Greyson kembali bersikap seperti biasa yang mana membuatku bisa sedikit melupakan sikap anehnya tadi. Kami menikmati makan malam bersama dengan tenang.
Pagi-pagi sekali Sean membawaku kerumah sakit. Ia ingin aku menjalani proses terapi disana karena ia berpikir berlatih dirumah tidak efektif. Empat jam sudah aku berada dirumah sakit, akhirnya Sean membawaku kembali kerumah.
Sesudah mengantarku, Sean kembali lagi kerumah sakit. Ini sedikit membosankan karena aktivitasku hanya dirumah dan rumah sakit. Tidak ada yang menarik sama sekali.
"Lihat siapa yang sedang melamun," suara Harry terdengar dari luar pintu. Aku menoleh dan mendapatinya sedang menyengir lebar kearahku sambil membawa satu kotak coklat.
"Ini untukku?"
Ia memajukan bibir bawahnya, "Bukan," aku mengangkat kedua alisku namun Harry malah terkekeh, "Ini untukmu," ia mengacak rambutku setelah memberikan kotak coklat,
"Kau sedang apa disini?" tanya ku sambil membuka kotak coklatnya.
"Menemanimu. Sean yang memintaku kesini,"
Aku menghela nafas, "Seharusnya kau tolak permintaan Sean. Aku tidak mau merepotkanmu,"
Harry berjongkok dihadapanku, "Aku sama sekali tidak keberatan, Nona manis," ujarnya yang disusul colekan pada hidungku, "Dimana Si Manusia Amatiran?" aku mengernyit, "Siapa?"
"Chance mu,"
"Oh. Ia pergi bersama Louis," Harry membulatkan bibirnya lalu duduk diatas sofa dengan posisi kaki diatas meja.
"Apa kau ingin menyusulnya di studio?" tawar Harry yang disusul dengan ekspresi bingungku, "Apa itu tidak mengganggu?" Harry menggeleng, "Ayo, ambil tasmu dan kita pergi,"
Aku dan Harry akhirnya pergi menuju kantor management Louis. Ini pertama kalinya aku melihat kantornya.
"Birdy!" Louis membungkukan badan lalu memberiku pelukan hangat setibanya kami di kantornya, "Biar ku temani kau melihat-lihat isi kantorku," Louis mengambil alih posisi Harry yang sedaritadi memegangi kursi rodaku, "Haz, kau sebaiknya temani Niall didalam. Ia sedang pusing menulis lagu baru kita," ujar Louis yang disusul anggukan kecil Harry.
Louis membawaku kesetiap ruangan yang ada didalam kantornya ini. Dimulai dari studio rekaman, ruangan kerjanya, ruangan khusus menyimpan alat musik dan ruangan editing. Aku bisa melihat logo nama Greyson terpajang pada dinding studio.
"Jika kau membutuhkan studio rekaman, datanglah kemari. Tempat ini selalu terbuka untuk mu,"
Aku mendongak menatap Louis lalu tersenyum lebar, "Terima kasih,"
"Mari ku antar kau bertemu dengan Greyson," Louis membawaku masuk kedalam studio. Didalam, aku menemukan Greyson yang sedang menggigit pulpen sambil serius menatap kearah layar computer ditemani seorang wanita berambut pirang yang juga sedang serius mengamati layar.
Louis berdeham kecil membuat keduanya mengalihkan pandangan pada kami, "Birdy," Greyson berdiri dari kursi lalu menghampiriku di ikuti gadis pirang ini. Aku sedikit penasaran, apa yang akan Greyson katakan ketika ia memperkenalkan ku pada gadis ini.
Gadis pirang ini menatapku dengan tatapan menyelidik membuatku sedikit menundukan kepala.
"Birdy, kenalkan ia Bea Miller. Bea adalah teman duet Greyson dan mereka akan segera merilis single terbaru bulan ini," ujar Louis padaku. Aku mengulurkan tanganku pada Bea. Ia tidak langsung menyalami, melainkan memandangiku terlebih dahulu baru akhirnya ia menjabat tanganku dan itupun hanya dengan waktu yang singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Star [ Greyson Chance ]
FanfictionGadis biasa yang ingin menggapai sebuah bintang yang bersinar terang di angkasa. Namun tiba-tiba sinar dari bintang itu meredup dan hilang. Ia mencoba mencari bintang itu dan berusaha membuat sinarnya kembali bercahaya seperti semula. Tetapi bagaima...