11. PERTANDINGAN BASKET

51 5 0
                                    

Suara peluit telah terdengar keras, bahkan suara sorakan - sorakan hampir mengalahkan suara peluit. Di dalam ruang pertandingan ini, bola berwarna coklat itu terpantul kesana dan kemari.

"SMA SAMUDRA! SMA SAMUDRA!" teriak para siswa siswi.

"SEMANGAT ARION!" teriak beberapa siswi.

Bahkan, para Cheerleader tengah melakukan beberapa akrobatik untuk menyemangati sekolah ini. Ya, hari ini adalah pertandingan basket antara SMA SAMUDRA dengan SMA GALAKSI, dua SMA bergengsi ini telah di satukan dalam pertandingan basket. Mereka sama-sama mahir dalam mengatasi lawannya.

Arion sebagai kapten basket berhasil melakukan jump shot untuk terkahir kalinya, dan hasil dari pertandingan hari ini telah di menangkan oleh SMA SAMUDRA, sorak-sorakan ramai pun terdengar bangga.

Setelah pertandingan basket selesai, Arion pun menghampiri Aleena yang menunggunya di tempat penonton.

"maaf! Nunggu lama ya?" ucap Arion dengan lembut kepada Aleena.

"enggak kok kak,"

"Congratulations ya kak." lanjut Aleena.

Para siswi yang berada di tempat tersebut merasa iri, mereka awalnya berpikir bahwa yang di hampiri adalah mereka, ternyata tidak.

'aduh, ada nyamuk di sini woi.' batin cahaya.

Ya, sejak pertandingan di mulai, Ghadia dkk menemani Aleena menonton pertandingan. Mereka bilang sekalian nonton cogan, tapi itu hanya berlaku untuk Ghadia dan cahaya.

"kakak haus nggak?" tanya Aleena sembari berjalan meninggalkan lapangan.

"menurut kamu bagaimana?" bukannya menjawab, Arion malah kembali bertanya.

'astaga! Ini anak gimana sih, udah keliatan keringatnya keluar sebanyak itu masih nanya, ck ck ck.' batin Ghadia heran.

"kalau menurut aku, kakak haus." jawab Aleena dengan polos.

"nice." jawab Arion sambil mengacak-acak rambut panjang Aleena dengan gemas.

"aish, kakak! Jangan di acak-acak rambut aku." Aleena pun membenahi rambutnya yang sedikit berantakan dengan tangannya.

"maaf!" Arion pun membantu merapikan rambut Aleena.

Kalian ingin tahu wajah ketiga teman Aleena, mereka sedang kesal sekarang. Mereka ada di belakang Arion dan Aleena, wajah Ghadia dan cahaya tampak cemberut iri. Namun, rasa iri mereka itu karena kesal. Mereka merasa seperti bodyguard saja yang mengikuti mereka dari belakang. Sedangkan, Ajeng dia hanya memutar bola matanya malas.

__________

Terlihat beberapa botol bekas minuman soda dan kardus pizza berantakan di sebuah kamar.

Seorang laki-laki tengah membaringkan tubuhnya di atas kasur king size, setelah menghabiskan beberapa makanan cepat saji dan minuman soda.

Drrrttt! Drrrttt!

Suara getaran ponsel membuat ia yang tengah membaringkan tubuhnya, dengan malas meraih ponsel yang ada dinakas sebelah kiri.

[ datanglah kemari sekarang, ada yang ingin saya bicarakan. ] sebuah pesan tertera di notifikasi ponselnya.

Hufft!

ia menghela nafas dengan kasar, ia pun berdiri dan mencuci wajahnya di kamar mandi. Setelah lima belas menit ia di kamar mandi, ia pun mengenakan jaket berwarna hitam dan meraih kunci mobilnya.

Sesampainya di tempat tujuannya, laki-laki bernama El ini pun masuk ke sebuah rumah berwarna putih dengan disambut oleh beberapa penjaga bertubuh kekar.

"silakan tuan muda! tuan Damar telah menunggu anda di taman belakang, mari saya antar." ucap seorang maid perempuan setibanya El masuk ke ruang tengah, El mengikuti ajakan maid tersebut tanpa berpikir panjang.

"tuan! Tuan muda sudah datang." ucap maid tersebut sambil menundukkan tubuhnya kepada Damar yang tengah berdiri di pinggir kolam renang.

Damar pun berbalik dan menatap El sebentar, lalu menyuruh maid tersebut pergi dengan kibasan tangannya. Maid tersebut lalu menundukkan tubuhnya dan berlalu meninggalkan mereka.

"duduklah!" ucap Damar pada El dengan suara beratnya.

Tanpa sepatah katapun, El pun duduk di kursi dekat kolam renang.

"saya tahu, kamu membenciku dan mungkin kamu sebenarnya malas untuk bertemu dengan saya." Damar menghela nafas dengan pelan.

"kuharap kamu bisa datang sebagai putraku." Damar menyerahkan sebuah kartu undangan berwarna gold.

El hanya menatap kartu undangan tersebut, dengan malas ia pun meraih kartu tersebut.

"hanya ini yang ingin anda bicarakan?" tanya El dengan wajah datar.

"tidak! Masih ada hal lain yang ingin saya bicarakan." Ucap Damar sembari menatap kolam renang.

"kembalilah ke rumah ini!" pinta Damar tanpa menoleh kepada El.

"hhh. Anda ingin saya kembali ke rumah ini hanya untuk menyaksikan pernikahan yang tidak berguna ini, akan lebih baik jika anda tidak menurunkan harga diri anda kepada saya." ucap El dengan wajah datar dan menusuk.

'aku harus sabar menghadapi anak ini.' batin Damar.

"aku tidak ada waktu untuk menghadiri acara tidak penting, dan sekarang aku merasa bahwa waktuku yang berharga telah terbuang dengan sia-sia." Ucap El, ia pun berdiri meninggalkan Damar yang tengah menatapnya.

__________

"ini, semua informasi yang udah gue dapetin." ucap seorang laki-laki dengan meletakkan map coklat kepada El.

"thanks." jawab El, lalu membuka map coklat tersebut.

"by the way, gue denger bokap lo bakal menikah sama dia 3 hari lagi. Apa itu bener?" tanya Mike.

"hm." gumam El pelan sambil melihat isi map coklat itu.

"terus, lo bakal dateng ke pernikahan itu? Bukannya lo nyuruh gue cari informasi tentang dia, karena ingin memutuskan hubungan antara mereka?" tanya Mike bingung dengan rencana sahabatnya ini.

"hm." gumam El lagi, masih acuh tak acuh.

"bisa nggak sih, lo ngomong yang jelas gitu, and lo harus kasih tau gue rencana lo." Mike tampak kesal karena merasa di cuekki oleh El.

BRAK!

Suara itu berasal dari El, ia sedang menujukkan sebuah foto dihadapan Mike.

"hampir aja jantung gue copot, bangsat." ucap Mike dengan umpatan di akhir kalimat.

"who's she?" Tanya El.

Mike pun meraih foto tersebut. "ex-lover,"

"is there complete data on this man's name?"

"yes,"

"waktu masih 3 hari lagi, gue masih butuh bantuan lo."

"oke, gue siap bantu lo."

ALEENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang