17. Pangeran dan Putri Vilas

517 121 74
                                    

Sebelum membaca, diharapkan untuk vote terlebih dahulu.

Valendra sudah duduk di kursi kebesarannya, ditemani oleh Kalandra di sebelahnya. Dua saudara itu sama-sama menatap Pangeran dan Putri dari Kerajaan Vilas tersebut.

"Apa yang membuat kalian jauh-jauh datang kemari untuk menemuiku?" Tanpa basa-basi lagi, Valendra langsung bertanya.

"Kami datang untuk menawarkan kerja sama dengan Hanasta. Kami juga sudah mendengar tentang Hantu Malam. Vilas bisa membantu kalian mengatasi Hantu Malam." Sang Pangeran—Elijah, langsung menjawabnya.

"Bagaimana kalian bisa mengatasi Hantu Malam?" Valendra bertanya lagi.

"Salah satunya dengan mengirim pasukan khusus untuk berjaga di tiap sudut rumah warga." Mendengar Elijah berkata seperti itu membuat Valendra tersenyum miring.

"Itu yang kami lakukan akhir-akhir ini. Tapi lihatlah ... para warga tetap hilang. Ada alasan khusus kami menamai mereka Hantu Malam, Pangeran Elijah."

Elijah tak menyerah, ia kembali berkata, "Lebih banyak pasukan yang dikirim akan semakin bagus. Prajurit Vilas juga sudah terlatih, mereka akan membantu jika Raja Valendra mengizinkan."

Valendra terdiam memikirkannya, ia melirik Kalandra yang juga tengah menatapnya dengan tatapan jika ia setuju dengan ucapan Elijah. Valendra mengangguk pelan lantas kembali menatap Elijah dan Jemimah bergantian.

"Apa kalian sudah mengetahui jika bekerja sama dengan Hanasta harus menyerahkan sesuatu yang berharga menurut Kerajaan Vilas?" Elijah mengangguk. Ia kemudian menatap adiknya yang berada di sebelahnya.

"Yang Mulia bisa menikahi adikku, Putri Jemimah. Selain karena dia adalah yang terpenting bagi Kerajaan Vilas, adikku juga sangat mengagumi Yang Mulia." Dengan senyuman di wajahnya, Jemimah pun maju satu langkah lalu membungkuk hormat kepada Valendra ketika namanya disebutkan oleh kakaknya. Valendra tentu terkejut—ahh tidak, bukan hanya Valendra, melainkan Kalandra, Ryan, dan Aldari pun ikut terkejut. Raja dari Hanasta itu seketika langsung mengingat kejadian dua tahun lalu, ketika prajurit dari Daniswara kembali ke Kerajaan Hanasta dan membawa surat bahwa Putri Aeris bersedia menikahinya.

"Aku menolaknya. Hanya barang yang akan kami terima untuk kerja sama." Valendra menolak tegas. Elijah dan Jemimah tentu terkejut dengan penolakan Valendra. Dua bersaudara itu pikir, Valendra akan menerimanya seperti ia menerima Putri Aeris dulu. Berbeda dengan reaksi Elijah dan Jemimah, Kalandra menampilkan wajah yang biasa saja, ia sudah mengetahui jawaban pasti dari kakaknya.

"Namun, hanya Jemimah yang paling berharga di Kerajaan Vilas. Kerajaan Hanasta sudah memiliki apa pun yang kami punya," ucap Elijah.

"Kami menerima semua barang, walau barang tersebut sudah kami miliki di Hanasta. Yang terpenting adalah ceritanya, bagaimana barang tersebut menjadi berharga di kerajaanmu. Tidak mungkin bukan, hanya Putri Jemimah yang berharga di Kerajaan Vilas? Lagi pula, Hanasta sudah memiliki Ratu dan tidak ada yang bisa menggantikan posisinya, kecuali pasangan dari raja selanjutnya yang akan memerintah." Valendra berucap tegas sembari menatap tajam kedua bersaudara itu di akhir kalimatnya.

"Bukankah Ratu Aeris sudah menghilang sejak dua tahun yang lalu?" Jemimah berbisik kepada kakaknya. Namun, bisikan itu dapat didengar oleh telinga tajam Valendra.

"Siapa yang bilang kepadamu jika Ratuku menghilang, Putri? Aeris selalu berada di dekatku. Bahkan sekarang, aku bisa membawamu ke hadapannya jika kau tidak percaya," kata Valendra yang sedang menatap Jemimah tajam, ia tidak mau Aeris dianggap menghilang oleh orang lain.

Jemimah menunduk, takut akan tatapan yang Valendra berikan, ia segera berkata, "Maafkan aku, Yang Mulia."

"Aku akan mengizinkan kalian menginap di sini selama beberapa hari, setelah itu, kalian akan kembali ke Kerajaan Vilas, lalu jika benar-benar ingin bekerja sama dengan Hanasta, kalian bisa kembali lagi ke sini bersama 'barang' yang berharga menurut Kerajaan Vilas. Pengawal Aldari, kau tunjukkan kepada tamu kita di mana kamar mereka."

Edith: RetrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang