Aku tidak mengerti apa yang terjadi dengan Greyson. Setelah aku menanyakan tentang kepastian hubungan kami, ia terdiam. Sorot wajahnya menunjukan bahwa ia sedang berpikir keras mencari jawaban yang tepat.
Sejujurnya aku tidak tau mengapa aku bisa menanyakan hal bodoh ini. Namun, hati kecil ku seolah memaksaku karena, memang benar aku sendiri pun bingung sampai saat ini Greyson menganggap ku sebagai apa. Seorang fan, sahabat, atau orang yang spesial?
"Apa kau mau minum?" tanyanya mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Ya," aku tersenyum kecil. Greyson bangkit dari duduknya lalu berlari kearah mobilnya. Ia kembali membawa dua botol minuman.
Greyson duduk bersila di samping ku. Ia memainkan tutup botol minuman itu "Birdy, mengapa kau mau menjadi penggemar berat ku?" tanyanya yang terdengar seperti gumaman.
Aku mengernyit "Kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal itu?"
"Aku hanya ingin tau,"
Pun aku mengangkat kedua kaki ku dari dalam air lalu duduk bersila di hadapannya "Sejak pertama kali aku melihatmu, aku seperti melihat semangat ku sendiri. Di setiap nada yang kau lantunkan itu seperti narkoba. Kau membuatku kecanduan dan tidak bisa berhenti," Ia terkekeh "Kau membutikan bahwa kau adalah seorang musisi yang menjual kemampuan serta bakatmu bukan sekedar ketampanan mu," Lagi, ia terkekeh.
"Jadi kau mengakui kalau aku ini tampan?" ia menyengir.
Aku pun memutar kedua bola mata ku "Jangan mengalihkan pembicaraan. Enchancer sudah seperti keluarga bagi ku. Memang kami tidak sebanyak fandom lain. Tapi, kami kuat. Kami bisa melalui masa-masa suram di saat kau pun juga mengalaminya. Di saat seluruh artis mulai mempromosikan album terbaru mereka, konser, tour, dan lain-lain. Kami disini hanya bisa diam, bersabar dan menunggumu. Kami tidak pernah patah semangat setiap kali orang mencemoh, bahkan menghina mu. Karena, kami percaya suatu saat nanti bintang mu akan kembali bersinar-seperti sekarang. Kami hanya perlu menunggu bintang yang redup itu datang dan sekarang kesabaran kami pun terbalas dengan kembalinya kau di dunia musik,"
Greyson tersenyum manis-sangat manis sampai aku tak kuasa mengontrol degupan jantungku. Ia meraih kedua tangan ku lalu mengusapnya "Terima kasih, Birdy. Terima kasih atas segala yang kau lakukan padaku. Aku tidak tau apa jadinya hidup ku tanpa mu-maksud ku tanpa dukungan mu,"
Aku menatap kearah mata mengantuk miliknya itu. Oh Tuhan, wajahnya memang sempurna.
"Sudah selesai menganggumi ketampanan ku?" Aku mengerjap dan segera menarik tangan ku.
"Cih, siapa yang sedang menganggumi mu? Aku hanya heran mengapa bentuk matamu seperti orang mengantuk,"
"Tapi, aku tampan kan?" ia memajukan wajahnya membuat semburat merah pada kedua pipinya terlihat jelas.
"Mesum!" aku memukul pelan pipinya lalu berlari menjauhi danau.
"Hey, jangan lari!" ia mengejarku. Kami akhirnya bermain kejar-kejaran seperti anak idiot.
***
Saat ini aku sedang berkutat pada tugas-tugas dari kampus ku yang sudah menumpuk. Aku meminta izin pada Greyson untuk menyelesaikannya sebelum ia mengajak ku pergi.
Samar-samar ku dengar suara Sean memanggil ku dari luar "Ya, masuk," ucapku setengah berteriak. Sean menghampiri ku, ia duduk di tepi ranjangku.
"Hey," sapanya.
"Hey, ada apa?"
"Aku mendapatkan tugas di Paris.."
Aku memutar tubuh ku menjadi menghadapnya "Benarkah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Star [ Greyson Chance ]
FanfictionGadis biasa yang ingin menggapai sebuah bintang yang bersinar terang di angkasa. Namun tiba-tiba sinar dari bintang itu meredup dan hilang. Ia mencoba mencari bintang itu dan berusaha membuat sinarnya kembali bercahaya seperti semula. Tetapi bagaima...