Enjoy Reading
***
Fro duduk dengan wajah pasrah.
Setelah diperiksa lebih lanjut, jelas bahwa meski kekuatan elemen miliknya belum bangkit. Tapi, 99% dipastikan bahwa kekuatan dirinya adalah elemen air yang diwariskan dari Mozan dan sangat sesuai untuk konstitusi tubuh Odyis yang seekor hamster di mana mereka biasanya menyukai tempat tinggal yang kering dan hangat.
Saling berlawanan sekaligus saling melengkapi.
"Meski cocok. Tapi mereka masih sama-sama kecil. Sangat tidak pantas jika harus melakukan perkawinan." Yuri sangat bingung. Di satu sisi dia ingin menyelamatkan betina itu, tapi di sisi lain ada anaknya yang belum cukup umur.
Jika Fro sudah dewasa. Yuri tidak akan keberatan dengan siapa pun pasangannya karena tahu bahwa betina di dunia Orc sangat langka. Bahkan dulu dia sempat berpikir bahwa kemungkinan terburuk bisa terjadi di masa depan jika anaknya sudah dewasa.
Yuri bahkan sempat berpikir jika anak-anak memiliki selera yang sama, mungkin mereka akan berbagi pasangan dengan kakak atau adiknya sendiri. Meski membayangkan saja sangat tidak tertahankan, namun di dunia Orc di mana betina tidak bisa dapatkan dengan mudah maka Yuri bahkan sudah menyiapkan diri untuk kemungkinan terburuk.
Sekarang, tanpa usaha bahkan ada betina yang bisa langsung menjadi pasangan anaknya tanpa harus berjuang dan berbagi karena kondisi Odyis yang hanya bisa dekat dengan Fro. Tapi ... kenapa harus sekarang? Jika semuanya terjadi 10 atau 15 tahun yang akan datang, maka Yuri tidak perlu mengalami dilema seperti ini.
"Sepertinya dia terlihat nyaman ketika memakan darah Fro. Lihat ... tubuhnya memerah seperti kepanasan dan terbakar. Namun, begitu menjilat darah dari Fro dia langsung seperti menemukan penawar racun. Mungkin ... kita bisa mencoba memberikan sedikit darah dari tubuh Fro untuk menganalisisnya." Raja yang ikut memperhatikan sedari tadi akhirnya ikut buka suara.
"Itu tidak masalah." Fro segera setuju. Apa saja asal jangan suruh memiliki pasangan sekarang. Bahkan tanpa menunggu ibunya bereaksi, dia melukai lengannya sendiri dan segera mendekatkan darah yang mengalir ke bibir Odyis.
Seperti mendapat air di gurun pasir tanpa di suruh Odyis menjilat dan bahkan menghisap darah Fro dengan sangat rakus. Benar-benar memperlakukan darah Fros seperti penyelamat hidupnya.
"Fro ... apa kamu baik-baik saja?" Yuri khawatir ketika melihat Odyis yang terus menghisap seperti ingin mengeringkan darah dalam tubuh Fro.
"Tidak apa-apa, dia hanya menghisap sedikit." Fro memang tidak merasa kuwalahan. Meski hisapan itu membuat tubuhnya entah kenapa menjadi panas, namun dia masih bisa menahannya.
Setelah beberapa saat, wajah pucat Odyis terlihat merona dan matanya yang sedari tadi tertutup akhirnya terbuka.
Odyis melihat ke depan dan langsung merasa linglung karena berada dalam pelukan pejantan kecil yang tidak dia kenal. "Siapa kamu?" tanya Odyis curiga dan langsung mendorong tubuh Fro menjauh. Meski pejantan di depannya terlihat tampan, namun dia tidak akan memeluk orang secara sembarangan. Sayangnya, meski dia sudah lebih baik kakinya masih lemas dan hampir jatuh lagi saat hendak berdiri. Untung Yuri segera memegangnya karena Fro terlihat sama sekali tidak akan menyentuhnya jika bukan karena terpaksa.
"Adyis jangan buru-buru bergerak. Kamu baru berubah menjadi Orc dan belum terbiasa." Yuri membantunya kembali duduk.
Odyis melihat Yuri semakin bingung karena dia juga merasa tidak mengenal betina cantik di depannya. Namun, begitu pandangannya berpindah ke tempat lain. Odyis langsung melihat Kyo dan seketika matanya berbinar-binar seperti menemukan penyelamat.