Chapter 6

81 12 0
                                    

Masih kenceng idenya kaya masa pedekatean 😂

Awal puasa dihold ceritanya dan kembali lagi abis lebaran ya suhu XD


Haechan menepuk pipi gembul Ryujin yang masih bergelung manja dikamar miliknya. Ia tidak tega membiarkan gadis itu tertidur disofa semalam. Jadinya ia pindahkan saja ke kamarnya dan Haechan tidur disofa kamar miliknya. Rambut gadisnya berantakan menutupi sebagian wajah tapi ia sangat menyukainya. Ia menyentuh dahi Ryujin dengan punggung tangannya. Syukurlah Ryujin tidak sampai menderita demam hari ini.

"Jin bangun, gue ada jadwal ngampus pagi ini."

"Lima menit lagi."

"Gue udah telat banget. Lo juga ada jadwal ngampus jam delapan kan? Ini udah jam tujuh loh."

"Apa..." Ryujin langsung menegakkan tubuhnya, duduk diatas ranjang dengan nyawa yang masih belum terkumpul. Kakinya menyilang dengan mata yang masih tertutup rapat. Ia merentangkan tangan seperti anak kecil yang ingin digendong ayahnya. Apa Ryujin kesurupan setan genit ditaman?

"Habis cuci muka gue antar balik yah." Gadis itu hanya bergumam. Kakinya melingkar dipinggang Haechan dan tangannya bertumpu pada bahu pria itu. Apakah ini pacar rasa anak?

"Lo cuci muka sama sikat gigi dulu. Gua udah buatin sandwich buat ngampus, udah gue letakin dikotak makan meja ruang makan. Gue tinggal yah." Haechan menurunkan Ryujin dikamar mandi miliknya. Langkah kakinya terhenti karena pergelangan tangannya ditahan Ryujin. Haechan memandang bingung Ryujin yang mendekat kearahnya.

Ryujin dengan cepat mengecup pipi kiri dan kanan Haechan bergantian. Gadis itu tersenyum malu-malu sudah mencium Haechan. "Hadiah. Karena udah trial jadi ayah yang baik buat anak kita nanti,"

Dada Haechan berdesir hangat. Hatinya seperti taman bunga yang bermekaran. Ia tidak menyangka bahwa Ryujin mengucapkan kalimat termanis itu karena selama mereka menjalani hubungan biasanya gadis itu sangat cuek tapi kali ini berbeda.

Haechan mengecup kening Ryujin lama. Pijar matanya sangat terang memancarkan sinar kebahagiaan. "Hadiah karena bersedia jadi calon ibu yang hebat buat anak gue nanti."

Mereka berdua tertawa riang dikamar mandi. Haechan ingin bolos kuliah dan mengurung gadisnya saja dikamarnya. Ryujin menarik tubuh pria itu memeluknya erat. Haechan seperti mentari yang memberikan kehangatan. Ia seperti Beta Orions- bintang yang paling terang dilangit.

Ryujin menggesekkan hidungnya didada pria itu. Tangan Haechan mengelus surai halus gadisnya. "Jangan genit dikampus. Sampai aku denger gosip kalau kamu dekat sama cewek lain. Awas aja."

"Kamu dan kepercayaan kamu itu mahal harganya. Selingkuh itu hanya dilakukan bagi orang murahan. Aku kan cowok limited ga level yaw haha." Haechan tertawa geli. Ia tidak pandai merangkai kata untuk menyenangkan perasaan orang lain. Salah kata bisa jadi lebay kedengerannya.

"Janji ya." Ryujin mendongakkan kepala. Alisnya menukik tajam dan bibirnya mengerucut. Haechan menahan diri tidak mengecup bibir gadis itu.

"Yes my princess," Ia memilih menyembunyikan kepalanya diceruk leher Ryujin. Pagi yang manis dan indah karena Ryujin berada didepannya saat ini. Momen langka ini akan tersimpan didalam benaknya.

Ryujin dengan berat hati melepas pelukannya. Ia tidak ingin egois menahan Haechan lebih lama dan membiarkan pria itu membolos mendapatkan nilai jelek. Ia tersenyum dan melambaikan tangan saat Haechan sudah berjalan menjauh.

"Pintunya jangan lupa dikunci dan nanti kamu bawa aja kuncinya setelah itu. Aku berangkat Jin." Pamit Haechan teriak dari luar kamar. Kelihatan sekali pria itu buru-buru karena jam kuliahnya sebentar lagi akan dimulai. Ryujin jadi tak enak hati karena dirinya, pria itu jadi terlambat."

Haejin (Haechan x Ryujin) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang