31. PIANO

32 4 0
                                    

HAI, SELAMAT MALAM!

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DENGAN VOTE DAN COMENT!

HAPPY READING!
  ____________________________________

“Jika kamu ingin bahagia, tetapkan sasaran yang membangkitkan pikiran, membebaskan energi, dan menginspirasi harapanmu.”

– Andrew Carnegie
  ____________________________________

“Hai, kak!” terdengar saapan lembut dari seberang telepon.

“hm?” El menatap datar sang penelepon yang mengganggu malamnya.

“kakak lagi apa?” tanya seseorang di seberang dengan senyum yang terus mengembang.

“mau tidur.” jawab El ketus.

“kakak tidur awal?”

“banyak nanya lo.” Aleena terlihat mencebikan bibirnya.

“ya udah, kalau aku ganggu kakak. Maaf, selamat malam!” ucap Aleena sambil tersenyum dan berniat mematikan panggilan videonya.

“tunggu!” El mendudukkan tubuhnya dengan tegap saat ia tadi punggungnya menempel pada kepala ranjang.

“ekhem.” deham El berusaha menghilangkan kegugupan.

Aleena menatap bingung pada El yang sejak tadi tidak bicara apapun.

“ada apa kak?”

“lo... ekhem, hobi lo apa?” Aleena tertawa kecil menyadari sikap aneh El.

Ia tersenyum manis dan berkata. “berenang.” El tampak manggut-manggut mengerti.

“memangnya kenapa kak?”

“nggak apa-apa.”

“lo beneran mengidap Agoraphobia?” Aleena tersenyum lagi.

“iya kak.”

Sungguh, jantungnya tiba-tiba berdegup dengan kencang, entah apa artinya ini, apalagi saat ia melihat senyum manis itu.

“kakak, aku boleh minta tolong?” El Menaikkan sebelah alisnya.

“nyanyiin ya, aku pengen banget denger suara kakak, nggak tahu kenapa aku seneng banget dengernya. kalau kata Cahaya suara kakak itu candu.”

Dasar, gadis itu terpengaruh oleh racun cewek aneh.

“nggak.” tolak El dengan tegas.

“please... ” Aleena menampilkan puppy eyesnya sambil melengkungkan bibirnya kebawah.

“huft... ”

“ok.” senyuman manis mengembang di bibir Aleena.

“thank you.” El melangkah keluar dari kamar lalu menuju suatu ruangan.

“kakak mau kemana?” tanya Aleena ketika melihat suara langkah kaki.

El tidak menjawab, ia tetap melangkah dan setibanya di depan pintu berwarna coklat, ia membukanya dan memutar matanya ke segala ruangan.

Mendudukkan diri di depan bangku bundar kecil tanpa punggung, ia meletakkan handphonenya di atas piano dan mulai menekan setiap tuts piano.

“mau di nyanyiin apa?” Memegang dagunya sembari berpikir, lalu Aleena menjentikkan jarinya.

Terkejut karena melihat El didepan piano, namun tidak bertahan lama.

“unity-Alan Walker, kak.” ia tersenyum lebar sambil mengamati dan mendengarkan suara nada piano dan suara El.

ALEENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang