Enjoy reading
***
Kali ini ketika membuka matanya lagi, Yuri sudah berada di atas ranjang yang nyaman dengan matahari pagi yang bersinar cerah menyapanya dari jendela.
Yuri bahkan tidak tahu kapan dia dibawa pulang setelah menemani Baiyu rebahan di pinggir sungai. Namun, dia yakin pasti satu hari sudah berlalu karena saat dia mengobati Baiyu hari sudah siang dan sekarang sudah kembali pagi.
"Kamu bangun tepat waktu." Suara Kyo membuat Yuri menoleh dan segera duduk.
Kyo datang lalu mengambil Yuri ke dalam pelukan dan mengangkatnya agar keluar dari ranjang. "Bersihkan diri dulu dan sarapan, kita akan pergi dari sini sebentar lagi." Kyo memberitahu kenapa dia menurunkan Yuri dari tempat tidur dengan paksa sembari membawanya ke kamar mandi.
"Pergi? Apa kita akan kembali ke suku ular?" tanya Yuri sudah menganggap rumahnya ada di suku ular.
"Kata Fire, kita kan kembali ke suku bulu burung." Dari semua pasangan Yuri. Status Fire adalah yang tertinggi, jadi untuk saat ini mereka semua sebagai pasangan Yuri bersedia mendengarkan pengaturannya. Fire adalah Patriak suku sekaligus anak ratu. Meski Kyo sendiri juga merupakan keponakan dari Raja. Tentu, keponakan dan anak masihlah lebih tinggi anak dalam hal status. Sedang untuk pengaturan selanjutnya, biar Yuri yang memutuskan ingin mereka tinggal di mana.
"Oh ... apa Ratu dan Raja juga akan ikut?" tanya Yuri penasaran.
"Raja dan Ratu sudah kembali ke kerajaan kemarin." Meski kesalahpahaman antara mereka sudah terbuka. Namun, sikap kaku tak bisa dilunakkan begitu saja. Jadi, untuk menghindari rasa yang tidak perlu. Raja dan Ratu segera pergi begitu Yuri dan Fire kembali bersama.
"Oh ... apakah itu berarti Ratu dan Demon Lord sekarang berdamai?" Yuri akan senang jika tidak perlu ada peperangan lagi.
"Aku tidak tahu. Tapi ... aku yakin mereka tidak akan pernah saling menjatuhkan. Bisa dikatakan mereka tidak lagi bermusuhan tapi juga tidak akan berteman."
Yuri mengangguk. Berteman dengan mantan pacar atau manatan suami yang pernah menyakiti dirinya pasti akan sangat sulit. Jadi, wajar jika Ratu juga enggan melakukannya.
"Baiklah, aku mandi dulu." Yuri melepaskan pelukan Kyo namun sepertinya Kyo enggan menurunkan dirinya dari dalam gendongan.
"Perlu aku bantu?" tanya Kyo senang jika bisa menemani Yuri mandi. Sejak berpisah dari suku ular, dia belum ada waktu berduaan dengannya. Tidak harus bercinta, asal bisa bersama sebentar saja dia sudah bahagia.
Melihat tatapan Kyo yang penuh harap. Yuri tidak bisa menolaknya dan mengalungkan ke dua tangannya ke leher Kyo lagi dengan penuh kepasrahan. "Bagus, aku sedang malas bergerak. Jadi, tolong mandikan aku. Tapi ... jangan lama-lama karena yang lain masih menunggu."
Yuri tahu bahwa Kyo tidak akan mengambil inisiatif karena dia orang yang selalu paling sabar dalam menunggu dirinya memiliki waktu untuk Kyo. Tidak akan mengajaknya bercinta karena tahu dia habis berduaan dengan Fire sehingga dia tidak mau membuatnya lebih lelah. Namun, Yuri juga harus ingat bahwa pasangannya tidak hanya ada satu dan dia yakin Kyo juga seperti pasangannya yang lain.
Butuh perhatian dari dirinya. Jadi, tanpa banyak bicara. Yuri secara langsung mengizinkan Kyo memilikinya pagi ini sebelum mereka kembali pulang.
Tetapi karena ini adalah rumah orang lain. Yuri berusaha menutup bibirnya dengan rapat agar suara desahan dari kamar mandi tidak membuat yang ada di luar mendengar. Dia lupa bahwa pendengaran Orc sangat tajam dan memiliki Indra penciuman yang kuat. Jadi, bahkan jika dia berusaha tidak bersuara tetap saja mereka yang ada di ruang tamu bisa mendengar dan mencium aroma percintaan Yuri dan Kyo.