Sebelum membaca, diharapkan untuk vote terlebih dahulu
Selama beberapa jam mereka diam di ruangan itu. Pasukan Bayangan tetap berjaga-jaga di sekitar mereka. Jemimah dan Redeia juga sudah tenang. Tadi, Arjuna mengutus satu anggotanya untuk memberi kabar ke Kinasta.
"Aku akan mengecek kondisi di luar. Kalian tetap berjaga di sini." Arjuna berkata kepada anggotanya yang lain.
Sendirian, Arjuna pun keluar. Ia melewati lorong gelap tersebut dengan cepat, lalu pelan-pelan membuka pintu.
Cahaya matahari sudah menyinari langit, ternyata pagi sudah datang. Sepanjang mata memandang, hanya kekacauan yang bisa Arjuna lihat.
Prajurit Hanasta menggotong tubuh temannya bersama-sama. Sepertinya prajurit asing tadi sudah pergi.
Arjuna dengan cepat menghampiri para prajurit itu dan bertanya, "Kelompok yang membuat kekacauan ini sudah pergi?"
Salah satu prajurit pun mengangguk. "Mereka sudah pergi, tepat sebelum matahari naik. Aku sangat yakin mereka adalah Hantu Malam."
"Baiklah ... terima kasih." Arjuna segera kembali ke ruangan tempat Aeris berada.
"Mereka sudah pergi. Untuk sekarang kita aman, ayo keluar," ucap Arjuna. Aeris yang mendengarnya mengembuskan napas lega. Ia segera membantu Redeia untuk berdiri.
"Terima kasih, Kak," ucap Redeia yang Aeris balas dengan senyuman.
Aeris pun mendekati dua saudara dari Vilas. Ia segera bertanya, "Kalian jadi pulang sekarang?"
"Kami akan pulang sekarang, Yang Mulia. Kondisi adikku juga tidak memungkinkan untuk terus di Hanasta." Elijah menjawab.
Aeris merasa tak enak. "Aku akan menyuruh beberapa prajurit untuk mengantar kalian ke Vilas dengan aman."
Elijah menggeleng. "Tidak perlu, Yang Mulia. Kami bisa sendiri."
"Jangan menolaknya, Pangeran. Anggaplah itu sebuah permohonan maaf karena Hanasta membuat adikmu merasa tak aman." Aeris menjeda ucapannya.
"Aku mewakili Hanasta benar-benar meminta maaf atas kejadian malam tadi."
Elijah menggeleng lagi. "Tidak perlu meminta maaf, Yang Mulia. Serangan itu tidak bisa diprediksi."
"Tapi aku tetap merasa bersalah. Izinkan beberapa prajurit Hanasta untuk mengantar kalian kembali dengan aman." Elijah tampak menimang-nimang ucapan Aeris, selang beberapa lama, ia mengangguk.
"Baiklah, terima kasih banyak, Yang Mulia Ratu." Elijah membungkukkan badannya untuk berterima kasih.
"Tidak usah berterima kasih, Pangeran," jawab Aeris.
Ketika sudah sampai di luar, Aeris ditemani Arjuna langsung menuju tempat para prajurit beristirahat. Para prajurit yang melihat Aeris datang pun segera membungkukkan badan mereka, hormat.
"Aku butuh empat prajurit yang tidak terluka." Aeris berucap.
Empat prajurit pun segera maju. Aeris melihat mereka satu per satu. Tampaknya mereka bisa untuk mengawal Elijah dan Jemimah ke Vilas.
"Tolong kalian kawal Pangeran Elijah dan Putri Jemimah sampai dengan aman ke Kerajaan Vilas." Aeris memberi perintah.
"Baik, Yang Mulia," jawab keempat prajurit.
Para prajurit itu langsung bersiap. Mereka mengambil kuda masing-masing dan pedang untuk berjaga-jaga.
Aeris lalu kembali ke tempat Elijah dan Jemimah berada. Mereka sudah siap, dengan kuda masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Edith: Retrouvailles
Historical FictionKenangan masa lalu kembali hadir di hidup Aeris kala ia ditugaskan menuju tahun 1822. [Edith series #2] Sudah diterbitkan oleh Nebula Publisher dan part masih lengkap. Diharapkan untuk membaca Edith: Survive in Past dahulu jika belum membacanya. 04...