Nama

1.4K 213 3
                                    

Enjoy Reading

***

"Kamu sudah bangun?"

Ketika Fire membuka matanya dia langsung melihat ayahnya yang sedang menggosok pedangnya. Dia lalu melihat ke arah dadanya yang robek dan ada jahitan kasar di sana.

Pedang itu adalah pedang yang sudah membuat jantungnya bocor.

"Kamu menusukku tanpa rasa menyesal?" Sebagai anaknya Fire merasa sangat kesal karena ditusuk tanpa peringatan. Dia jadi mempertanyakan diri sendiri. Benarkah dia anaknya Bright. Kenapa dia bisa menusuk anaknya sendiri dengan santai seperti mereka hanya sedang bermain.

"Bukankah kamu ingin melepaskan api Phoenix, aku kan hanya membantu." Bright menjelaskan.

"Apa tidak bisa memberitahuku dulu sebelum menusuk? Kamu membuatku sangat terkejut." Setidaknya kasih penjelasan bahwa dia harus menusuknya jika ingin melepaskan api Phoenix. Bukan main tusuk dan lepaskan sesuka hati.

"Itu berarti gerakan refleksmu masih kurang bagus. Lagipula ternyata kamu lebih lemah dari yang aku bayangkan." Tidak merasa bersalah dan Bright malah menghinanya.

"Aku hanya terkejut, bukan lemah." Fire langsung membantah sembari berusaha duduk. Mengernyit karena masih ada rasa sakit di dadanya.

"Aku hanya memberimu satu tusukan dan kamu pingsan selama 3 hari. Bukankah itu lemah?"

"Lihat aku, bahkan jika ku ditusuk hingga ususku keluar, aku masih bisa bertarung dengan full power." Bright membanggakan dirinya sendiri.

"3 hari?" Fire mengabaikan kesombongan ayahnya karena kata 3 hari yang malah membuatnya tidak percaya.

Bagaimana dia bisa pingsan selama itu!!!

"Sial ... aku harus segera kembali. Aw ...." Karena terburu-buru bergerak dia merasa luka di dadanya akan robek lagi.

"Lemah dan ceroboh." Bright berdecak tidak senang.

"Aku hanya mengatakan akan pergi selama tiga hari, jika aku tidak kembali Yuri akan khawatir." Fire menjelaskan kenapa dia terburu-buru.

"Kamu ke sini tanpa persiapan. Apa kamu juga sebodoh para panutua di suku bulu burung yang menganggap pergantian api poenix itu sangatlah mudah."

"Butuh keyakinan, kekuatan untuk melakukannya. Salah sedikit nyawamu akan benar-benar melayang." Bright bicara dengan gamblang dan menegur kecerobohan anaknya itu.

"Lagipula, apa kamu lupa kami di sini tidak memiliki banyak obat-obatan selain sedikit yang ditinggalkan pasanganmu. Jadi, jangan bergerak dulu sampai lukamu benar-benar kering atau itu akan robek lagi dan kamu benar-benar mati." Bright memperingatkan.

"Benar. Kamu tetap di tempat tidur sampai sembuh. Jangan membuat persediaan obatku yang sudah tipis berakhir sia-sia karena kamu yang ceroboh." Tiba-tiba suara Nathan ikut menginterupsi. Dia adalah orang yang merawat luka dan menjahit dada Fire, jadi dia tidak mau usaha yang dia lakukan sekuat tenaga jadi sia-sia karena Fire yang tidak sabaran.

"Apakah kamu lapar? Aku membuatkan bubur untukmu." Tanpa memberi kesempatan Fire bicara Nathan membawa mangkuk berisi bubur ke hadapannya.

"Makanan apa ini?" Terlihat lembek seperti tanah kapur. Fire hanya melirik dan langsung kehilangan minat.

"Ini nasi bubur, Yuri yang memberiku bahan dan mengajariku membuatnya. Dan jangan khawatir, ini terbuat dari biji-bijian yang dihancurkan. Tubuhmu habis terluka dan tidak bisa makan makanan yang padat dulu."

"Oh ...." Begitu tahu bahwa bahan makanan ini diberikan oleh Yuri. Fire tidak menolak dan segera memakannya.

"Rasanya aneh," komentar Fire dengan wajah yang terdistorsi saat baru satu suap memasuki mulutnya.

yatb 5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang