CHAPTER 33

4.4K 595 68
                                    




Tentu bukan hanya Sang Kapten yang terkejut, semua anggota kru justru terlihat lebih terkejut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tentu bukan hanya Sang Kapten yang terkejut, semua anggota kru justru terlihat lebih terkejut. Yiyang bahkan sampai melirik kearah Sang Kapten dan Pangeran Jaeremiah secara bergantian, seolah meminta Jeno untuk menjelaskan sesuatu. Sedangkan Giselle terlihat berdiri ke depan Jaemin, seolah berusaha untuk mengurangi bahaya atau berhati-hati jika saja wanita yang dibawa Sang Kapten menyerang tiba-tiba. "Pangeran Jaeremiah, apa kau mengenalnya?" tanya Giselle sambil menekan setiap ucapan agar bisa terdengar jelas dan tegas.

Gelengan kepala ditunjukan oleh Jaemin, membuat semua yang berada di sana menatap dengan penuh kebingungan pada wanita yang sama sekali tidak mau mengangkat kepalanya. Namun tidak ada waktu untuk penjelasan. Mereka harus pergi sekarang, meninggalkan wanita itu yang mungkin memiliki beberapa informasi. Niat awalnya seperti itu, namun wanita dengan rambut cokelat itu berlari kearah Giselle dan mendorong tubuh itu sebelum membuat Giselle jatuh tersungkur. Ia berlutut dan memeluk erat kaki Jaemin, membuat Pangeran Tunggal itu terkejut bukan main dan hampir saja terjatuh jika bukan karena Yiyang yang menahan bahunya.

Cekatan dan sigap Jeno berusaha melepaskan wanita itu dari Jaemin. Mendengar rintihan ketakutan, "Aku mohon tolong aku!" pintanya pada Jaemin yang kebingungan.

Sang Kapten bisa saja mengeluarkan sihir bayangannya. Namun posisi dimana wanita itu memeluk kaki Jaemin membuatnya ragu dan takut jika sihir yang ia keluarkan akan merambat pada kaki Pangeran Tunggal. Hingga sebuah suara nyaring terdengar memecah situasi, bau dari bubuk mesiu. Dimana semua bisa tahu seseorang mengeluarkan senjata tembaknya. Meninggalkan sebuah tubuh yang akhirnya tergeletak tak sadarkan diri, dengan sebuah luka tembak di bagian kepala. Bohong jika mengatakan Jaemin tidak terkejut, ini adalah pertama kalinya ia melihat seseorang tertembak. Di depan matanya sendiri.

"Terima kasih Giselle." Ucap Sang Kapten pada Giselle, yang kembali memasukan pistol miliknya pada ikat pinggang yang digunakan. Giselle menganggukkan kepalanya seolah ini bukanlah masalah besar. "Kita harus segera pergi dari sini!"

Ini bukanlah sebuah candaan, bukan sebuah rencana yang bagus jika wanita dengan sihir bayangan merah itu mati. Karena sesaat lagi, orang-orang yang ditarik untuk tinggal di pulau ini akan sadar. Jika mereka sadar, maka mereka membutuhkan sebuah kapal untuk pergi dari Pulau Hantu ini. Satu-satunya orang yang memiliki kapal adalah Jeno bersama dengan krunya. Karena itu, Jeno segera menyuruh seluruh anggota kru untuk berlari ke laut. Dan berenang sedalam mungkin.

Jeno tanpa ragu menarik lengan Jaemin. Pangeran Tunggal itu tampaknya masih sedikit terkejut, namun ia bisa dengan sigap ikut berlari sesaat setelahnya menuju lautan. Mata bulat Pangeran Tunggal itu sesekali melirik kearah belakang, dan semakin mempercepat larinya saat menyadari jika beberapa orang yang awalnya adalah penghuni dari Pulau Hantu mulai sadarkan diri dan beberapa orang itu mulai berlari kearah laut sama seperti yang dilakukan orang anggota kru jeremy.

Menarik napas panjang dan menahannya, Jeno dan Jaemin masuk ke dalam laut. Dengan cepat keduanya berenang ke dalam laut, matanya bisa melihat beberapa anggota kru yang juga berenang ke dalam laut hingga bagian tergelap dimana Pangeran Tunggal itu rasanya tidak bisa melihat cahaya sampai kesana, dan pada bagian itu juga ia tidak melihat anggota kru yang lain. Jeno berenang sedikit lebih cepat dari Jaemin, membuat Sang Kapten sedikit memelankan ritmenya saat berenang. Dengan mata tajam yang sesekali melirik ke bagian atas laut, dimana ada beberapa orang yang juga tengah menyusul mereka.

ROYALS PIRATE • The Ruthless Ocean [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang