Enjoy Reading
***
Yuri meletakkan tangannya di atas batu dan hanya bisa dipeluk oleh Kyo karena tubuhnya sudah lemas. Telapak tangannya memerah karena batu yang keras dan kasar, mulutnya terus merengek dan menangis. Tubuhnya sudah sepenuhnya telanjang dengan posisi membelakangi Kyo dengan pinggul yang dipaksa ke atas membentuk huruf L horizontal. Kakinya bahkan tidak menyentuh tanah karena mengambang di atas permukaan air sehingga tumbuhannya hanya bertumpu pada kedua tangan di atas batu dan juga cengkraman tangan Kyo agar dia tidak tenggelam dan masuk ke dalam air.
Yuri tidak pernah menyangka bahwa masa Estrus akan sangat mengerikan bagi pejantan. Awalanya Dia pikir Kyo akan sedikit lepas kendali seperti pasangannya yang lain. Siapa sangka Kyo bukan hanya lepas kendali tapi benar-benar seperti kehilangan akal sehat. Tidak peduli seperti apa ratapan dan tangisan Yuri berusaha menahan serangannya. Kyo tidak pernah mengendur dan bahkan cenderung semakin brutal dan kasar.
Tak sadarkah dia, dari pasangan Yuri miliki KYo adalah yang terbesar. Jadi ini benar-benar sangat sulit ditangani olehnya. Saat Kyo bersikap lembut itu baik-baik saja, namun saat Kyo terlalu bersemangat seperti ini. Yuri serasa diterjang badai topan dan yang melemparkan dirinya ke sana kemari hingga membuat kepalnya seperti berputar tak terkendali.
Yuri tidak bisa melihat kebelakang, namun dia bisa merasakan kewanitaannya meregang sangat kencang hingga terasa akan robek akibat milik Kyo yang terlalu besar bergerak tanpa kelembutan seperti biasanya. Wajahnya sudah pucat namun juga bercampur kesenangan yang tidak bisa dia kendalikan.
Yuri tidak bisa berpikir sama sekali karena Kyo kembali menekan tubuhnya dan menghentakkan raksasa miliknya dengan kuat tanpa ada tanda-tanda akan berhenti. Yuri ... ingin segera berhenti.
Lubang kewanitaannya sudah diserbu berjam-jam hingga sangat basah dan lunak. Bokongnya yang kenyal ikut memerah karena benturan dari tubuh Kyo serta cengkraman tangan yang sesekali meremas seperti ingin menguleninya layaknya adonan. Matahari bahkan sudah tenggelam dan hanya menyisakan semburat jingga bertanda malam akan segera datang.
"Kyo ... ahhh ... ahhh ... ayo kembali ... ahh ... sudah malam." Yuri berusaha bernegosiasi dengan suara penuh desahan dan tubuh gemetar karena rangsangan. Tenggorokannya bahkan sudah mulai serak karena terlalu banyak berteriak.
Kyo tidak menjawab karena sudah diliputi napsu. Namun seperti sudah naluri dia tahu bahwa Yuri sudah terlalu lama berendam di dalam air dan tidak ingin dia jatuh sakit. Maka dia akhirnya melepaskan penyatuan mereka mengangkat tubuh Yuri dari air dan kembali mengenakan pakaiannya.
Yuri yang sudah berjam-jam digempur seketika mendesah lega karena sepertinya meski Kyo dalam masa Estrus ternyata dia benar-benar masih mengingat bahwa Yuri tidak nyaman dan mulai kelelahan.
Sayangnya dia salah, karena ketika Yuri selesai berpakaian. Kyo yang juga hanya mengenakan penutup tubuh bagian bawah, segera menyingkap kainnya ke atas hingga kejantanannya yang masih tegak menantang langsung mencuat keluar dengan gagahnya.
Sebelum Yuri bereaksi tubuhnya juga sudah diangkat sehingga dengan refleks Yuri mengalungkan kedua tangannya di leher Kyo dengan ke dua kakinya berada di pinggang dan sebelum dia tahu apa yang terjadi, Kyo menjatuhkan pantatnya ke bawah sehingga kejantanan Kyo langsung menerobos dengan sempurna hingga pangkalnya.
"AAKKKHHHH!!!" Wajah Yuri seketika mendongak dengan jeritan memecah keheningan sungai. Bersama Kyo, dia belum pernah dalam posisi seperti ini yang menyebabkan penyatuan mereka terasa lebih dalam dari yang sebelum-sebelumnya.
Air mata fisiologis mengalir dan Yuri dengan jelas melihat ke arah perutnya. Di mana ada tonjolan di sana yang sedang mengaduk perutnya hingga terasa akan menusuk organ dalamnya.