Part 29 - Numb

2.9K 244 18
                                    

Sialan, mengapa aku tidak bisa mengontrol mulut ku?! Reaksi Birdy langsung berubah, ia menatap ku dengan tatapan aneh. Aku pun segera menutup mulut lalu berbaring di atas tempat tidur.

"Bird, aku gegar otak," gumam ku lagi. Tiba-tiba telapak tangan Birdy menempel pada keningku. Oh ku mohon berlama-lama lah di atas kening ku.

"Masih merasa pusing?" tanyanya. Aku mengangguk kecil sambil menunjukan ekspresi sememelas mungkin. Ini bertujuan agar ia melupakan kata-kata laknat ku barusan.

"Beristirahatlah, aku akan menebus obat mu." Dan akhirnya ia keluar dari ruang rawat ku di gantikan oleh Harry yang sekarang duduk di samping ku sambil memakan apel yang sudah Birdy kupaskan untuk ku.

"Hey itu milik ku," sahut ku sambil menunjuk kearah apel yang sedang ia makan.

"Jangan pelit," jawabnya santai.

"Harry, aku gegar otak,"

"Aku tau tolol -_______- tidak usah kau ulangi seperti kaset rusak,"

Aku diam sambil menatapnya yang sedang mengunyah "Apa lihat-lihat?" tegurnya santai. Pun aku memalingkan pandangan ku ke langit-langit.

"Grey, apa kau mau menjadi member One Direction?" dengan cepat aku menoleh kearahnya "Kurasa, aku tidak cocok menjadi boyband yang hanya bernyanyi di atas panggung lalu di teriaki oleh wanita. Bagaimana kalau kau menjadi asisten ku atau bodyguard ku?"

"Bagaimana kalau ku tendang terlebih dahulu bokong mu?"

Aku tergelak hingga tubuh ku bergetar. Harry mengernyit heran lalu melempari ku dengan sepotong apel.

"Aku bercanda," aku menarik nafas sejenak "Terima kasih sudah menawari ku tapi, aku lebih nyaman bersolo karir dan keuntungannya juga lebih besar," jawab ku dengan cengiran lebar.

"Bajingan, kau memang tidak mau rugi," Harry tertawa bersamaku.

Aku dan Harry berbincang-bincang santai. Rasanya memang aneh mengapa aku tiba-tiba bisa sangat kesal pada bocah keriting ini saat ia mendekati Birdy. Sejujurnya aku hanya takut, karena Harry memiliki pesona yang luar biasa dan bisa dengan mudah memikat wanita. Tidak seperti ku yang kurus, berkulit pucat dan bertubuh kelewatan tinggi.

Jeremy masuk kedalam ruang rawat ku dengan senyum yang di paksakan. Aku pun langsung merespon dengan tampang bingung

"Ada apa?"

Jeremy berdeham kecil "Maaf mengganggu kalian. Greyson, bagaimana keadaanmu?"

"Sudah membaik, hanya sedikit pusing,"

"Begini, managemen mu ingin kau segera menghadiri acara di kediaman Pangeran William. Ia ingin kau mengisi acaranya,"

Harry ikut membuka suara "Aku lupa memberitahumu, sebenarnya band ku yang di tunjuk untuk menghadiri acara tetapi, kami menolak karena kami benar-benar ingin menghabiskan masa liburan setelah berbulan-bulan keliling Asia. Jadi job manggung ini ku lempar padamu. Apa kau bersedia?" jelas Harry.

"Memangnya ada acara apa?"

"Merayakan kelahiran putri kedua mereka,"

"Baiklah, akan ku terima."


Jeremy tersenyum lebar "Bagus. Aku akan mempersiapkan semuanya,"

Birdy's POV

Cukup panjang antrian penebusan obat di rumah sakit ini. Setelah dua puluh menit mengantri akhirnya giliran ku untuk menebus obat Greyson.

Memasukan obatnya kedalam tas, aku bergegas kembali ke ruang rawat Greyson. Merasa lelah, aku pun memutuskan untuk duduk sebentar. Mengatur nafas lalu meluruskan kaki ku.

The Star [ Greyson Chance ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang