CHAPTER 14

8.1K 856 58
                                    

Jaemin tidak pernah terbangun di ranjang milik orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin tidak pernah terbangun di ranjang milik orang lain. Tidak, sepertinya sosok yang sama berada diranjang dengannya, memeluk tubuh rampingnya yang telanjang dengan erat dari balik selimut, bukanlah orang lain. Bahkan, Jaemin sudah mengenal sosok tampan ini sedari ia kecil. Hembusan napas teratur yang dikeluarkan oleh Jeno bisa Jaemin dengar dengan begitu jelas. Posisi dimana Jeno memeluk tubuh telanjangnya, dan menyembunyikan wajah tampannya sendiri di dada Jaemin membuat sosok manis itu tidak tahan untuk tidak tersenyum. Ini adalah pertama kalinya Jeno tidur di dalam dekapan Jaemin.

Kecupan ringan Jaemin berikan dengan penuh cinta pada bagian atas kepala Jeno, sambil mengusap helaian rambut hitamnya pelan. Jaemin tidak begitu yakin pukul berapa sekarang, melihat jendela kaca yang menunjukan kegelapan dibaliknya, membuat Jaemin sangat yakin jika hari sudah berubah menjadi malam. Entah keduanya yang terlalu lama tertidur, atau terlalu lama membagi cinta di ranjang. Melupakan makan siang ataupun makan malam. Dan lagi, sepertinya tak ada satupun anggota kru lain yang mau dengan repot mengetuk pintu kamar Jeno, atau mungkin mereka tidak berani melakukan itu.

Perut kosong milik Jaemin sempat berbunyi beberapa kali, seolah memprotes tentang kurangnya asupan makanan, juga tentang bagaimana tenaganya terkuras. Dan yang dibutuhkan oleh perut Jaemin sekarang adalah makanan yang bisa membuatnya kenyang. Dalam hati, Jaemin berharap Jeno tidak mendengar suara perutnya yang berbunyi tiba-tiba, posisi Jeno yang memeluk pinggannya dengan wajah yang menempel di dada telanjang Jaemin, meembuat Jaemin yakin jika Jeno bisa mendengar suara perutnya jika Sang Kapten tidak tertidur. Katakanlah Jaemin beruntung karena Jeno tengah tertidur sekarang.

Setidaknya itulah yang ada di pikiran Jaemin. Namun, ia dibuat terkejut saat mndengar tawa kecil Jeno di dalam pelukannya. Bahu milik Jeno juga sedikit bergetar, tanda jika ia berusaha menahan tawa, agar tawa yang keluar tidak begitu keras. Jaemin dengan segera mendorong tubuh kekar Jeno untuk menjauh darinya. Namun itu sama sekali tidak berhasil, karena Sang Kapten semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping Jaemin. Sedangkan yang dipeluk mendengus kecil, sambil mencubit bahu Jeno sedikit keras.

Sebuah suara serak masuk ke dalam telinga Jaemin dengan begitu mudahnya, "Kau lapar?"

Pertanyaan itu diakhiri oleh sebuah kecupan-kecupan ringan pada dada telanjang Jaemin, membuat Jaemin sedikit geli dan berusaha menjauhkan wajah tampan Jeno dari dadanya. Mendorongnya kecil, membuat Jeno sedikit mendongakan kepala agar bisa melihat wajah cantik Jaemin dengan jelas, sambil menunggu jawaban dari Jaemin.

Jaemin menganggukan kepalanya, lalu mengusap pipi Jeno lembut. Setelahnya ia mengeluarkan protesan, "Tentu saja aku lapar. Kita melewati waktu makan siang dan makan malam."

Mendengar protesan yang dikeluarkan oleh Jaemin membuat Jeno tidak tahan untuk tersenyum. Yang dikatakan oleh Jaemin tidak salah, keduanya memang melewatkan waktu makan siang dan malam. Dan lagi, bukan hanya Jaemin yang merasa lapar disini. Sang Kapten juga merasakan hal yang sama. Perlahan, Jeno melepaskan pelukannya pada pinggang ramping milik Jaemin, membuat selimut yang keduanya pakai sedikit tersibak.

ROYALS PIRATE • The Ruthless Ocean [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang