CHAPTER 16

6.6K 851 64
                                    


Menunggu adalah hal yang tidak begitu disukai oleh Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menunggu adalah hal yang tidak begitu disukai oleh Jeno. Namun kini ia diam di salah satu meja bar yang ada di bagian depan bangunan, bersama dengan Giselle, Hyunjin dan Yiyang. Keempat orang itu tengah sibuk meneguk alkohol sambil menunggu kedatangan Jaemin, Chenle dan Guanlin. Menunggu jawaban apa yang diberikan oleh sosok anak jalanan pintar itu. Dalam hati berharap jika sosok pintar bernama Jileva itu akhirnya ikut kemari, atau setidaknya mendapat informasi tentang keinginan Jileva untuk bergabung dengan mereka. Hyunjin dalam diam mengangkat tangannya saat melihat Yeri berjalan melewati mereka untuk memberikan sebuah minuman pada salah satu pelanggan yang ada disana, alasan Hyunjin mengangkat tangannya adalah untuk sebuah kode jika ia ingin gelasnya kembali diisi. Namun, Jeno sudah lebih dulu memukul kepala Hyunjin sedikit keras. Mereka tidak boleh terlalu banyak minum. Karena, setelah Jaemin dan yang lainnya datang, mereka harus segera membicarakan rencana selanjutnya untuk mengajak Jileva bergabung.

Saat Jaemin, Chenle dan Guanlin datang, mereka segera pergi untuk berbincanng di kamar milik Jeno. Karena, itu adalah satu-satunya tempat yang biasa digunakan untuk membicarakan hal yang penting. Dan lagi, Sang Kapten tidak akan mengajak seluruh anggota kru nya untuk bergabung. Hanya beberapa orang yang dirasa penting dan perlu tahu. Seperti sekarang, di dalam kamar yang di dominasi dengan warna cokelat berbahan kayu ini, hanya ada enam orang yang merupakan anggota dari kru jeremy. Yaitu, Sang Kapten, Jaemin, Chenle, Hyunjin, Yiyang dan Giselle. Keempat orang yang sebelumnya tidak ikut terlihat fokus mendengarkan apa yang dijelaskan oleh Chenle. Posisi mereka sekarang adalah berdiri melingkari meja kerja yang cukup besar dikamar Jeno. Pemuda dengan suara melengking itu benar-benar menceritakan apa yang terjadi secara detail, bahkan ia memberitahu beberapa robekan yang ada di baju milik Jileva, membuat Jaemin sedikit terbingung, karena ia pikir itu tidak perlu diceritakan. Namun secara keseluruhan, Jaemin selalu mengangguk setuju dengan apa yang di katakan oleh Chenle, dengan kata lain membenarkan semua yang diceritakan oleh pemuda yang hanya muda satu tahun darinya itu.

Chenle bercerita begitu bersemangat, hingga tenggorokannya terasa kering. Sedangkan mereka yang mendengarkan hanya menganggukan kepalanya paham, hingga Jeno yang berdidi berhadapan dengan Chenle mulai bertanya, "Ia menginginkan tempat tinggal?" Anggukan kepala ditunjukan Chenle, lalu pemuda manis itu sedikit melirik kearah Jaemin yang berada disamping kirinya. Dan Jaemin balas meliriknya sambil menggigit bibir bagian bawah miliknya sendiri khawatir.

"Itu mudah! Ia bisa tinggal disini jika sudah bergabung menjadi anggota kita." jelas Jeno seadanya, yang diangguki setuju oleh Giselle dan Hyunjin. Berbeda dengan Yiyang yang terlihat menajamkan matanya, sambil melirik kearah dua omega yang berada diantara mereka secara bergantian.

Dengan sedikit ragu, Jaemin berusaha untuk berbicara. "Tapi, bukan hanya untuk dia." ucap Jaemin kecil sambil menatap keearah Jeno ragu, sesekali berusaha menghindari kontak mata walau akhirnya oa harus menatap kearah mata Sang Kapten. "Itu salahku. Aku benar-benar minta maaf." Jaemin bergumam kecil, membuat keempat orang yang sebelumnya tidak ikut menaikan sebelah alisnya bingung. Terutama Jeno, yang kini dengan khawatir menatap kearah Jaemin.

ROYALS PIRATE • The Ruthless Ocean [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang