30. LIVE MUSIC

28 4 0
                                    

HAI, SELAMAT MALAM!

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DENGAN VOTE DAN COMENT!

HAPPY READING!
_____________________________________

"kita memang jail, tapi kita sayang."

Aksa Zhafran Elbaz & Arion Afriza Elbaz
_____________________________________

Suasana malam yang dingin tidak dihiraukan oleh kalangan muda mudi. Beberapa ada yang bersama sang kekasih dan beberapa bersama teman maupun keluarga.

Tidak terkecuali seorang gadis yang mengenakan dress hitam dengan motif bintang-bintang kecil, dengan tas selempang berwarna putih berjalan, dibelakang gadis itu ada dua laki-laki tampan namun berwajah datar dan kedua tangannya yang berada saku.

Tidak sedikit yang mengira mereka seorang putri dan pangeran.

Mereka bertiga duduk di salah satu meja VVIP dekat dengan kaca transparan.

"luar biasa." puji Cahaya ketika melihat Aleena dan kedua kakaknya berjalan bak putri dan pangeran.

"lo cantik banget, Al." ucap Cahaya masih memandang kecantikan Aleena lalu beralih menatap kedua pangeran yang berwajah datar dan dingin.

"cafenya bagus banget, pelayanannya juga luar biasa." puji Ghadia sambil tersenyum untuk menghilangkan kecanggungan.

Mereka saat ini berada di cafe milik Aksa dan Arion, ini adalah persyaratan dari Aksa dan Arion untuk Aleena jika mau ke cafe.

Aleena sendiri tidak menolak, karena ia memang tidak pernah mengunjungi cafe milik kakaknya.

"kita udah pesenin buat kalian." ucap Ghadia.

"makasih ya Ghadia." ucap Aleena

Dua pelayan pun datang membawakan pesanan ke meja yang berisi beberapa remaja, mereka lalu meletakkan makanan dan minuman di meja. Setelah itu mereka undur diri.

"gila, baru sesuap udah enak banget." puji Cahaya.

Ketiga laki-laki dimeja itu hanya memutar bola mata malas. Mereka adalah Aksa, Arion dan El.

Sebenarnya El tidak ingin datang dan menolak dengan tegas, tapi kedua gadis cerewet itu selalu menggangunya setiap ia berjalan kemanapun, bahkan mereka pernah tanpa sadar ikut masuk ke dalam toilet laki-laki, untung saja saat itu di toilet laki-laki hanya ada dia.

"kita tukeran no handphone yuk." ucap Cahaya.

Ajeng memutar bola matanya malas, ia tahu niat sahabatnya.

"gue udah punya nomor lo."

"gue nggak ngajak lo."

"maksud gue, nomor handphone kakak-kakaknya." ucap Cahaya sedikit malu-malu.

Ghadia memandang Cahaya jijik, bisa-bisanya ia mempunyai niat seperti itu. Pikir Ghadia.

"boleh, nanti kita buat grup sekalian." ucap Aleena senang.

Aksa dan Arion menghembuskan nafas kasar, jika sudah adiknya yang meminta tidak dapat ditolak. Aleena tersenyum melihat kedua kakaknya meletakkan handphone keduanya di meja, lalu Aleena melirik El, ia tampak tidak peduli dengan rencana aneh adik kelasnya. Ia malah sibuk memakan cake coklat terlebih dahulu tanpa menunggu yang lain.

Ghadia mengikuti lirikan Aleena, lalu ia tersenyum miring. Tangannya terulur untuk meminta sesuatu dari El, sedangkan El hanya mengangkat sebelah alisnya.

Ghadia mendengus pelan, lalu mendekatkan kepalanya di telinga El, mereka memang duduk bersebelahan.

Wajah El tampak mematung sebentar, lalu dengan malas ia mengambil handphonenya yang berada di saku kemejanya.

ALEENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang