26. MAAF

41 4 0
                                    

HAI, SELAMAT MALAM!

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK!

HAPPY READING!

"gue emang bego, karena nggak bisa jagain lo, pookie."

              Arion Afriza Elbaz

  ____________________________________

"lo bego." ucap El kepada Aksa dengan wajah yang sama-sama datar.

"kenapa lo bisa tahu?" tanya Aksa menatap El penuh penyelidik.

"hhh, gue nggak bener-bener pergi dari rumah sakit." Aksa terkejut dengan jawaban El, lalu ia menatap langit yang berwarna biru.

Ia menyesal, benar-benar menyesal. Bagaimana tidak, adiknya hampir dilecehkan untuk kedua kalinya.

"kenapa lo biarin Aleena deket sama Arkan?" bentak Arion dengan nafas memburu.

Ya, pagi sekali ia sudah sampai di rumahnya untuk memberikan kejutan dan saat ia sampai malah diberikan kejutan sendiri dengan melihat Aleena digendong oleh El dan El juga telah menjelaskan apa yang terjadi.

El mengetahui alamat rumah Aleena karena Aleena pernah mengatakan alamatnya. Aleena pikir jika sewaktu-waktu El ingin berkunjung.

Ia marah, marah pada dirinya sendiri, marah pada kedua orang tuanya dan juga marah pada Aksa. Karena tidak memberitahu jika Aleena masuk rumah sakit.

Kekecewaannya semakin membesar ketika mendengar adiknya hampir dilecehkan oleh suruhan Arkan dan disaksikan langsung oleh Arkan.

El sudah melaporkan Arkan ke polisi dan Arion juga dengan tekadnya menghampiri kantor polisi yang menangkap Arkan, setibanya di sana ia memukul habis-habisan Arkan, jika tidak di pisahkan oleh polisi, maka Arkan pasti sudah mati ditangannya.

"sorry." ucap Aksa lirih dengan kepala menunduk tidak berani menatap adiknya yang begitu kecewa padanya.

"bodoh. Lo kakak yang bodoh." ucap Arion kesal ingin memukul Aksa namun ia malah memukul-mukul kepalanya sendiri.

"lo gila?" bentak El kesal melihat drama keluarga ini.

Kedua laki-laki didepan El pun mematung, namun lagi-lagi mereka menunduk menyesal.

"kalo gue enggak ke luar kota, semua ini nggak bakal terjadi. Gue nyesel." Arion menegakkan kepalanya menatap El.

"thanks, lo udah berkorban buat adik gue." ucap Arion tulus.

El terkekeh kecil, ia tidak percaya dengan pemandangan yang ia lihat, laki-laki yang selalu bersikap dingin dan tidak peduli pada siapapun, sekarang ia melihat sisi rapuh laki-laki ini.

"lo pernah bantu gue, itu balasan gue buat lo." ucap El juga tulus.

Arion pernah menolongnya ketika ia menyelamatkan seorang wanita paruh baya, namun para preman itu ternyata lebih kuat dari dugaan El, hingga ia hampir mati ditempat jika tidak di tolong oleh Arion.

__________

"Aleena udah tidur?" tanya Aksa pada Arion.

Arion menatap datar kakaknya, lalu ia hanya menjawab dengan gumaman.

"sorry." lagi Aksa benar-benar merasa bersalah.

"nggak perlu minta maaf, kalau nyatanya kejadian itu udah terjadi." ucap Arion menatap laptopnya.

"gue tahu. Gue emang nggak pantes jadi kakak yang baik buat Aleena." Aksa lalu duduk disamping Arion yang masih menatap laptop miliknya.

Mereka duduk di sofa yang dekat dengan kolam renang.

ALEENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang