Chapter 17

58 10 0
                                    


Kenapa ditinggalkanmu harus semenyesakkan ini.


Semenjak pertengkaran hebatnya dengan Chenle, Haechan memilih untuk tidak bergabung dengan teman-temannya lagi. Ia memilih untuk menjauh dan tidak ingin bertemu dengan mereka. Beruntungnya ia ke kampus hanya untuk bimbingan skripsi. Jadi Haechan bisa membiasakan diri tanpa kehadiran mereka. Tapi walaupun seperti itu, Haechan masih ramah seperti biasanya kepada temannya yang lain. Ia tidak ingin membawa teman sekelasnya kedalam permasalahannya.

"Kemana perginya pelayan-pelayan lo? Biasanya mereka selalu setia ngikutin lo." tanya Jeon melihat Haechan duduk dikursi kantin sendirian. Pria itu adalah musuhnya dari taman kanak-kanak. Berpura-pura menjadi orang baik didepan Jeon saja rasanya tidak mungkin.

"Penting buat lo tahu?" Haechan masih sibuk makan bakso tanpa mempersilahkan Jeon untuk ikut bergabung. Sejujurnya ia malas berbicara dengan pria itu.

"Sebenarnya ga penting sih. Tapi karena gue penasaran, bocah prik kaya lo apa bisa hidup tanpa mereka? Secara, selama ini lo cuma beban yang menggantungkan hidup sama kekayaan teman-teman lo."

"So what Bro? Mereka aja ga masalah gue susahin. Iri? Bilang bos!" Haechan berubah menjadi mode cewek kalau bicara dengan si rusuh Jeon. Suara pria itu sangat menyebalkan ditelinga Haechan. Diamnya aja ngeselin apalagi ngomong.

Jeon memegang dagunya dengan telunjuk. "Sepertinya gue harus ngerayain pesta kecil-kecilan buat menyambut hari kesendirian lo. Keren kan ide gue?"

"Tck dasar gila." Haechan menghabiskan makanannya dengan cepat. Ia tidak ingin berlama-lama berhadapan dengan Jeon. Bisa putus urat malunya jika terus-terusan berbicara dengan pria itu.

"Jangan lupa datang diacara pertunangan gue sama Ryujin." Mata Haechan melotot sempurna. Apa? Jeon akan bertunangan dengan Ryujin? Gila! Haechan langsung bangkit menarik kerah baju Jeon dengan kencang.

"Jaga bicara lo! Sampai kapanpun Ryujin cuma milik gue!" Haechan tahu kalau selama ini Jeon selalu berusaha merebut apa yang ia punya. Tapi demi planet pluto, pria itu tidak akan rela jika gadisnya bertunangan dengan pria brengsek seperti Jeon.

"Perlu gue ingatkan kalau keluarga gue bahkan lebih dekat sama keluarga Ryujin daripada keluarga lo? Ingat! hubungan lo sudah kandas! Gue berhak maju buat dapetin dia." Jeon menepis tangan Haechan dengan kasar. Pria itu semakin berpotensi besar menambah kemarahan Haechan.

Bugh

"Brengsek! Selama ini gue diam bukan berarti lo bisa seenaknya! Sampai kapanpun Ryujin cuma milik gue!" Perkelahian tidak bisa terelakkan. Haechan gelap mata sampai meninju Jeon terus menerus.

"Lo pikir Ryujin mau hidup sama cowok yang terus nyakitin perasaannya? Sadar boy! Lo itu cowok gatau diri, Chan! Lo udah sia-siain permata indah hanya untuk gadis murahan kaya Yeji!" Jeon menahan tangan Haechan. Sial. Tenaganya sangat besar seperti badak. Ia sampai kwalahan tidak bisa membalas tinju pria itu.

"Tarik ucapan lo tentang Yeji! Bangsat!" Haechan tidak suka jika ada yang menghina teman-temannya. Apalagi Yeji adalah gadis yang baik selama ini. Ia akan maju paling depan jika ada yang berani mengucapkan kata kasar kepada Yeji. Tapi sayang, ucapan pria itu sudah divideokan orang lain secara diam-diam.

Jeon berdecih sebelum akhirnya bersuara kembali. "See? Lo bahkan mentingin ucapan gue tentang wanita itu daripada Ryujin. Gue semakin yakin untuk rebut Ryujin dari pelukan lo. Ah... Bagaimana ya rasanya hidup berdua dengan gadis yang kita cintai. Pasti gue pria paling beruntung karena dapetin cewek sebaik dan selembut Jinjin."

Haechan semakin tidak bisa terima semua ucapan Jeon. Pria itu tidak peduli dengan masalah yang akan ia hadapi nanti. Baginya, menutup mulut Jeon dengan pukulan lebih baik daripada membiarkan lelaki itu bicara.

"Berhenti brengsek!" Jaemin langsung menarik tangan Haechan sibuk memukuli Jeon. Ia tidak ingin sampai temannya berurusan dengan jeruji besi karena sudah mencabut nyawa orang lain. Kekuatan Haechan seperti banteng matador jika sudah mengamuk. Jeon bisa mati ditangan pria itu jika tidak ada yang berani melerainya.

"Lepasin gue! Si bangsat harus mati ditangan gue!" Haechan berontak ingin menghajar wajah Jeon kembali. Orang yang suka buat orang lain tertawa kalau sudah marah ternyata sangat menyeramkan.

Haejin (Haechan x Ryujin) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang