32. PANTI ASUHAN

31 4 0
                                    

HAI, SELAMAT MALAM!

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DENGAN VOTE DAN COMMENT!

HAPPY READING!
____________________________________

“Hidup akan tragis jika tidak lucu.”

-Stephen Hawking

____________________________________

“DOR!”

Handphone yang semula berada di tangan laki-laki berkaos putih itu terjatuh ke rerumputan hijau.

Menoleh ke belakang dengan tatapan datar, ia berdecak kesal.

“Ngapain?” perempuan yang cengengesan tanpa merasa bersalah itu melangkahkan kakinya sampai ke samping laki-laki itu.

“Kakak sendiri ngapain, sore-sore ngelamun.” Aleena membungkuk sebentar dan mengambil handphone Aksa yang terjatuh.

Mengerutkan dahinya ketika melihat beberapa foto  setelah membalikkan handphone itu.

“Kakak ngapain lihat-lihat foto Ajeng?” mata Aksa melotot sebentar, menelan salivanya dengan susah payah, dengan buru-buru ia mengambil handphonenya dan memasukkan handphone itu ke dalam saku celananya.

“kok nggak di jawab. Kenapa kakak lihat-lihat foto Ajeng?” tanya Aleena mengulang.

“nggak sengaja lewat.” Aleena memicingkan matanya.

Aleena memang polos, tapi ia tahu kalau kakaknya berbohong. Setelah mempunyai  handphone sendiri, ia tidak tertinggal untuk menggunakan sosial media, dari fitur-fiturnya ia tahu, tidak mungkin postingan itu hanya lewat jika tidak di follow atau ia sengaja mencari akunnya.

Dasar pembohong

“Mau ngomong apa?” tanya Aksa ketika menyadari Aleena mulai menatapnya penuh intimidasi.

“Ouh iya, aku sampai lupa. Aku nanti mau pergi sama kak El, boleh ya?” ucap Aleena memohon.

“Udah sore.”

“Tadi kak Arion bilang, aku bisa pergi kalau minta izin sama kak Aksa juga.” ucap Aleena kesal.

“Kalau gitu, harus ada bodyguard.” Aleena menghela nafas pelan.

Sudah ia duga, pasti ada persyaratannya. Tidak memiliki pilihan lain, Aleena pun menerima keputusan kakaknya dengan terpaksa. Ia tahu kalau kedua kakaknya sangat menyayanginya dan khawatir akan terjadi apa-apa padanya.

Aleena tersenyum lebar. “Terima kasih.”

Cup

Aleena mencium pipi kiri Aska dan berhasil membuat kakaknya mematung, Lalu ia tersenyum tipis.

Sudah lama ia tidak menerima kecupan dari adiknya.
                             __________

Sepasang laki-laki dan perempuan berjalan berdampingan, sesekali perempuan itu bertanya-tanya dan membuat laki-laki itu kesal.

Beberapa meter di belakang mereka pun ada empat pria berbadan besar, mengikuti mereka lebih tepatnya mengawasi.

“Panti asuhan?” beo Aleena menatap papan bercat putih.

“Masuk!” Ucap El sambil membuka gerbang berwarna hitam.

Melangkahkan kakinya dengan mata yang mengedarkan ke sekeliling yang tampak sepi dan asri.

“Kak, kenapa kita ke sini?” Tanya Aleena sambil mengikuti langkah El yang berada di depannya.

El berhenti tatkala di depan teras ada seorang wanita berusia lima puluhan sedang berdiri dengan senyum hangat yang terukir di wajahnya.

ALEENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang