja dia tidak diselamatkan oleh Kyo. Jadi, dalam dirinya juga ada rasa trauma yang tertinggal. Apalagi, memang sejatinya hamster adalah makanan ular sehingga tanpa dia sadari, Oydis memiliki ketakutan alami terhadap semua ular. Baik itu ular biasa atau Orc berbentuk ular.
Maka ketika dia bangun dengan ular yang melingkar di depan tempat tidurnya. Oydis langsung ketakutan dan berteriak sekencang mungkin berharap mendapatkan pertolongan.
" Oydis ... tidak apa-apa. Itu adalah Fro, pasanganmu." Yuri yang melihat Oydis menangis dengan tubuh gemetar segera menghampiri dan menghiburnya.
Dulu dia juga takut dengan ular. Namun, setelah tahu bahwa ular yang dia takuti bisa berubah menjadi manusia. Yuri mulai terbiasa. Berbeda dengan Oydis yang menurut cerita Kyo memiliki rasa trauma dengan ular. Akan lebih sulit disembuhkan bahkan jika pasangannya adalah Orc ular.
Untung mereka masih kecil sehingga tidak akan melakukan kegiatan yang mengharuskan Fro berubah menjadi ular agar bisa mendapatkan keturunan. Pasti jika itu harus terjadi sekarang, Oydis keburu mati ketakutan karena tidak mau kawin dengan ular.
Karena mereka masih kecil dan masa penyatuan masih lama. Yuri berharap bahwa waktu akan membuat Oydis sembuh dari trauma dan bisa melihat Fro dalam bentuk binatangnya.
Fro sendiri tidak menyangka bahwa reaksi Oydis akan sangat ekstrim ketika bangun. Semalam saat Oydis pingsan, dia tidak terlalu berpikir banyak karena mengira betina itu sudah kehabisan tenaga dan waktunya menempel padanya seperti beberapa hari lalu di mana Oydis selalu tidur dalam pelukannya. Jadi, dengan tanpa ada rasa khawatir, Fro memasukkannya ke sarang dan tidur bersama.
Siapa sangka ternyata pasangannya memang benar-benar takut terhadap ular.
Fro segera berubah kembali ke bentuk Orc dan memandang ibunya dengan bingung. Tidak tahu harus melakukan apa sekaligus merasa bersalah karena membuat betina menangis dengan parah.
Meski betina itu adalah pasangan yang dipaksakan kepadanya. Namun, karena dia juga sudah menerima maka hidup dan kebahagiaan Odyis secara otomatis memang sudah menjadi tanggung jawabnya.
Jika betinanya sakit, dia yang harus merawatnya. Jika betinanya lapar, dia juga yang harus mencarikan makanan untuknya dan jika betinanya menangis atau sedih. Dia juga yang harus menghibur dan membuatnya bahagia. Tapi, bagaimana jika dia yang membuatnya menangis?
Fro masih kecil, dia hanya bisa membujuk Neo dengan makanan saat adiknya marah. Sekarang, bagaimana cara membujuk Oydis agar tidak menangis lagi? Apa makanan juga akan berpengaruh.
"Aku benci ular, aku tidak mau melihat ular. Aku tidak mau mati di makan ular." Oydis menangis dalam pelukan Yuri masih takut.
"Tidak apa-apa. Sudah tidak ada ular di sini. Lihat ... hanya ada para Orc. Tidak ada yang perlu kamu takutkan." Yuri menyadari bahwa sepertinya perkataan dirinya tidak masuk ke telinga Oydis karena dia yang terlalu panik.