Enjoy Reading
***
Sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya akan jatuh juga. Sepandai-pandainya Fire menyimpan desas-desus tentang dirinya akhirnya Yuri akan tahu juga.
Yuri yang sudah merasa nyaman tinggal di suku bulu burung awalnya mengira bahwa kehidupan di sana sangat sempurna. Namun, suatu hari akhirnya dia tahu bahwa apa yang terlihat dipermukaan tidak seindah bagian dalam.
Para Orc baik jantan dan betina selalu bersikap baik dan menghormati dirinya saat bertemu. Namun ternyata dibelakangnya mereka menjadikan Yuri bahan ketidakpuasan karena membiarkan seorang Patriak hebat seperti Fire memiliki betina yang membagi pasangan.
Yuri dulu merasa aturan di suku harimau yang menuntut Patriak dan bangsawan bisa memiliki satu betina untuk dirinya sendiri adalah sebuah keistimewaan yang mereka dapatkan karena kuat dan berkuasa. Namun ketika dia akhirnya membagi pasangan antara Baiyu dan Kyo, meski awalnya mereka sedih tapi tidak pernah ada penolakan.
Sekarang di tempat di mana Yuri awalnya merasa diterima tapi ternyata ditentang dibelakang nya. Yuri merasa sangat kecewa.
Jika saja saat ini bukan musim dingin, Yuri akan langsung mengajak Mozan dan pasangannya yang lain untuk pergi dari suku bulu burung yang tidak mau menerima mereka.
Percuma jika mereka menghormati Yuri namun ternyata memperlakukan pasangan yang lain seperti penghambat hubungannya dengan Fire belaka. Yuri tidak suka itu.
Yuri tidak asal menuduh karena saat itu dia mendengar dengan telinganya sendiri. Saat itu dia bersama Mozan sedang memetik buah karena bosan berada di dalam rumah saat musim dingin.
Ketika bersama Mozan, Yuri akan dibawa kemanapun pergi bahkan untuk sekedar memetik buah. Jadi Yuri sedang santai di atas pohon bersama Mozan saat ada rombongan beberapa betina dan pasangannya juga berjalan-jalan.
Karena level Mozan sudah sangat tinggi, jadi para orc tidak bisa mendeteksi aroma keberadaannya. Yuri sendiri tidak mau diketahui jadi mereka hanya diam dan sebenarnya tidak ada maksud menguping pembicaraan para orc itu karena mengira mereka hanya numpang lewat.
Ternyata mereka malah duduk-duduk disekitar bawah pohon yang tak jauh dari Yuri dan semua obrolan mereka terdengar jelas.
"Apakah benar para panutua tidak bisa melakukan apa-apa?"
"Mereka sudah mengusulkan, tapi Patriak Fire menolak dengan tegas."
"Tapi kami sangat tidak rela jika Patriak berbagi pasangan."
"Tidak bisakah para panutua menyingkirkan secara diam-diam pasangan nyonya Patriak yang lainnya."
"Benar. Tidak perlu memberitahu Patriak karena kita pasti bisa melakukannya sendiri."
"Aku tidak rela Patriak memiliki betina yang memiliki pasangan lain."
"Ini tak tertahankan."
"Apalagi aku melihat Nyonya Yuri berlari ke sana kemari menghampiri semua pasangannya secara bergiliran."
"Aku merasa itu sangat cabul dan tidak senonoh. Bukankah seharusnya Yuri diam di satu sarang saja sebagai istri patriak."
"Tapi Mozan juga kuat."
"Sekuat-kuatnya dia. Apa bisa melawan seluruh suku bulu burung?"
Awal mendengar percakapan mereka Yuri mengira ada masalah kecil yang tidak disetujui oleh Fire. Siapa sangka obrolan selanjutnya langsung membuatnya tidak percaya karena mengetahui pemikiran mereka.
Yuri menatap Mozan yang anehnya biasa-biasa saja dan terlihat tidak terkejut sama sekali. "Kamu sudah tahu tentang ini?" tanya Yuri.
Mozan mengangguk tidak membantah. "Aku, Baiyu dan Kyo sudah tahu bahwa Orc di suku bulu burung berniat mengambilmu dari kami."
"Lalu kenapa kalian diam saja? Kenapa tidak ada yang memberitahuku?" tanya Yuri meminta penjelasan.
"Kamu terlihat senang dan bahagia tinggal di sini dan kamu tidak memperlihatkan tanda-tanda ingin meninggalkan suku bulu burung. Jadi, kami tidak keberatan sama sekali. Bahkan jika seluruh suku bulu burung tidak senang dengan keberadaan kami. Kami tidak masalah asal kamu nyaman dan bahagia."
Yuri yang mendengar jawaban itu antara terharu dan juga marah. Terharu karena demi dirinya ke tiga pasangannya rela dibenci oleh banyak orang. Namun, dia juga marah karena ternyata dia hanya bahagia sendirian sedang pasangannya yang lain menahan tekanan dari berbagai sudut hanya untuk membuatnya nyaman.
"Mozan ... kamu harus tahu bahwa aku akan bahagia jika kalian juga bahagia. Jika kalian tidak bahagia, aku juga tidak akan bahagia."
"Aku tahu." Itulah kenapa Mozan dan yang lain tidak mengatakan apa-apa karena tahu Yuri pasti juga akan membela mereka.
"Kalau begitu aku akan memberitahu Fire bahwa setelah musim dingin berakhir. Kita akan meninggalkan suku bulu burung." Yuri membuat keputusan. Untung musim dingin akan segera berakhir sebulan lagi, jadi Yuri merasa bahwa keputusan yang dia buat tidak terburu-buru namun juga tidak lambat.
***
"Kamu akan pergi? Lalu bagaimana denganku?" tanya Fire setelah mendengar keputusan dari Yuri.
"Fire ... kamu adalah patriak di sini. Aku tidak bisa membawamu pergi."
"Apa kamu ingin meninggalkan aku? Setelah semua yang aku lakukan untukmu?" tanya Fire dengan wajah kecewa.
"Aku tidak meninggalkan dirimu, aku hanya tidak bisa tinggal di sini lagi. Rakyatmu tidak menerima Mozan, Kyo dan Baiyu. Aku tidak mau tinggal ditempat di mana mereka tidak mau menerima diriku dan semua pasanganku."
"Lalu di mana kamu akan tinggal? Suku harimau?" Terlepas dari desas-desus yang tidak jelas. Hidup Fire sudah terasa sangat sempurna saat Yuri tinggal bersamanya di suku bulu burung.
Sekarang Yuri akan pergi dan dia merasa sangat tidak rela.
"Tidak! Aku akan tinggal di suku ular. Karena suku ular ada di tengah-tengah antara suku harimau, kerajaan dan suku bulu burung. Jadi, jika sewaktu-waktu Kyo ingin mengunjungi kerajaan akan lebih dekat, jika Baiyu ingin menjenguk saudaranya juga tidak jauh dan jika kamu ingin datang maka aku yakin suku ular akan lebih dekat dengan suku bulu burung dari pada jika aku berada di suku harimau atau kerajaan." Selama perjalanan Yuri sudah memiliki peta dan menurutnya memang tempat paling cocok adalah suku ular jika memang ingin menetap.
Ke tiga pasangannya berasal dari latar belakang berbeda dan semua ada di 3 penjuru. Jadi memilih wilayah di tengah sebagai tempat tinggal adalah jalan yang paling netral.
"Lagipula, kita sudah pernah tinggal di suku ular. Hanya di tempat itu semua orang bisa menerima aku dan semua pasanganku tanpa keluhan dan protes. Meski keadaan di sana masih lebih primitif dari suku-suku yang lain. Tapi bukankah kita bisa membangunnya dari awal. Aku yakin lama kelamaan juga akan menjadi suku yang lebih baik." Bukan 1-2 hari Yuri memikirkan ini. Karena sejak mendengar desas-desus yang tidak menyenangkan hari itu. Yuri mulai berpikir apa yang harus dia lakukan. Baru setelah yakin, Yuri menemui Fire untuk menyatakan keputusannya.
"Apa kamu yakin?" tanya Fire ingin memastikan.
Yuri mengangguk dengan pasti. "Aku yakin. Jadi jangan merasa aku meninggalkanmu. Kita hanya tinggal di tempat berbeda, namun masih bisa saling mengunjungi jika kamu benar-benar rindu."
Melihat keyakinan di mata Yuri. Akhirnya Fire mendesah dan memeluknya dengan erat. Tidak bisa menolak karena Yuri sudah membuat keputusan mutlak. "Baiklah ... kalau begitu aku akan selalu bersamamu."
Fire tidak akan rela berpisah dengan Yuri.
"Terima kasih." Yuri awalnya mengira Fire akan menentang dengan keras. Namun Yuri lega karena ternyata Fire sepertinya sekarang mulai lebih bisa mengerti pemikiran dan semua keputusannya.
Jadi, hal yang sepertinya rumit bisa selesai dengan mudah. Namun, Yuri tidak tahu bahwa itu hanya awal belum menjadi akhir.
***
TBC