03. Misi dan Anggota Baru

673 149 32
                                    

Pagi hari, Aeris sudah duduk di meja makan bersama keluarganya kecuali Papa, Papa sedang ada urusan bersama temannya, jadi harus berangkat pagi-pagi sekali. Mereka diam mendengar celotehan yang dilontarkan Aurora sembari menunggu Mama yang sedang memasak makanan. Aeris dan Loria tadi berniat membantu, namun, Mama malah menyuruh mereka untuk duduk diam di kursi.

"Takdir itu kejam sekali!" kesal Aurora.

"Sudahlah, lupakan saja," ucap Auzora yang mulai lelah mendengar perkataan kembarannya.

"Apa kau bilang? Lupakan? Kau itu tidak tahu apa-apa!"

"Hei ... kenapa kalian berdua ini?" tanya Mama yang langsung duduk di salah satu kursi di meja makan tersebut.

"Aurora lagi galau, Ma." Aeris memberitahu.

"Galau kenapa?" bingung Mama.

"Dia menyukai laki-laki yang berbeda zaman dengannya sewaktu menjalani misi. Laki-laki itu berasal dari masa depan, tahun 2120," jawab Loria. Mama menganggukkan kepalanya mengerti, sedangkan Aurora hanya bisa cemberut.

"Nasibku sama dengan Kak Aeris," gumam Aurora bersedih.

Aeris yang mendengar namanya disebut langsung melirik Aurora. "Kok jadi Kakak?"

"Kau menyukai seseorang dari masa lalu, sedangkan aku menyukai seseorang dari masa depan."

Aeris diam tidak menjawab, benar juga yang dikatakan Aurora.

"Itu berbeda. Kak Aeris memiliki hubungan dengannya, bahkan sudah menjadi istri seorang raja. Perasaan mereka jelas, sama-sama saling menyukai. Sedangkan kau? Dia kenal kau saja tidak," kata Auzora yang membuat Aurora memukul lengan kembarannya itu dengan kuat.

"Kau bahkan sudah menjadi nenek-nenek saat dia remaja," lanjut Auzora yang langsung dipukul lagi oleh Aurora.

"Sudahlah ... jangan berkelahi di depan makanan. Mari kita makan dulu." Mama menengahi, makanan memang sudah disajikan di meja makan. Loria mengangguk menyetujui.

Aeris mulai mengambil nasi, ia diam sambil memikirkan sesuatu yang sebenarnya malah akan membuatnya menahan rindu.

Mungkin Aurora bisa melihatnya walau sudah tua. Aku bahkan tidak bisa menemukan di mana tempat peristirahatan terakhir dia.

•••

Siang hari Aeris memiliki rencana untuk menonton film, namun, ia diberitahu oleh Loria untuk segera menuju gedung Edith. Jadilah ia berdiri di sini, di pintu masuk gedung Edith. Tadi, ia berangkat bersama Loria dari rumah menggunakan flugi.

"Ada apa sih, Kak?" tanya Aeris, berbisik.

"Tidak tahu. Profesor Rasya menyuruh kita datang ke ruang pertemuan kemarin," jawab Loria.

"Apa ada masalah?" Loria menggeleng tidak tahu.

Mereka melangkahkan kaki mereka menuju ruang pertemuan kemarin. Aeris dan Loria yang pertama datang, mereka langsung duduk di kursi yang telah disediakan. Lalu, tak lama anggota tim mereka datang satu per satu.

"Kenapa kita disuruh berkumpul?" Helios bertanya.

"Tidak tahu. Kita tunggu saja Pro .... " Perkataan Loria terhenti kala pintu menampilkan seseorang yang mereka tunggu-tunggu. Lantas semua tim berdiri ketika melihat Profesor Rasya berjalan masuk.

"Duduklah, semua," ucap Profesor Rasya. Mereka pun menurut.

"Aku tahu mungkin kalian ada yang sedang bersantai di rumah, tapi harus datang ke sini karena aku ingin membicarakan sesuatu dengan kalian." Mereka saling tatap saat mendengar kslimat terakhir yang dilontarkan Profesor Rasya.

Edith: RetrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang