Chapter 20

53 10 0
                                    

Finally peony tembus sampai 1k. Semoga haejin segera menyusul 😅 amin. Pulang cepet dari kerjaan buat nulis cerita ini. Jangan lupa tandai kalau ada typo ya.


Banyaknya makanan yang masuk kedalam mulut, membuat dua gadis jelita kesulitan untuk tidur. Ryujin dan Yoona bingung, harus melakukan apa agar matanya cepat terlelap. Menonton drama, melakukan squad, melompat-lompat ditrampolin sudah mereka lakukan. Sayangnya, semua itu tidak memiliki pengaruh besar pada dirinya agar kelelahan berujung ketiduran.

Rasa kantuk belum kunjung datang dan mereka akhirnya memutuskan untuk segera berjalan-jalan. Setidaknya, lemak jenuh akibat makanan yang terlalu banyak tidak menimbun ditubuh mereka. Tidur sehabis makan sangat tidak dianjurkan. Karena bisa menimbulkan efek samping seperti obesitas, insomnia, penyakit lambung dan diabetes juga. Oleh sebab itu Ryujin dan Yoona melakukan olahraga dadakan dan jalan santai saat ini untuk mencegah resiko tersebut.

"Kak, gimana kalau nongkrong diindimaret depan komplek aja? Disana buka sampai dua puluh empat jam." Yoona berseru semangat. Gadis itu seakan lupa dengan jadwal sekolahnya esok hari. Ia ingin sekali menikmati udara malam yang tenang dan damai. Beruntungnya ada Ryujin yang bisa diajak untuk menemaninya.

"Kamu yakin? Gimana kalau kita beli makanan aja terus kita ngemil lagi dirumah." usul Ryujin. Apalah daya mereka yang suka menyemil banyak tanpa perlu takut naik berat badan. Tubuh proposional mereka tentu saja mengundang rasa iri bagi kaum hawa yang makin sedikit sudah naik berat badannya.

"Ke indimaret hanya alasan saja sebenarnya Kak. Karena yeah... Aku pengen nikmatin semilir angin. Berhubung Kakak ada disini, Kak Ryujin mau nemenin aku kan?" harap Yoona dengan mata yang sibuk memandangi langit.

"Kakak bakalan wujudin keinginan kamu malam ini. Let's go...." Ryujin menarik tangan Yoona dengan semangat. Ia tidak suka melihat wajah sendu gadis periang itu.

"Aku beruntung banget punya Kakak," gumam Yoona pelan.

Suaranya tertelan deru motor yang sangat memekakan telinga. Yoona langsung berdecih tidak suka saat tetangga songongnya bersiul menggoda dirinya. Ia pikir Yoona gadis murahan yang mudah bertekuk lutut pada wajah tampannya kali.

"Satu titik dua koma," Kata Wooji saat motornya berhenti tepat disamping Yoona.

"Cakep," sahut temannya. Banyak sekali teman-teman dari Wooji yang mengikuti pria itu. Ada lebih dari sepuluh orang yang mengenakan jaket hitam berlambangkan serigala dipunggungnya. Ryujin tidak membayangkan jika sampai Yoona menjadi gadis dari ketua geng seperti Wooji. Pasti sangat seru jika menjadi bagian dari mereka. Apalagi pacar ketua geng seperti cerita wattpad.

"Yoona cantik mau kemana?" Yoona terus menarik tangan Ryujin agar menjauh dari Wooji. Pria yang notaben tetangganya itu sangat menyebalkan. Ia selalu mengganggu Yoona, merusuhi hidupnya baik dirumah maupun sekolah.

"Kamu ditanya tuh," kata Ryujij tersenyum geli. Wajah Yoona sudah terkekuk masam tidak ingin membicarakan pria aneh itu.

Wooji mendorong motornya, menyeimbangkan dengan langkah Yoona. Pria itu menanyakan kenapa Yoona mengabaikan pesan-pesan yang dikirim olehnya. Jawaban Yoona tentu saja diam membisu karena tidak berhubungan dengan Wooji. Ia malas berurusan dengan laki-laki itu.

"Jangan ganggu gue sehari bisa ga sih," Ryujin mengelus pelan lengan Yoona. Ryujin mengedarkan mata, melihat semua teman Wooji yang terkejut dengan suara lantang Yoona. Pria berbadan besar itu sampai terdiam karena mendengar suara Yoona.

"Ga bisa," kata Wooji sambil terkekeh. Kenapa Ryujin jadi saksi percintaan dua remaja didepannya. Wooji bukannya meredakan amarah Yoona justru semakin menambah percikan api saja dengan sikap genitnya.

"Wooji ngobrolnya dilain waktu aja ya. Anak perjaka dilarang keluyuran malam-malam. Nanti digigit tante girang loh." kata Ryujin mengedipkan mata kepada Wooji. Pria itu merasakan hawa panas sudah digoda wanita cantik seperti Ryujin. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Si ketua geng itu salting hanya karena dikedipkan oleh Ryujin.

"Jangan lupa balas chat aku," ujarnya dianggap angin lalu oleh Yoona. Rombongan laki-laki itu pergi setelah mendapat petuah dari sang ketua. Wooji sudah mengendarai kembali motornya membelah jalanan.

"Kamu yakin mau abaikan cowok ganteng kaya dia?" goda Ryujin. Aish. Wajah Yoona sudah tidak tertolong lagi. Gadis itu mengulum bibir menahan senyum. Sikap lucunya tentu tertangkap oleh mata Ryujin. Ia hanya pura-pura cuek ternyata dengan Wooji. Menggemaskan.

"Dia resek, Kak. Aku selalu digangguin dia sebelum tidur. Di malam hari dia selalu lempar batu ke jendela. Ga disekolah, ga dirumah. Dia ngeselin," ujarnya dengan wajah berseri-seri. Ryujin mengelus rambut Yoona sambil terus menatap wajah manis yang menggebu-gebu menceritakan kenakalan Wooji. Normalnya, seseorang harus marah diganggu bukannya senang seperti gadis remaja itu.

"Ketemu lagi. Jangan-jangan kita jodoh," kata Wooji saat Yoona baru tiba diparkiran indimaret. Pria itu tahu kemana Yoona akan pergi dan tebakannya ternyata benar. Ia akan melancarkan aksinya kembali untuk mendapatkan hati Yoona.

"Ngarep," kata Yoona ketus. Sorak dari teman Wooji mengundang suasana malam semakin ramai. Mereka meneriaki Wooji yang selalu diabaikan, diketusi, dipukul oleh Yoona. Wooji sepertinya sangat bermuka tebal sekali. Penolakan berkali-kali dianggap angin lalu olehnya.

"Aku kan selalu berharap hidup menua sama kamu, Na." Yoona memukul tangan Wooji yang sudah berani merengkuh pingggangnya dari samping. Ryujin mundur saat Haechan sudah memberikan kode. Pria itu seperti tukang parkir yang datang tiba-tiba.

"Tangannya mohon maaf," tegur Haechan memukul punggung tangan Yoona dengan pelan. Mata Wooji melotot horor saat ketahuan menjaili adik dari Haechan.

"Eh kakak ipar," Wooji menahan malu saat ia ditertawakan oleh semua orang yang berada didekat indimaret. Teman-temannya juga, kenapa tidak memberitahukan keberadaan Haechan. Anak remaja itu mengambil tangan Haechan untuk bersalim. Pencitraan didepan kakak Yoona sangat dibutuhkan agar ia segera diberi restu.

"Yoona adik saya yang berharga. Sekali kamu mengganggunya maka krek..." Haechan memperagakan leher yang disayat pisau. Ucapannya membuat Wooji dan yang lainnya sampai takut. Siapa yang tidak kenal Haechan si pria preman dikomplek mereka.

"Apasih... Lebay," Yoona menghentakkan kaki. Ia tidak suka dengan sikap Haechan yang berpura-pura menjaganya. Semenjak ditampar oleh Haechan, ia sudah tidak menganggap pria itu sebagai kakaknya lagi.

Ryujin mendesah pelan karena sikap Yoona. Apa mereka bertengkar hebat sampai pandangan Yoona sepertinya sudah berubah terhadap Haechan. Gadis itu menoleh kebelakang, melihat sorot mata Haechan yang meredup.

Haejin (Haechan x Ryujin) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang