Suatu hal yang tidak begitu disukai oleh Jaemin adalah pertengkaran. Sebut saja sebuah perkelahian atau pergulatan, seperti yang kini terjadi dihadapannya. Beberapa menit setelah mereka melakukan obrolan yang Jaemin pikir begitu tidak beraturan bersama dengan Daniel, karena Daniel hanya terus mengoceh sendiri dan Jeno hanya diam dan sesekali menanggapi. Ring sudah kosong, meninggalkan sebuah bekas darah di beberapa bagian, salah satu orang yang bertarung bahkan harus diseret dari atas ring untuk turun tadi, karena tampaknya, pemuda itu tidak sanggup berdiri. Dan itu sangat cukup untuk membuat Jaemin bergidik ngeri. Namun ini bukan apa-apa, Jaemin rasa ia harus mulai terbiasa dengan hal seperti ini.
Sang Kapten sudah pergi menuju kdekat ring, bersama dengan Karina juga Daniel dengan salah satu bawahan kepercayaannya. Jaemin, Felix dan Yiyang tetap diposisi mereka, sedikit jauh dari ring. Menghindari banyaknya orang yang mengerumuni ring, akan sangat menakutkan untuk mereka bergabung disana. Orang-orang yang menonton terlalu anarkis, lebih baik mereka menonton dari jarak yang cukup jauh, jika mereka beruntung mereka mungkin bisa bergabung dengan orang-orang anarkis itu dan tidak mendapatkan luka. Tapi itu tidak mungkin. Lagipula, Karina ada disana. Berjaga di dekat ring untuk bergulat.
"Berapa ronde yang akan mereka lakukan?" Felix sedikit bertanya sambil berteriak, agar Yiyang bisa mendengar pertanyaannya. Namun itu membuat Jaemin sedikit terkejut, karena suara Felix berada tepat berada disamping telinganya, mengingat Felix berdiri disamping kirinya. Sedangkan pemudi jangkung yang berada disamping kiri Jaemin segera memberikan jawaban, "Hanya satu."
Mendengar itu membuat Jaemin menaikan sebelah alisnya ngeri, "Bagaimana jika Jeno kalah dalam satu ronde itu? Kita akan kehilangan Kapal Jeremy. Dan lagi, bukankah itu perhitungan yang sangat berani? Biasanya orang akan memilih tiga atau setidaknya dua ronde untuk bertarung." Jaemin memang tidak penyukai hal seperti in, tapi bukan berarti ia tidak mengerti.
"Kapten bilang ia tidak memiliki waktu untuk melakukan lebih dari satu ronde." kata Yiyang dengan sebuah senyuman paksaan, "Tapi, apa yang bisa aku lakukan? Jika Kapten ingin satu ronde, maka ia akan mendapatkannya." Tidak ada yang berani membantah apa yang dikatakan oleh Jeno, jadi mereka hanya akan menerima apa yang dikatakan oleh Sang Kapten, entah itu dengan suka rela atau dengan terpaksa.
Felix terlihat menganggukan kepalanya, setuju dengan apa yang Yiyang katakan. Dan mengatakan, "Menurutku kita tidak perlu mengkhawatirkan Kapten." Jaemin mleihat kesamping kiri, menatap kearah Felix seolah meminta pemuda itu untuk menjelaskan maksud dari kalimat yang ia katakan. Felix menyadari itu, dan dia berkata, "Kapten sangat handal dalam pertarungan jarak dekat. Dan tentunya, dengan tangan kosong"
Sejauh Jaemin bersama dengan Jeno, ia tidak pernah melihat Jeno bertarung denga siapapun. Mungkin, yang pernah ia lihat adalah saat ia berumur 10 tahun, saat Jeno melakukan pertarungan kecil dengan Ksatria Seo II yang saat itu berumur 11 tahun. Memori lama terbuka secara tiba-tiba didalam pikiran Jaemin. Namun sebuah suara membuat ia tersadar dari lamunannya, lalu melihat kearah Yiyang yang terlihat menggerutu sambil mengusak rambutnya frustasi, membuat rambut yang awalnya diikat dengan rapih menjadi sedikit berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYALS PIRATE • The Ruthless Ocean [NOMIN]
Fantasy[SUDAH TERBIT] [Romance][Fantasy][Adventure][Omegaverse] Permata violet noir adalah tujuan untuk sebuah keabadian dan menghilangkan sebuah kutukan. Kapten Jeffroi Northern Jung, Sang Dominan Alpha sangat siap memimpin perjalanan menuju 'tempat yan...