Api Phoenix

1.5K 227 1
                                    

Enjoy Reading

***

"Kenapa kamu tiba-tiba ingin pergi ke jurang maut?" Ini masih musim dingin dengan salju tebal yang menutupi semua permukaan tanah. Apalagi Fire yang memiliki kekuatan api sangat membenci Es. Berbeda dengan Mozan yang memiliki kekuatan es, yang bahkan jika dia dilempar telanjang dalam tumpukan salju bukan membeku namun dia mungkin malah cosplayer menjadi es batu sekalian.

"Ada sesuatu yang harus aku lakukan. Tenang saja, aku akan kembali sebelum kamu meninggalkan suku bulu burung." Kepergian Yuri dari suku bulu burung memang belum di umumkan. Hal itu sengaja Fire lakukan karena ingin memberikan shok therapi pada semua Orc di suku yang berani membangkang keputusannya.

Fire sudah ratusan tahun menjadi Patriak dan dia sangat tidak puas karena para panutua sekarang berani mempertanyakan keputusannya. Apalagi dia merasa tidak enak dengan Yuri karena pada awal dia datang. Yuri selalu memuji bahwa di suku bulu burung para betina sangat baik, jujur dan apa adanya. Tidak saling menjelekkan apalagi membicarakan keburukan di belakang punggungnya.

Namun ternyata mereka benar-benar berani membicarakan Yuri dengan rasa ketidakpuasan. Fire memang pemimpin di suku bulu burung, namun dia juga tidak mungkin bisa menutup semua mulut agar tidak bergosip tentang pasangannya. Tapi, bukan berarti dia juga akan diam saja.

Untuk itulah dia harus pergi ke jurang maut menanyakan sesuatu kepada ayahnya. Jadi, saat semuanya sudah siap. Dia akan memberi para penggosip itu pelajaran bahwa lidah mereka bisa menjadi bumerang untuk mereka sendiri. Itu juga agar kedepannya tidak ada yang berani mempertanyakan seorang Patriak lagi.

"Apa kamu sendirian? Apa perlu Kyo menemanimu?" tanya Yuri.

"Tidak perlu, aku sudah berkali-kali ke sana dan tidak ada yang bisa melukaiku. Lagipula jika terbang cepat hanya butuh waktu satu hari untuk sampai di jurang maut. Jadi, tiga hari kemudian aku sudah akan kembali."

"Baiklah ... kalau begitu hati-hati." Sebenarnya Yuri ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan Fire karena jika dia sudah kembali ke suku ular nanti Fire pasti tidak akan mengikuti karena dia adalah Patriak di suku bulu burung yang memiliki kewajiban dan tanggung jawab di sana. Jadi tidak bisa meninggalkan sukunya setiap saat.

Bahkan kedepannya Yuri mungkin hanya akan bisa bertemu Fire sekali dalam setahun karena jarak suku yang lumayan jauh. Makanya sebelum pergi, Yuri sengaja memperlama waktu bersama Fire dan mengurangi jatah ke tiga pasangannya yang lain. Untung mereka semua mengerti dan tidak ada yang protes.

"Jika ada yang membuatmu kesal di suku selama aku pergi. Kamu boleh menyuruh Mozan melenyapkannya. Tidak perlu takut, aku yang bertanggung jawab. Yang penting jangan sampai ada yang mengganggu dirimu. Oke!"

Yuri mengangguk. Karena yakin meskipun orang-orang di suku bulu burung tidak puas dengan dirinya namun tidak akan ada yang berani menyakiti dirinya ataupun pasangannya yang lain.

Fire mencium Yuri sebelum akhirnya dia terbang tinggi dengan sayap merah membara dan gerakan ringan yang indah hingga akhirnya menjauh dan tidak terlihat oleh matanya.

Fire terus terbang tanpa mempedulikan salju yang turun dan berusaha membuat sayapnya membeku. Untung dia punya kekuatan api yang meski berada di tengah hujan badai salju, dia akan tetap merasa hangat. Meski begitu dia tetap lebih suka melakukan perjalanan saat musim semi.

Begitu mencapai pinggiran kabut yang bisa membuat semua Orc tersesat, Fire turun dan berjalan di darat karena jika memaksakan terbang di atas kabut yang ada dia malah akan menabrak sembarangan.

Sudah sore dan matahari hampir tenggelam ketika Fire akhirnya sampai di kediaman Nathan. Kedatangannya tentu sudah dirasakan oleh ayahnya dan tanpa banyak komunikasi Bright yang awalnya berada di luar, juga langsung kembali.

"Ayah."

"Ada apa?" tanya Bright tanpa basa basi. Dia tahu jika tidak ada hal yang penting, Fire tidak mungkin pergi ke jurang maut menemui dirinya.

"Aku ingin tahu caranya melepaskan api Phoenix dari tubuhku."

"Apa!!!" Bright seperti salah dengar.

"Aku ingin pensiun sebagai Patriak suku bulu burung, jadi aku harus melepaskan api Phoenix untuk diberikan pada Patriak selanjutnya."

Bright tercengang. Anaknya masih sangat muda, kenapa dia ingin mengundurkan diri. "Fire ... apa kamu serius?"

"Ya." Jika masih menyandang status Patriak. Fire tidak bisa tinggal bebas bersama Yuri. Namun, jika dia melepaskan jabatannya. Maka, Fire bebas pergi ke mana saja tanpa batasan waktu karena semua waktunya hanya akan di habiskan bersama pasangannya.

Biar orang-orang di suku bulu burung tahu rasa karena membuatnya kesal. Berani membantahnya sebagai Patriak, jadi untuk apa dia jadi Patriak mereka. Lebih baik mengundurkan diri dari pada memimpin orang-orang yang tidak patuh dan berani bergosip dibelakangnya.

Toh bukan Fire yang membutuhkan mereka tapi merekalah yang membutuhkan perlindungan darinya.

"Fire ... ada perbedaan antara api biasa dan api Phoenix. Jika kamu melepaskan api Phoenix, kekuatanmu akan menurun." Bright mengingatkan.

"Aku tahu itu. Makanya aku datang kemari. Bukankah ayah mengatakan tidak bisa mengajariku esensi gabungan karena aku sudah punya 2 kekuatan di dalam tubuhku. Api biasa dan api Phoenix. Jadi, aku akan melepaskan salah satunya lalu ayah bisa mengajariku esensi gabungan."

"Tapi little Fire masih terlalu muda untuk jadi Patriak."

"Tenang saja,dia sangat cerdas dan bisa diandalkan. Lagipula aku juga sudah jadi Patriak sejak masih kecil dan bisa melakukannya. Little Fire bahkan lebih berbakat dari pada aku, jadi dia pasti akan bisa memimpin dengan lebih baik." Fire tidak khawatir sama sekali. Karena yakin anaknya bisa melakukannya.

"Melepaskan api Phoenix juga bukan hal yang mudah. Orang yang tidak mengalaminya hanya akan mengatakan asal pemilik melepaskan api akan berpindah. Tapi ... itu tidak sesederhana yang dikatakan. Karena api hanya akan berpindah jika kamu sekarat."

"Apa kamu yakin ingin melakukannya?" Bright kembali bertanya.

"Ya, aku ingin melakukannya." Fire sangat yakin.

Melihat sikap teguh anaknya. Bright mendesah dan akhirnya menerima keputusan itu.

"Kalau begitu, kamu harus bisa menahan rasa sakit ini." Begitu selesai bicara, Bright tiba-tiba menancapkan pedangnya hingga menembus jantung Fire.

Fire yang tidak siap langsung terpana dan jatuh terduduk begitu pedang dicabut dari dadanya. Napasnya tersengal-sengal dan darah mengucur deras seperti air yang bocor.

"Sekarang kamu bisa melepaskan api Phoenix darimu." Bright mendorong tubuh Fire hingga terlentang dan menekan lukanya hingga Fire mengerang kesakitan saat dia mengalami apa yang dinamakan sekarat.

***

Di Suku Bulu Burung.

"Ini tidak mungkin!!!!"

"Mustahil!!!"

"Kemana Patriak Fire!!!"

"TIDAKKKKKKK!!!"

"Patriak tidak mungkin mati!!!"

Panutua yang menjaga batu tanda api Phoenix langsung panik begitu melihat batunya bersinar bertanda ada pengalihan api Phoenix dari Patriak lama ke Patriak yang baru.

Patriak Fire sangat kuat, bahkan lebih kuat dari patriak-patriak sebelumya. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?

Siapa yang bisa mengalahkan kekuatan level 10 dengan api Phoenix miliknya?

Siapa yang bisa membunuh Fire sang Phoenix!!!

Panutua sangat putus asa dan segera genderang duka lara menggema di seluruh suku bulu burung.

***

TBC

yatb 5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang