Part 27 - Styles

2.8K 269 27
                                    

 "Lalu, kau sedang jatuh cinta dengan siapa sekarang ini?"

Greyson diam. Ia tidak menjawab pertanyaan ku. Ia seperti menggantungkan jawabannya dan itu membuat ku sangat penasaran.

Aku mencoba bersabar menunggu jawabannya hingga akhirnya ia menoleh kearahku.

"Padamu..."

Aku membeku di tempat ku. Rasanya seperti tubuh ku terbungkus dengan bongkahan es.

"Padaku?" tanyaku sekali lagi. Dan seketika Greyson mengerjapkan kedua matanya, mencoba membenarkan posisi duduknya

"Hah? Ap—apa? Tidak....tidak maksud ku aku sedang tidak jatuh cinta pada siapun. Ak—aku... sudah lupakan," Greyson menggaruk-garuk kepalanya lalu menundukan kepala.

Aku menatapnya heran. Ku rasa kedua telinga ku masih berfungsi dengan baik sehingga yang tadi ia katakan adalah padamu. Sedikit ada rasa kecewa karena Greyson tidak sedang jatuh cinta denganku—segera ku hentikan khayalan tingkat tinggi itu

 Birdy! Apa yang sedang kau pikirkan.

Aku benar-benar tidak mau berharap terlalu tinggi karena rasanya akan sakit jika apa yang terjadi tidak sebanding dengan yang kau harapkan.

"Bird.."

Aku menoleh.

"Sean, telah menitipkan mu padaku dan besok aku harus kembali ke London. Jadi, maukah kau ikut?" tanyanya dengan ragu.

"Bagaimana dengan kuliah ku?"

"Itu bisa di atur. Aku akan meminta Jeremy untuk membereskannya."

Aku tersenyum kecil sambil mengangguk "Aku akan berkemas," jawab ku yang di sambut dengan cengiran lebar Greyson.

Kebetulan sekali Greyson mengajak ku kembali ke London. Karena, aku benar-benar merindukan negaraku.

Berjam-jam berada di udara membuat kepalaku sedikit pusing. Setibanya kami di London, Greyson langsung membawaku ke salah satu hotel mewah yang ada di London.

The Royal Suite

Aku termenung di tempat ketika membaca tulisan besar yang tertempel di gedung ini.

Greyson sedang mengambil kunci kamarnya dan aku berdiam diri sejenak sambil memandangi keindahan hotel ini. Aku dan Greyson memasuki elevator, ia menekan tombol lantai lima.

"Masih merasa pusing?" tanya Greyson ketika kami berada di dalam elevator.

"Sedikit," jawabku. "Ngomong-ngomong, kenapa kita singgah di hotel? Bukankah kau ingin membawaku ke rumah mu?"

"Aku harus tampil malam ini dan lokasi panggungnya tidak jauh dari sini jadi, sebaiknya kau istirahat dulu disini," jelasnya sambil mengacak lembut puncak kepalaku bersamaan dengan terbukanya pintu elevator.

Lagi-lagi aku di sambut oleh pemandangan yang dapat menyegarkan mata. Dekorasi hotel yang mewah di tambah lukisan-lukisan tua ini menambah keindahan hotel ini. Greyson mengeluarkan kartu lalu memasukannya kedalam pintu. Ia memutar knob lalu membuka pintu ini lebar-lebar.

"Ya Tuhan..." aku menutup mulut ku dengan kedua tangan ku begitu melihat isi kamarnya.

Aku melangkah kan kaki perlahan, ruang TV yang mewah membuat ku penasaran untuk menjejalkan bokong ku di atas sofanya. Menyandarkan tubuh, aku memejam mata menghirup aroma mawar segar. Ku tolehkan kepala ke kiri dan disanalah pusat wewangian ini. Satu buket mawar segar terpajang disana.

The Star [ Greyson Chance ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang