Sebelum membaca, diharapkan untuk vote terlebih dahulu.
Seluruh anggota tim langsung saling tatap ketika pintu diketuk. Aeris pun bangkit dari duduknya lantas membuka pintu dengan pelan. Ia mengintip, melihat siapa yang mengetuk, matanya langsung membulat kala melihat seseorang yang tak asing.
"Kak Arjuna?" Dengan segera Aeris keluar rumah lalu memeluk Arjuna yang sudah menjadi prajurit khusus tersebut.
"Astaga ... sudah lama sekali sejak aku melihatmu terakhir kali." Arjuna berkata sembari melonggarkan pelukan Aeris karena merasa ditatap oleh pasukannya yang lain.
"Kamu apa kabar?" tanyanya.
Aeris mengangguk sembari tersenyum. "Baik. Kak Arjuna?"
"Sama seperti jawabanmu," jawab Arjuna. Anggota Edith yang penasaran pun satu per satu langsung keluar dari rumah dengan tatapan yang bingung.
"Aeris, siapa?" bisik Loria.
"Dia Kak Arjuna. Ingat tidak?" Loria terdiam sesaat memikirkan siapa laki-laki yang berdiri di depan adiknya tersebut. Lalu, selang beberapa detik, ia membulatkan matanya dan menatap Arjuna.
"Kau salah satu anggota keluarga Vamana bukan? Yang membantu adikku?"
Arjuna menganggukkan kepalanya sekali, lantas menjawab, "Ya, itu benar."
Loria tersenyum. "Terima kasih sudah membantu adikku selama dia di Hanasta."
"Tidak masalah, aku sudah menganggap Aeris sebagai adikku juga."
Arjuna teringat sesuatu lalu segera menatap Aeris. "Kami di sini akan bertugas untuk melindungimu dari bahaya apa pun. Tenang saja, kalian semua aman bersama kami."
Aeris langsung menatap ke belakang Arjuna. Terlihat lima prajurit yang memakai pakaian yang sama seperti Arjuna. Aeris menatap Arjuna lagi dengan tatapan meminta penjelasan.
"Raja Valendra mengutus kami." Arjuna menjawab.
Aeris seketika langsung berucap, "Tidak usah! Tidak apa-apa, kami tidak akan lama di sini."
"Ini adalah perintah raja, kau tidak bisa menolaknya." Jawaban Arjuna membuat Aeris menghela napasnya. Ia langsung menatap anggota Edith lainnya yang hanya bisa mendengar itu tanpa bisa menolak.
"Kami akan masuk sekarang. Ayo semua, kita buat rencana lagi." Loria berucap, membuat keempat anggota Edith lainnya kembali memasuki rumah, disusul oleh Aeris, dan terakhir Loria, tak lupa ia menutup pintunya.
"Wow ... aku seperti orang penting saja," ucap Redeia yang sudah duduk sembari menatap Loria.
"Maafkan aku kalau itu membuat kalian tidak nyaman." Aeris berkata sambil menunduk.
"Tidak ... tidak masalah," jawab Helios.
"Lupakanlah tentang pasukan khusus tersebut. Kita harus segera mencari Pluto di sini agar tidak kehilangan jejaknya lagi." Loria berucap seraya duduk dan menatap anggotanya.
"Menurutku kita bisa mencarinya hari ini juga. Malam masih lama, kita bisa beristirahat mungkin setengah jam, lalu kembali mencari," usul Altair. Loria dan Helios terlihat menganggukkan kepalanya setuju.
"Baiklah. Kalian istirahatlah, kita akan kembali mencari Pluto hari ini."
"Baik, Kak!" Seluruh anggota Edith menjawab Loria.
Ketika yang lainnya bersiap untuk beristirahat, Aeris malah keluar untuk menanyakan beberapa hal kepada Arjuna. Saat pintu terbuka, keenam prajurit—termasuk Arjuna—yang sedang duduk itu langsung berdiri tegap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Edith: Retrouvailles
Historical FictionKenangan masa lalu kembali hadir di hidup Aeris kala ia ditugaskan menuju tahun 1822. [Edith series #2] Sudah diterbitkan oleh Nebula Publisher dan part masih lengkap. Diharapkan untuk membaca Edith: Survive in Past dahulu jika belum membacanya. 04...