Kesalahpahaman 3

2.8K 360 14
                                    

Enjoy reading

***

"Cabut tuduhan tidak masuk akalmu itu. Aku tidak pernah menyiksa Zeleart!!!" Bright tidak terima karena dituduh melakukan hal yang tidak pernah dia lakukan. Meski dia merencanakan semua itu tapi dijudge langsung memang terasa tidak tertahankan.

"Kamu masih berani menyangkal? Kalau kamu tidak menyiksanya, kenapa tubuhnya penuh luka? Kalau kamu tidak menahan dan mengurungnya kenapa tangan dan kakinya terikat dengan banyak pengawal menjaga dan mengawasi tempat tinggalnya seolah-olah takut kalau Zeleart kabur?" Raja semakin marah. Teman yang dia hormati ternyata memperlakukan pasangannya dengan sangat kejam. Tentu saja dia juga sangat kecewa saat itu.

"Ayah ... apa kamu benar-benar menyiksa ibuku?" Selama ini, Fire selalu percaya ayahnya adalah korban. Raja dan Ratu adalah 2 pezina yang menjijikkan karena membunuh teman dan suami sendiri demi bisa bersama. Bahkan rela meninggalkan anaknya yang masih belia demi keegoisan mereka.

Tapi ... jika ternyata ayahnya yang menyiksa ibunya. Bukankah sangat wajar jika ibunya memberontak dan kabur. Sangat wajar juga jika ibunya tidak membawanya karena takut dikejar seluruh suku bulu burung karena membawa kabur calon Patriak mereka.

Melihat tatapan runtuh dan kecewa dari anaknya. Bright segera memalingkan wajahnya dan mengumpat kesal. "Aku tidak pernah melakukan itu." Bright membantah lagi.

"Terserah kamu. Apakah kamu mau mengakuinya atau tidak. Aku hanya percaya dengan apa yang aku lihat." Raja semakin memandang rendah mantan temannya itu. Merasa Zeleart mengalami musibah karena pernah bersamanya.

Bright melihat ke arah Raja lalu berbalik ke arah Fire. "Tinggalkan kami berdua," pintanya pad Fire karena tidak mau bicara di depan anaknya

"Tidak! Aku bukan anak kecil dan aku butuh tahu kebenarannya!" Fire menolak pergi karena dia tidak mau menjadi orang buta yang tidak tahu apa-apa.

Bright memejamkan matanya seolah ingin melupakan kejadian dulu. Dia lalu memandang Raja dengan wajah pahit. "Ya ... harus aku akui aku bersalah ketika mencoba membunuh Nathan."

"Sekarang kamu mengakuinya?" Raja mencibir.

"Tapi ... aku benar-benar tidak menyiksa Zeleart." Bright menghembuskan napas lelah.

"Aku memang egois karena menginginkan Zeleart untukku sendiri. Aku memang jahat karena menyingkirkan Nathan dari sisinya. Tapi ... aku tidak berharap bahwa hasilnya akan seperti itu."

"Kita semua tahu. Betina adalah makhluk yang egois. Asal kita kuat dan berkuasa, betina akan merangkak ke paha yang terkuat untuk perlindungan. Tapi ... Zeleart berbeda, bukan hanya dia tidak silau dengan statusku sebagai Patriak. Dia bahkan rela meninggalkan aku jika Nathan mau kembali padanya."

"Pejantan mana yang akan rela ditinggalkan oleh betina yang bahkan saingannya tidak memiliki kekuatan sama sekali. Jadi, aku pikir jika aku menyingkirkan Nathan maka Zeleart akan tetap bersamaku dengan jujur."

Bright menertawakan dirinya sendiri. "Tapi ... siapa sangka, bukan hanya tidak memilihku. Zeleart juga sangat marah hingga semua tindakannya menjadi tak terkendali."

"Aku bersumpah demi dewa binatang bahwa aku tidak pernah menyiksa dan berniat mengurung Zeleart sama sekali." Bright mengangkat sumpah dengan sangat yakin. Karena satu-satunya hal yang bisa membuat Raja dan anaknya percaya pasti hanyalah sumpahnya.

Benar saja, begitu sumpahnya jatuh. Raja dan Fire langsung memandangnya dengan cara berbeda. Tidak menghakimi seperti sebelumnya.

"Kalau bukan kamu pelakunya. Siapa yang membuat Zeleart penuh luka di sekujur tubuhnya?" tanya Raja benar-benar ingin tahu. Makhluk mana yang berani menyakiti betina kesayangannya.

yatb 5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang