Aeris membuka kedua matanya lalu mulai melihat sekeliling, takut-takut jika ia tersasar lagi sendiri. Namun, untunglah Loria terlihat tak jauh darinya, membuat Aeris menghela napas lega karena tidak salah tahun.
"Indah sekali," gumam Helios yang sibuk melihat sekeliling. Di sekeliling mereka hanya terlihat pohon-pohon rindang, namun, tidak mengurangi keindahan alam.
"Ini sangat sejuk," lanjut Altair. Aeris setuju dengannya. Dua tahun kembali ke zamannya membuat Aeris lupa udara di zaman ini sangat sejuk karena tidak ada polusi udara.
"Aku ingin memotret ini dulu," ucap Redeia lalu mulai mengeluarkan kameranya yang berada di dalam koper.
"Ini daerah mana?" tanya Aeris. Loria menggeleng, tidak tahu.
"Sekarang kita mau ke mana, Kak?" Navulia bertanya.
"Kita harus cari penginapan terlebih dahulu. Ayo semua, jangan terlalu lama berada di hutan ini, kita tidak tahu apakah hutan ini berbahaya atau tidak." Mereka langsung berkumpul dan mulai berjalan menuju arah utara.
Sekitar dua puluh menit mereka sudah berjalan dan sayup-sayup mendengar suara anak kecil yang sedang tertawa di ujung hutan sana. Mungkin sedang bermain bersama teman-temannya.
"Apakah kita harus berganti pakaian sekarang?" Helios bertanya.
Aeris mengangguk kecil. "Sepertinya iya. Mungkin ada permukiman di sana."
"Susah jika harus mengganti pakaian di hutan seperti ini. Bagaimana jika kita langsung pakai saja?" saran Loria.
Terlihat Redeia dan Navulia yang menganggukkan kepalanya, mereka setuju. Aeris juga menyetujuinya, takut-takut ada yang mengintip jika harus berganti pakaian di sini.
"Baiklah, karena semua setuju, jadi kita langsung saja memakainya. Ayo, bergegas Edith!" Anggota tim langsung berpencar, mengambil tempatnya masing-masing. Mereka langsung mengatakan sebuah kata di benak mereka untuk membuka kopernya masing-masing.
Aeris dengan cepat memakai dress panjang berwarna krem polos. Dress tersebut sempurna menutupi pakaian Aeris yang mungkin terlihat aneh di zaman ini.
"Sudah selesai semua?" tanya Loria.
"Sudah!" Semua menjawab.
"Baiklah, berkumpul semua, kita akan lanjutkan perjalanan." Aeris langsung berkumpul di tempat Loria sembari membawa kopernya.
"Ayo!" ucap Redeia tak sabar.
Mereka mulai melangkahkan kaki mereka keluar hutan bersama-sama. Tampak beberapa anak-anak sedang bermain. Tak jauh dari hutan, permukiman terlihat, para warga melakukan kegiatan mereka masing-masing.
Aeris berjalan paling depan. Ia lebih paham bersosialisasi dengan warga-warga zaman dulu karena pernah tinggal dengan mereka beberapa tahun yang lalu.
Mereka mulai memasuki permukiman. Walau sudah memakai pakaian yang biasa saja, koper mereka masih menarik perhatian warga. Karena, mana ada warga zaman ini yang berpergian memakai koper?
Aeris mendekat ke salah satu pedagang dan bertanya, "Permisi Bu ... ingin tanya. Apakah ada penginapan di dekat sini?"
"Ohh ... penginapan ya? Ada, kau tinggal berjalan beberapa langkah lagi. Penginapan itu memiliki banyak kamar dan di depannya terdapat kursi kayu panjang." Pedagang itu menjawab.
"Ahh baiklah, terima kasih." Aeris tersenyum kala menyelesaikan ucapannya.
"Ayo kita jalan," ucap Loria.
"Ris, apa kau bertanya daerah mana ini pada pedagang tadi?" Altair bertanya.
Aeris menggeleng. "Tidak, aku lupa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Edith: Retrouvailles
Historical FictionKenangan masa lalu kembali hadir di hidup Aeris kala ia ditugaskan menuju tahun 1822. [Edith series #2] Sudah diterbitkan oleh Nebula Publisher dan part masih lengkap. Diharapkan untuk membaca Edith: Survive in Past dahulu jika belum membacanya. 04...