"Itu ide yang cukup bagus," Louis kini melempar pandangan pada Greyson "Bagaimana menurutmu, Orang Amerika? Apa kau mau bergabung dengan management ku?" Greyson masih diam nampak sedang menimbang-nimbang. "Ayolah jangan terlalu lama berpikir!" Seru Liam disusul dengan kekehan kecilnya. Dengan tidak sabar aku menunggu reaksi Greyson dan pada akhirnya ia mengiyakan tawaran Louis. Dengan segera Louis mengajak Greyson keluar untuk membicarakan hal ini.
"Hey, memangnya Greyson keluar dari label lamanya?" Niall begitu penasaran. Aku pun mengangguk "Ia di pecat dengan alasan yang tidak masuk akal,"
"Alasan apa itu?" Aku menaikan kedua bahuku, tanda tak tahu.
"Harry, bisa bantu aku?" Harry menyibakan helaian rambutnya kebelakang lalu mengangkat ku keatas kursi roda. Lalu ia mendorong kursi rodaku mendekat ketempat Niall dan Liam duduk. Aku melirik kearah Harry yang sekarang sedang memainkan ponselnya. Menggigit bibir bawah, aku ingin sekali menanyai hal ini padanya. "Harry," yang dipanggil menoleh "Boleh aku bertanya sesuatu?" Ia mencondongkan dagunya bersamaan dengan Niall dan Liam yang ikut penasaran "Apa benar kau pacaran dengan Louis?"
Harry melotot kearahku "Pertanyaan macam apa ini, Jasmine?" Aku terkejut mendengar ia memanggil nama depanku. Dan dengan malu aku tertunduk sementara ia mendesah lalu melanjutkan kalimatnya "Aku tidak berpacaran dengan Louis. Entah itu hanya lelucon para penggemarku saja,"
"Kau tahu tidak, Birdy. Ibuku menitip pesan padaku. Beliau bilang, jika Harry menyentuh bokongku katakan jangan dan bila Harry menyentuh pedangku katakan berhenti, tapi buruknya ia menyentuh keduanya sehingga aku harus mengatakan jangan berhenti didepan para penggemarku. Dan mereka mengira aku menyukai Harry," ujar Niall dengan wajah memelas. Liam dan aku terbahak bersama. Mereka benar-benar menyenangkan. Ketenaran sama sekali tidak merubah sikap mereka yang ramah dan bersahabat kepada semua orang. Harry berkali-kali mendengus kesal karena olokan Liam dan Niall, namun dengan cepat ia menyengir lebar dan memuntahkan kembali lelucon untuk membalas olokan mereka.
Sore harinya, Harry mengantarku pulang. Harry hanya mengantarku saja, karena ia masih memiliki beberapa urusan. Aku mendorong kursi rodaku memasuki rumah Greyson. Aroma masakan langsung menyergap indra penciumanku. "Aku pulang," ujarku ketika berhasil membuka pintu.
"Selamat datang, sayang," sahut Bibi Lisa dari dapur. Aku mendorong kursi rodaku kedapur dan menemukan Greyson sedang ikut ambil alih didapur. Kedua alisku mengernyit melihatnya didapur sedang sibuk mencuci sayuran. Greyson sepertinya sedang terhipnotis oleh bahan baku masakan, ia sampai tidak menoleh hanya untuk melihatku. Diam-diam aku mengulum senyum melihat tingkahnya.
"Birdy, kapan kau pulang?" aku yang sedang sibuk dengan game di ponselku mendongak kearah suara Greyson. "Sekitar satu jam yang lalu," sahutku sambil memasukan ponsel kedalam tas kecil ku. Greyson menatapku heran, "Benarkah? Mengapa aku tidak menyadari kedatanganmu?"
Pun aku menaik-turunkan pundakku sambik menarik sudut bibir ku keatas "Kau terlalu sibuk memasak tadi,"
"Oh ya hehe maaf, aku terlalu antusias belajar memasak dengan Ibu. Baiklah, aku pergi kekamar mandi dulu," ia melangkah dengan cepat menuju kamar mandi. Aku pun kembali memainkan ponselku karena game. Bosan bermain game, aku beralih ke akun twitter. Sebuah senyum lebar terpancar diwajahku ketika menjelajahi twitter milik Greyson. Sejak ia membeli ponsel baru, ia sering sekali mengupload foto selfie. Itu membuatku merasa senang karena dulu ia jarang sekali mengupload foto dirinya. Bisa dibilang sekarang ini ia lebih narsis.
"HOLY FUCK!" Aku terkejut mendengar suara geraman Greyson dari arah kamar mandi. Segera ku hampiri pintu kamar mandi yang kini sudah terbuka. "Greyson, apa yang terjadi?" tanyaku setengah berteriak. Greyson keluar dengan mimik wajah yang aneh. Seluruh wajahnya memerah dan ia nampak sedang menahan sesuatu. Ia melangkah keluar dari kamar mandi dalam keadaan kedua tangannya menutupi—grenis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Star [ Greyson Chance ]
FanficGadis biasa yang ingin menggapai sebuah bintang yang bersinar terang di angkasa. Namun tiba-tiba sinar dari bintang itu meredup dan hilang. Ia mencoba mencari bintang itu dan berusaha membuat sinarnya kembali bercahaya seperti semula. Tetapi bagaima...