35. Hukuman

329 68 14
                                    

Sebelum membaca, diharapkan untuk vote terlebih dahulu

Sudah tiga hari Aeris kembali, tiga hari juga Valendra dirawat di rumah sakit. Tiga hari yang lalu, Valendra berhasil diselamatkan oleh para dokter di gedung Edith, laki-laki itu lalu dipindahkan ke rumah sakit biasa.

Selama tiga hari, Aeris juga menginap di rumah sakit untuk menjaga Valendra. Keluarganya pun sering berkunjung untuk mengetahui kabar Valendra. Timnya pun sesekali berkunjung dengan membawa buah tangan, seperti sekarang, tetapi kali ini Loria tidak bisa hadir.

Mereka tertawa lepas akibat Navulia dengan wajah polosnya menceritakan bagaimana menakutkannya Idris saat menatapnya pertama kali.

"Mengapa juga kau menahannya, Ris," ucap Helios sesaat setelah tertawa.

"Auranya benar-benar berbeda saat terakhir kali aku bertemunya," jawab Aeris jujur.

"Tapi kau beruntung tahu bisa ditatap lama oleh Raja Idris," kata Redeia.

Navulia mengerutkan dahinya. "Di mana letak beruntungnya?"

"Jarang-jarang seorang raja ingin menatap orang asing dengan lama. Apalagi raja tersebut adalah Raja Idris! Salah satu raja hebat di masa lalu," jelas Redeia.

"Masalahnya dia menatapku seperti menatap musuh saat di medan perang!" Aeris pun tertawa mendengar ucapan Navulia.

"Aeris, sepertinya kau harus berangkat sekarang jika tidak ingin terlambat." Altair memperingati Aeris sembari melihat ke arah jam tangannya.

"Benar juga. Terima kasih sudah mengingatkanku." Aeris menjawab ketika menyadari jam sudah menunjukkan pukul 13.40, ia segera mengambil tasnya di meja.

Ia melirik Valendra yang belum sadar, lantas berucap, "Tolong jaga dia, ya, teman-teman. Kabari aku jika dia sadar."

"Kau tidak perlu khawatir tentangnya. Serahkan semua pada kami," jawab Helios. Aeris pun tersenyum lantas segera meninggalkan rumah sakit.

Hari ini, tepat pukul dua siang, Profesor Rasya akan memberinya hukuman yang sudah didiskusikan dulu oleh para Pendiri Edith lainnya.

Untung saja, jarak rumah sakit menuju gedung Edith tidak terlalu jauh, jadi Aeris memutuskan untuk berjalan kaki saja.

Aeris juga memakai masker karena ia akan merasa sesak jika berkeliaran di luar tanpa memakai masker. Ia sudah terbiasa dengan udara Hanasta yang masih terbebas dari polusi udara.

Tak terasa, ia sudah sampai di gedung Edith. Segera Aeris menunjukkan kartu tanda pengenalnya dan masuk. Aeris langsung melangkahkan kakinya menuju ruangan Profesor Rasya.

Setelah sampai di depan ruang Profesor Rasya, Aeris menarik napasnya terlebih dahulu sembari menggenggam erat tasnya. Ia lantas mengetuk pintu dan masuk saat pintu itu terbuka otomatis.

Profesor Rasya yang juga sudah menunggunya itu langsung berdiri. "Siang Aeris," tegurnya.

"Siang juga, Prof," jawab Aeris seraya tersenyum.

"Langsung saja ya. Aku sudah berdiskusi dengan pendiri lainnya, tentangmu dan juga Pluto." Profesor Rasya menjeda ucapannya.

"Kau sudah membuat kesalahan besar dengan membawa orang asing yang tidak berkaitan dengan misi ke masa depan, di mana itu melanggar aturan yang sudah diterapkan. Maka dari itu, kami memutuskan untuk menghukummu dengan .... "

" .... mengeluarkanmu dari organisasi Edith." Aeris menutup matanya, ia sudah menduga hal tersebut terjadi. Namun, Aeris tidak menyesal telah melanggar aturan tersebut karena sudah berhasil menyelamatkan nyawa seseorang.

Edith: RetrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang