CHAPTER 36

4.7K 624 102
                                    







Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit yang gelap dalam hitungan detik, bahkan Jaemin tidak merasakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit yang gelap dalam hitungan detik, bahkan Jaemin tidak merasakannya. Bukan hanya langit yang berubah menjadi begitu gelap dengan hanya bantuan dari cahaya bulan dan lentera yang akan mati dengan mudah mudah beberapa menit ke depan, namun deru ombak besar yang menarik mereka semakin cepat kearah selatan. Laut terasa begitu memaksa membuat Pangeran Tunggal yang sedaritadi berdiri diam di tengah maindeck dengan wajah bingung dan sedikit merasa ngeri. Ia sudah melewati Laut Tinggi, hampir tenggelam di tengah badai dan sekarang akan melewati sebuah Laut Terjun. Sebuah bagian laut yang selama ini berusaha Jaemin yakini sebagai mitos. Hal menakutkan memang akan lebih baik diingat sebagai mitos, walau faktanya mereka nyata.

Tidak ada hal yang paling mengganggu isi kepalanya kecuali rasa ngeri dan ucapan yang diberikan oleh Yiyang beberapa menit yang lalu. Melewati Laut Terjun di malam hari adalah membuat lubang kematian sendiri. Ada alasan mengapa untuk melewati Laut Terjun, para pelayar, bajak laut maupun bandit akan memilih pergi di siang hari atau setidaknya pagi hari saat matahari sudah mulai terlihat. Intinya, saat matahari tidak menampakan diri mereka, jangan sampai ada yang berani melewatinya. Siapa yang tahu kalian akan tenggelam dan tidak kembali ke permukaan karena mahkluk yang menjaga Laut Terjun selalu berjaga dan sigap di malam hari untuk menarik siapapun masuk ke dalam laut bagian terdalam. Itulah mengapa kapal jeremy tidak boleh sampai tenggelam, karena jika tenggelam sangat kecil kemungkinan untuk bisa kembali ke permukaan.

"Nuna!" teriakan Pangeran Tunggal itu memecah suara ombak besar yang menuntun mereka kearah selatan, dengan cepat ia berhasil mendapatkan perhatian Yiyang juga Koeun disaat bersamaan karena hanya kedua pemudi itu yang memiliki umur diatas Jaemin.

Keduanya menghampiri Jaemin dengan raut wajah yang berbeda, Koeun terlihat khawatir, sedangkan Yiyang terlihat santai walau siapapun tahu bahwa Yiyang lah yang merasa sangat khawatir disini. "Ada apa Pangeran Jaeremiah?" pertanyaan yang dilontarkan oleh tangan kanan Kapten itu membuat Jaemin menelan ludahnya gugup. "Kau merasa takut?" tanyanya lagi.

Sebuah anggukan kepala diberikan oleh Jaemin untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Yiyang. Koeun mengusap pelan bahu Pangeran Tunggal itu sambil sesekali melirik kearah quarterdeck, memastikan jika Sang Kapten tidak memberikan tatapan menakutkan. Walau semua pasti tahu betul Jeno selalu melakukan itu saat melihat seseorang berdiri terlalu dekat dengan Jaemin. Ada sebuah alasan mengapa Sang Kapten tidak turun ke maindeck. Lagi, ia harus memegang kemudi kapal layar besar ini agar tidak beralih kearah arus yang salah karena semakin dekat mereka dengan Laut Terjun maka ombak ajan berubah menjadi arus yang membawa mereka, seperti arus sungai di musim hujan. Namun arus musim hujan tidak seberapa dengan apa yang tengah mereka rasakan sekarang.

ROYALS PIRATE • The Ruthless Ocean [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang