CHAPTER 34

4.6K 580 81
                                    




Hari berlalu tanpa Jaemin hitung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari berlalu tanpa Jaemin hitung. Ia sudah terlalu malas untuk melakukan hal itu sekarang. Entah berapa hari lagi yang akan terlewati agar sampai di Xierty. Tapi jika boleh memohon, maka lebih lama adalah jawaban yang pasti untuk Pangeran Tunggal ini. Jujur saja, Jaemin merasa benar-benar terikat dengan semua yang ada di kapal layar ini, baik itu kru jeremy ataupun kapal layar besar ini. Ia tidak ingin petualangan berakhir hanya sesaat setelah mereka menemukan violet noir. Ia tidak ingin meninggalkan kapal ini. Namun, Jaemin adalah seorang Putra Tunggal dari kerajaan Vertsoir. Julukan Tunggal bahkan sudah menjadi suruhan dan fakta, jika hanya ialah satu-satunya penerus dari kerajaan Vertsoir. Tanggung jawabnya untuk mengambil alih tahta milik ayahnya.

Semua hal bercampur di dalam pikirannya. Menimbulkan lamunan panjang di sore hari. Pangeran Tunggal itu duduk sendirian di bagian atas forscole deck sambil melihat lurus ke depan, menatap kearah langit yang mulai berubah warnanya dan di dominasi oleh warna oren. Beberapa saat yang lalu, Jaemin sibuk berlatih bagaimana cara menggunakan sabit bersama Sang Kapten, karena hanya Jeno lah satu-satunya orang yang bisa menggunakan senjata itu. Dan jika boleh mengaku, Jaemin menyukai sesi latihannya itu. Sang Kapten ternyata terlihat jauh lebih tampan saat mengajarinya dengan jarak yang terlampau dekat. Rasanya Jaemin ingin pura-pura sakit dan pingsan saja di pangkuan Sang Kapten.

"Apa yang kau lamun kan, hm?" suara berat Sang Kapten menghancurkan sedikit imajinasi akhir Jaemin.

Kepala Jaemin mendongak untuk melihat sosok tampan yang kini dengan santainya mendudukkan diri disampingnya, lalu menarik pinggang Jaemin agar pemuda itu duduk semakin dekat dengannya. Tapi posisi itu tetap tidak begitu nyaman, jadi Jeno berusaha menarik Jaemin agar Pangeran Tunggal itu duduk di pangkuannya. Belum tiga detik, saat Jeno menarik tubuh itu, Jaemin meronta kecil sambil melihat ke sekitaran. Takut-takut ada anggota kru lain yang memperhatikan mereka. Namun perlu diingat jika Jeno memiliki tubuh yang lebih kuat dari Jaemin. Pada akhirnya ia berhasil membuat Jaemin duduk di pangkuannya.

Sang Kapten tertawa kecil, sambil memeluk erat perut rata Jaemin dan menopang dagunya pada bahu Pangeran Tunggal itu, "Tidak akan ada yang lihat, mereka sudah pergi ke kabin kru." Kata Jeno

Kebingungan, akhirnya Jaemin bertanya, "Matahari bahkan belum turun. Kau yang menyuruh mereka masuk kabin?"

"Bukan. Yiyang yang menyuruh mereka masuk kabin." Sang Kapten yakin jika Jaemin akan mengira ia berbohong. Namun demi laut tinggi, Jeno sama sekali tidak berbohong sekarang.

Jaemin sedikit melirik kesamping untuk melihat wajah Jeno yang menopang pada bahunya, "Apakah aku harus percaya pada wajah tampan ini?" tanya sambil mencubit gemas pipi Sang Kapten, dan Jeno hanya tertawa kecil, senang dengan apa yang tengah Jaemin lakukan padanya.

Udara menjadi sedikit lebih dingin, dan Jeno semakin mengeratkan pelukannya pada Jaemin. Membuat Pangeran Tunggal itu merasa lebih hangat, jemari tangan Jaemin memainkan lengan Jeno dengan menggambar pola acak di sana, menimbulkan sedikit rasa geli untuk Sang Kapten. Keduanya benar-benar terlarut pada dunia mereka masing-masing, ditemani dengan suara deru ombak laut yang menghantarkan kapal layar ini kearah Xierty.

ROYALS PIRATE • The Ruthless Ocean [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang