Part 31 - Survive

2.6K 253 39
                                    

Sulit bagi ku beradaptasi menjalani hari ku diatas kursi roda ini. Seminggu setelah vonis dokter itu, Greyson langsung menelpon Sean dan kalian sudah pasti tau apa reaksinya ketika mendengar ku lumpuh total.

Greyson sedang pergi ke Holand untuk mengurusi album barunya dan aku disini bersama Bibi Lisa dan Paman Scott. Sebenarnya, Letti ingin sekali membawaku tinggal bersamanya namun Greyson tidak mengizinkan ku.

Mendorong roda, aku berpindang tempat ke balkon kamarku. Udara sejuk London menerpa helaian rambut ku. Aku memejamkan kedua mata ku, menikmati sejuknya London siang ini.

Bicara soal Sean, ia akan tiba di London dua hari lagi. Aku merindukan mata birunya dan suara cerewetnya saat marah.

"Kau bisa tertidur jika berlama-lama menikmati hembusan angin ini," aku menoleh keasal suara. Harry sudah berdiri disana dengan senyuman khasnya.

"Sejak kapan kau disana?"

"Sejak kau sibuk memejamkan mata." Harry terkekeh kecil seraya mendekat kearahku. Ia berlutut di hadapan ku "Mau jalan-jalan? Ku rasa kau mulai merasa bosan di tinggal Greyson selama seminggu,"

"Jika kau tidak keberatan," sahut ku riang.

Harry membawaku kedalam elevator yang akan membawa kami menuju lantai bawah. Ini memang konyol karena, Greyson membuat elevator hanya untuk ku. Agar aku bisa sesuka hati turun naik tanpa harus repot memikirkan kursi rodaku. Sebenarnya, aku sama sekali tidak keberatan jika harus tidur di kamar bawah tetapi, Greyson tetap keras kepala memberi ku kamar yang ada di atas. Ia bilang supaya aku bisa menikmati pemandangannya.

Harry mendorong kursi rodaku berkeliling di taman. Melihat kerumunan anak kecil sedang mengantri di depan mobil es krim. Harry berjalan santai ikut mengantri di belakang anak kecil gendut yang sudah tidak sabar ingin mendapatkan es krimnya. Ia pun kembali dengan dua buah es krim ditangannya.

"Terima kasih," ucap ku ketika Harry memberi ku satu es krim vanilla "Kau tidak bersama yang lainnya?"

Harry menjilat es krim vanilla yang bertabur coklat "Lads? Tidak. Liam sedang pergi bersama pacarnya ke Perancis, Niall sibuk menonton pertandingan bola bersama Louis."

"Dan kau?"

"Aku sibuk bersamamu," jawabnya di sertai cengiran kecil.

"Aku ingin mendengar ceritamu,"

Harry mengernyit heran "Cerita apa?"

"Bagaimana bisa kau menjadi seperti sekarang."

Ia tersenyum kecil. Mata hijaunya memandang lurus ke jalan raya "Aku tidak tau harus memulainya dari mana. Bisa kau bayangkan dunia tanpa musik didalamnya. Itu akan sangat membosankan dan mungkin sekarang ini aku masih menjadi penjual roti. Semenjak audisi itu hidup ku berubah menjadi lebih baik dan kau harus tau hanya ada dua pilihan di dunia ini."

"Apa itu?"

"To live or to exist. Dream is only a dream, until you decide to make it real,"

Aku diam menatap kearah Harry yang sedang berbicara. Kata-katanya begitu bermakna dan juga sedikit menginspirasiku.

"Jangan menyerah meskipun kursi roda ini menghambatmu." Ia memegang tanganku dan meremasnya dengan lembut. Ia pria yang manis..

Kami menghabiskan waktu berdua di taman ini hingga matahari mulai terbenam. Harry sudah pulang setengah jam yang lalu. Saat ini aku sedang berbaring di atas tempat tidur bersama laptopku. Berniat untuk mengaktifkan skype, siapa tahu Greyson sedang online lalu memanggilku. Meskipun aku sudah tinggal bersama Greyson, bukan berarti aku berhenti menjadi penggemar fanatiknya di akun jejaring sosial. Aku masih menggunakan penyamaranku itu di akun fangirl. Mereka banyak bertanya pada ku tentang Greyson dan tentu saja semua jawabanku itu benar. Tidak ada yang salah karena langsung ku tanyakan pada orangnya hehehe.

The Star [ Greyson Chance ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang