Minggu lupa ga update
Senin ingat tapi pas mau up malah wifi gangguan Ampe tengah malam wkkkInfo2
Yang mau beli pdf masih ada diskon 10k/ pdf sampai tgl 5 yaYang mau beli versi cetak novel aku judul apa pun
Bisa ikut Po di WhatsApp
082329585184Terima kasih
Enjoy reading
***
"Bright ... apa kamu pikir dengan topeng itu, kamu bisa menyembunyikan identitasmu dariku?" Raja mendekat tanpa rasa takut. Setiap langkah diambil dengan mantap dan penuh wibawa.
"Lalu apa? Ingin membunuhku lagi?" Tanpa di duga. Demon Lord sama sekali tidak membantah hingga membuat langkah Raja berhenti karena tidak menyangka Bright akan mengakuinya semudah itu.
"Seperti biasa, kamu masih sangat arogan." Raja mengungkapkan.
"Ya, kamu juga masih seperti dulu. Merasa paling benar." Bright mencibir.
"Aku tidak peduli jika kamu ingin menyembunyikan identitasmu. Namun, sepertinya kamu sengaja melakukannya agar suku bulu burung membenci Zeleart. Sehingga dia tidak akan bisa membawa Fire yang merupakan keturunanmu satu-satunya untuk meninggalkan suku." Raja langsung menebak tujuannya.
"Benar-benar tidak berubah. Kamu langsung menghakimi tanpa pandang bulu." Meski Bright tahu perbuatannya membuat benua Orc terbagi menjadi 2 kubu. Namun, percayalah dia melakukan tanpa sengaja. Karena tujuan utamanya hanyalah menyelamatkan wajah dan harga dirinya karena ditolak Zeleart.
"Apa yang kalian bicarakan? Kenapa membawa-bawa nama ayahku!" Fire yang mendengar dari samping segera menyela. Ayahnya sudah meninggal dan dia tidak suka mendengarkan orang lain membahas atau menggunakan nama ayahnya meski tanpa sengaja sekalipun.
Raja menatap Fire dengan seringai mencemooh. "Sebagai anak, kamu bahkan tidak mengenali ayahmu sendiri?" ucap Raja sembari melirik ke arah Demon Lord yang diam dengan tenang. Seolah-olah yang dibahas bukan dirinya.
"Apa maksudmu?" Di dalam otak Fire sebenarnya sudah menebak secara brutal saat mendengar Raja menyebut demon lord dengan nama ayahnya. Tapi, saat itu seluruh suku sangat yakin bahwa Patriak mereka sudah meninggal karena warisan api Phoenix jatuh ke tangan Fire.
Tidak banyak yang tahu bahwa. Api Phoenix yang dimiliki setiap Patriak suku bulu burung sebenarnya hanya bisa dimiliki satu orang di seluruh dunia Orc. Itulah kenapa Patriak suku bulu burung selalu melakukan perkawinan yang beresiko tinggi hingga membuat betina kesakitan saat hamil serta melahirkan telur mereka. Karena selain memastikan anak mereka memiliki kekuatan yang sama, Mereka juga tidak ingin warisan api Phoenix hilang atau dimiliki suku lain jika sampai Patriak dari suku bulu burung tidak memiliki keturunan dengan kekuatan api yang kuat
Kekuatan api dan api Phoenix mungkin terlihat sama saja. Tetapi saat terjadi pertarungan barulah perbedaan mereka akan terlihat. Jika Patriak lama menyerahkan api Phoenix pada keturunannya maka secara otomatis kekuatan api milik keturunannya akan lebih kuat dan hebat dari mantan Patriak. Bahkan jika mantan Patriak memiliki level 10 dan keturunannya baru level 5, selama api Phoenix di wariskan. Maka, secara otomatis level kekuatan warisan juga akan bekerja dan besar kemungkinan jika terjadi pertarungan maka level 5 dengan api Phoenix akan bisa mengalahkan level 10 api biasa.
Itulah istimewa api milik Patriak suku bulu burung yang tidak mungkin bisa ditiru dan dikembangkan oleh siapapun. Jadi, setiap Patriak suku bulu burung meninggal. Mereka secara otomatis akan membakar tubuh mereka hingga bersih tanpa menyisakan abu sekalipun.
Hal ini dilakukan agar tidak ada Orc jahat yang mencuri mayat mereka atau menggunakan tubuh yang pernah berisi api Phoenix untuk dipelajari atau digunakan untuk pengorbanan agar kekuatan jatuh pada Orc jahat.
Suku bulu burung sendiri memiliki batu penguji kekuatan api. Jadi, ketika api Phoenix diberikan pada keturunannya. Maka, batu api akan segera memberi tanda.
Ketika Bright jatuh ke jurang maut kekuatan Phoenix tiba-tiba jatuh ke tangan Fire sehingga seluruh suku yakin bahwa Bright sudah meninggal dan membakar tubuhnya sendiri karena begitu mereka turun ke jurang maut. Mereka tidak menemukan tubuh Bright di manapun.
Tapi ... bagaimana mungkin Demon Lord bisa menjadi ayahnya?
Sebelum ini, Fire sudah pernah bertemu sekali dan dia benar-benar tidak mengenali Demon Lord sebagai ayahnya. Meski setelah dilihat-lihat postur tubuhnya memang sesuai dengan ayahnya, tapi kekuatan api tidak mungkin dipalsukan.
Jelas kekuatan Demon Lord bukan api, tapi magma hitam. Bagaimana mungkin kekuatan element bisa berubah? Hal itu bahkan tidak ada dalam sejarah.
Melihat wajah anaknya yang seperti terkejut, tidak percaya namun juga antusias. Bright benar-benar tidak berdaya. Meski begitu dia tetap berusaha menutupi rasa khawatirnya dengan tetap memasang postur sombong, padahal jantungnya berdebar kencang penuh antisipasi karena penyamarannya akhirnya ditemukan.
"Karena semua sudah terbuka. Jadi, tidak perlu ditutup-tutupi lagi." Bright melepaskan topeng dan melempar sembarangan. Membuat Fire yang tadi setengah percaya langsung melebarkan matanya karena ternyata ayahnya memang masih hidup.
"A ... ayah ...!" Fire membuka mulutnya penuh rasa kebingungan. "Kenapa kamu berbohong padaku? Kita sudah pernah bertemu sebelumnya, tapi kamu menyembunyikan hal sepeting ini?"
Apakah dia sangat tidak kompeten sampai ayahnya sendiri tidak percaya padanya?
"Kenapa?" tanya Fire meminta penjelasan.
"Apakah kamu masih ingin bertanya? Jelas dia hanya ingin memisahkan kamu dan ibumu." Raja menyahut.
"Jangan bicara omong kosong. Ketika aku jatuh ke jurang maut, aku sudah melepaskan semua ikatan dengan dunia luar. Tidak peduli dengan apa yang ingin kalian lakukan. Saat ini, aku hanya ingin menghabiskan waktuku di jurang maut dengan tenang!" Bright segera membantah.
"Tapi kematian palsumu membuat suku singa musnah dan kerajaan bermusuhan dengan suku bulu burung. Apa kamu memang seegois itu? Setelah melakukan kejahatan lalu bersembunyi seperti korban?"
"Aku tidak ada hubungan dengan musnahnya suku singa. Jangan menuduh sembarangan. Di sini aku memang korban! Kamu dan Zeleart selingkuh dan berusaha membunuhku!!!!" Bright mengangkat pedang dan menunjuk langsung ke wajah Raja.
"Jika kamu tidak membunuh pasangan pertama Zeleart lalu menyakiti dan mengurungnya seperti tawanan. Maka, Zeleart tidak akan putus asa dan meminta tolong padaku. Adapun kematian palsumu bahkan aku juga tidak berniat membunuhmu sama sekali. Aku hanya ingin membawa Zeleart pergi dari penjaramu."
"Penjara? Kurungan? Apa kamu pikir aku sejahat itu pada pasanganku sendiri?!!!" Bright tidak menyangka akan mendapat tuduhan seperti itu.
"Bright, bahkan kamu sekarang bisa berbohong dengan mata terbuka? Jika kamu tidak mengurung Zeleart dan memukulinya. Akankah aku tergerak membantu?"
"Aku yang membebaskan Zeleart dari kurunganmu. Aku yang memotong tali yang mengikat ke dua tangan dan kakinya. Aku juga melihat dengan mata kepalaku sendiri seberapa menyedihkannya Zeleart saat itu. Kurus dan penuh luka!!!"
"Dan di sini kami masih berusaha menyangkalnya?"
"Dasar Bajingan!!!!" Raja benar-benar marah mengingat penderita istrinya.
Melihat keadaan semakin memanas. Mozan segera mundur dengan pelan tanpa mau tahu keluhan diantara mereka. Bagaimanapun dilihat dari kondisinya, itu adalah urusan pribadi yang sebagai orang luar Mozan tidak ingin ikut campur.
Mozan akan membantu Fire jika sampai terjadi pertarungan lagi. Tapi, dia tidak menyediakan fungsi berdebat dan ikut koar-koar layaknya netizen yang membahas soal politik dan ekonomi seolah-olah dia adalah ahli mengatur negara.
Mozan mundur dengan damai.
Baiyu hanya melihat dan menulikan telinga seolah-olah dia hanya kucing yang tidak tahu apa-apa. Tentu sembari menjilati tubuhnya yang terluka agar segera sembuh.
Hanya Kyo yang merajut dahinya dan semakin mengernyit dalam ketika ke tiga orang di depannya semakin memanas dan bisa meledak sewaktu-waktu jika tidak segera dihentikan.
***
TBC