Part 21 - Lying In Your Arms

3.6K 287 33
                                    

Masih dengan deru nafas yang terengah-engah. Aku mencoba untuk tidak berdebat dengan Greyson.

“Bagaimana pertemuan tadi? Apa mereka jadi memasukan mu kedalam management?” tanyaku berusaha mengalihkan pembicaraan.

Tiba-tiba wajah Greyson menegang. Aku mengulum bibir ku. Semoga ini bukan pertanda yang buruk.

Aku masih menunggu jawaban Greyson. Ia memainkan ujung jaketnya lalu menatapku “Mereka sudah resmi memasukan ku kedalam label mereka” ucapnya disertai cengiran lebar.

Mulutku menganga lebar dan dengan sigap memeluk Greyson “KAU BERHASIL!” Aku memeluknya dengan erat,  membuat semua pandangan tertuju padaku dan Greyson.

Melepaskan pelukan. Aku menatap Greyson dengan binar mata bahagia “Jadi kapan kau mulai bekerja dengan mereka?” tanyaku penasaran

“Minggu depan. Kau pasti tau Island Records berada di UK jadi—“ Aku memotong ucapannya “Kau harus pergi ke UK?” Greyson mengangguk. Ada secercah perasaan sedih ketika mendengar ia harus pergi. Namun buru-buru ku sadarkan diriku. Aku tidak boleh egois. Lagi pula, kami tidak memiliki hubungan apapun kecuali sebatas penggemar—dan idola.

“Itu tidak masalah” sahutku disertai gelak tawa ironi.

“Apa kau baik-baik saja?” Greyson terlihat khawatir.

Aku meninju pelan lengan kirinya “Ayolah aku baik-baik saja. Hanya terdengar lucu”

“Apanya yang lucu?”

“Aku datang ke negaramu dan sekarang tinggal disini sedangkan kau malah pergi ke negaraku” Aku tersenyum miris.

Greyson menunduk membuang pandangan padaku lalu menatapku kembali “Kau bisa ikut denganku”

Aku tergelak kembali “Sean tidak akan setuju”

“Birdy, dengar” Greyson menggenggam jemariku “Karena kau aku bisa kembali meniti karirku ini. Karena kau telah membuka mata hati ku kembali. Ucapan terima kasih saja tidak cukup untuk membalas semua kebaikan mu kepadaku dan satu lagi kabar gembira,  jemari ku sudah bisa ku gunakan kembali. Itu semua berkat kau!”

Aku termenung mendengar ucapannya. Ia benar-benar membuatku membeku dan tidak dapat berkata apa-apa.

“Aku berjanji akan kembali ke New York untuk menemuimu karena yeah pastinya promosi lagu ku akan di lakukan disini.”

Aku tersenyum lebar kearahnya “Terima kasih karena sudah mempercayaiku”

***
Sesampainya di flat. Aku mendapati Sean sedang berbincang dengan seseorang.

“Aku pulang”

Sean berdiri dari sofa lalu menghampiriku “Kau sudah pulang” ucapnya dengan kikuk. Aku mengerutkan kening ku “Ada apa? Tidak biasanya kau begini”

Sean menggaruk-garuk kepalanya “well, aku membawanya

Aku mengangguk paham dengan perkataannya “Aku ingin bertemu”

Sean berlalu kedalam dan sekarang aku bisa melihat seorang gadis berambut hitam dengan kulit kuning langsat berdiri menatapku dengan senyuman lebar.

“Umm, Nedi. Ini adik ku” Sean memperkenalkan ku padanya. Dengan senang hati aku menjabat tangannya “Jadi kau gadis yang membuat Sean tidak bisa tidur—aw! Sakit bodoh” Sean mencubit ku dan itu malah membuat Nedian tertawa.

Kami berdiri dengan sedikit kecanggungan sampai akhirnya Sean memutuskan untuk membuatkan minuman untuk ku dan aku bergantian berbincang bersamanya.

The Star [ Greyson Chance ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang