Meninggal

1.6K 211 1
                                    

Enjoy Reading

***

Yuri sedang tidur siang ketika tiba-tiba merasa sakit di jantungnya. Sontak dia bangun dengan napas tersengal-sengal karena seperti mengalami mimpi buruk namun tidak bisa dia ingat.

"Ada apa?" Baiyu yang ada di sebelah dan sedang memeluknya tentu ikut terbangun karena melihat Yuri yang berkeringat dingin.

"Apakah kamu sakit?" Baiyu menyentuh kening Yuri dan tidak merasakan panas.

"Dadaku sakit. Tapi ... bukan sakit fisik." Yuri tahu apa yang dia rasakan bukan sakit seperti orang yang butuh pengobatan. Tapi lebih ke sakit seperti akan mendapatkan firasat yang buruk.

"Aku akan panggil dukun." Baiyu hendak pergi namun lengannya langsung di tahan oleh Yuri.

"Tidak ... ini bukan sakit seperti itu. Aku hanya merasa tidak nyaman. Rasanya seperti saat Mozan akan terluka ...."

"Di mana Mozan?" Yuri seketika bangun.

"Harusnya bersama anak-anak sedang berburu." Karena di suku bulu burung Orc yang memakan daging berjumlah minoritas, jadi baik Mozan, Baiyu dan Kyo lebih sering berburu sendiri untuk dikonsumsi.

"Kita cari Mozan sekarang!" Perasaan Yuri sangat tidak nyaman.

"Biar aku membawamu. Jangan berlarian sendiri, nanti kamu lelah." Baiyu segera berubah menjadi harimau agar Yuri bisa menungganginya.

Namun baru saja Baiyu melompat keluar dari rumah pohon. Terdengar suara tabuhan genderang yang suaranya bahkan bisa membuat tanah bergetar.

"Ada apa?" Yuri semakin yakin ada yang tidak beres.

"Kita akan mencari tahu." Baiyu berlari dan segera menuju arah suara genderang berasal.

Begitu semakin dekat dengan pusat suku bulu burung, Baiyu dan Yuri melihat banyak Orc baik jantan dan betina saling meratap dan menangis sedih. Seolah-olah mereka terkena bencana alam.

"Nyonya Patriak ...." Ajudan yang biasanya bersama Fire menghampiri begitu melihat kedatangan Yuri.

"Ada apa ini? Kenapa semua orang menangis sedih?" tanya Yuri dengan mata penuh harap bahwa tidak ada berbahaya.

"Nyonya Patriak ... saya ingin menyampaikan bahwa tuan ... Patriak Fire ... Patriak suku bulu burung ... beliau sudah meninggal."

"Ha? Apa yang kamu katakan? Apa kamu bercanda?"

"Jangan bicara sembarangan! Fire sedang pergi ke jurang maut tidak mungkin dia meninggal." Yuri tidak percaya dan langsung menyangkalnya.

Fire sangat kuat dan sombong. Orang menyebalkan seperti itu seharusnya susah mati. Jadi ... kabar ini pasti sebuah kebohongan.

"Nyonya ... kami semua kehilangan Patriak dan kami semua juga berduka."

"Tidak, aku masih tetap tidak percaya kalau Fire meninggal." Air mata jatuh dari pipinya, namun Yuri masih menyangkalnya.

Yuri masih ingat dengan jelas bagaimana perasaannya ketika kehilangan anak-anaknya lalu kehilangan Milis dan juga Moxio. Bagaimana mungkin sekarang dia rela jika harus kehilangan Fire juga.

"Di mana mayat Fire." Baiyu memeluk Yuri berusaha menguatkan Yuri. Dia juga tidak percaya Fire bisa mati tanpa sebab seperti ini.

Meski Fire menyebalkan dan sering mengejeknya lemah. Tapi, dia juga tidak pelit ilmu. Fire mau mengajarinya meningkatkan level, bahkan karena bantuan Fire, Baiyu yakin dia akan bisa menerobos level 5 tahun depan.

"Semua Patriak suku bulu burung yang meninggal tidak memiliki mayat. Mereka berubah menjadi debu untuk menjaga agar api Phoenix bisa jatuh ke tangan penerusnya."

yatb 5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang