Chapter 36

71 7 2
                                    

Awal tahun 2023 bakalan diunpub yaa. Jadi puas-puasin bacanya dari sekarang.

Sesuai janji aku bakalan update kalau votenya sudah sampai 250. Makasih untuk kalian yang ga pernah bosen baca cerita ecekebel ini 😂


Sehat selalu untuk kalian ❤

Skuy ramein lagi notifku 😙




"Halo... salam sadayana," kata pria paruh baya yang masih tampan maksimal memasuki ruang rawat Ryujin. Tangan yang sebelumnya merangkul sang istri kini sudah terlepas. Ia berjalan menghampiri sang calon menantu dikeluarganya nanti. Balutan jas yang masih melekat ditubuhnya menandakan bahwa pria itu baru saja selesai bekerja. Disampingnya berdiri wanita cantik yang memberikan senyum kehangatan bagi Ryujin dan Haechan.

"Bisa ga sih Paps kalau masuk tuh lebih manusiawi dikit. Serasa baru lepas dari ragunan deh," kata Haechan mendengus sebal melihat kelakuan bapaknya yang unnormal. Ibunya justru tertawa mendengar guyonan Haechan yang anakable. Dia dan Baekhyun memang sebelas dua belas.

"Kamu pikir Papah ini monkey," Baekhyun menarik telinga anaknya dengan kencang. Dasar anak soleh! Sudah tampan paripurna disamakan dengan hewan ragunan.

"Duh Pah," Ryujin tersenyum melihat anak dan bapak yang bertengkar seperti anak kecil didepannya. Haechan yang nakal dan Baekhyun yang over jail bertemu, membuatnya jadi senang. Andai saja ia bisa merasakan kasih sayang ayah seperti kasih sayang Baekhyun.

"Kenapa menangis sayang," Ryujin menggelengkan kepala. Ia melihat Baekhyun duduk disampingnya. Pria paruh baya itu sangat perasa. Ia bisa mengetahui perasaan orang lewat tatapan matanya.

"Mau Papah peluk?" Seakan tahu perasaan Ryujin, Baekhyun maju hendak memeluk Ryujin sebelum bajunya ditarik paksa oleh sang anak. Haechan tidak mau dan tidak rela orang tuanya memeluk pacarnya. Big no!

"Hust bukan mukhrim!" kata Haechan dengan santainya. Baekhyun tersenyum nendengarnya. Ia tidak tahu saja bahwa selama ini Baekhyun memata-matainya.

"Uwww posesif sekali ya bund," kata Baekhyun menggoda Haechan yang berwajah masam. Semasam pacar yang melihat doi ketemu mantan. Ups.

"Sama kaya kamu," sahut Taeyeon tersenyum culas. Dulu juga Baekhyun sangat posesif melebihi Haechan. Setiap mempunyai teman pria, Taeyeon akan selalu diawasi oleh Baekhyun.

"Harus dong sayang," kata Baekhyun melepas tangan Haechan. Ia menepuk-nepuk bahu Haechan membisikkan sesuatu yang membuat anaknya langsung menegang.

"Kalian keluar dulu ya. Aku mau bicara sama calon mantu," kata Baekhyun menatap sang istri dan anak bergantian.

"Lapor aku kalau dia apa-apain kamu ya," Haechan mengelus pipi Ryujin kemudian meninggalkan ayahnya dan kekasihnya berduaan. Mungkin sang ayah ingin membicarakan hal penting dengan kekasihnya.

"Papah bingung mau tanya apa selain menanyakan keadaan kamu." Ujar Baekhyun menarik kursi mendekat ke Ryujin. Ia melihat pergelangan tangan Ryujin yang masih dibalut oleh kain kasa. Lukanya terlalu banyak membuat Baekhyun sedikit meringis.

"Aku baik-baik aja Pah," kata Ryujin menutupi tangannya dengan bantal.

"Pasti sulit melalui hal berat selama bertahun-tahun sendirian. Papah turut berduka cita atas apa yang menimpa kehidupan kamu beberapa tahun lalu. Tapi percayalah Jin, bahwa kamu harus berdamai. Sulit memang menerima hal berat apalagi waktu itu kamu sangat menyayangi dia."

Hening. Ryujin meremas kedua sisi brankar, melampiaskan semua rasa sedih, amarah yang berkecamuk dihatinya. Ia tidak menyangka sosok Baekhyun yang ceria mengetahui perasaan Ryujin sedalam ini. Bagaimana mungkin Baekhyun tahu sisi dalam Ryujin yang sudah ia simpan rapat-rapat.

"Kamu berhak bahagia Jin. Jangan terpaku dengan rasa sakit sampai kamu lupa bahwa ada orang disekeliling yang menyayangi kamu. Papah berbicara sejauh ini karena bagaimanapun kamu calon istri Haechan. Papah tidak ingin membuat kamu merasa terpuruk setelah apa yang kamu lakukan beberapa hari kemarin.

Papah tahu mungkin kamu takut kehilangan lagi. Sampai kamu menyakiti diri kamu sendiri untuk mengurangi rasa sakit dalam diri kamu. Tapi segala sesuatu didunia ini memang tidak abadi Jin. Semuanya akan kembali kepada penciptanya. Tugas kita hanya bisa menjaga apa yang kita miliki sekarang. Sekeras apapun kamu meraung meminta dia kembali, semuanya akan berakhir sia-sia. Ayahmu tidak akan kembali.

Kamu boleh merasa lemah. Karena kamu manusia. Kamu mempunyai kapasitas tersendiri. Tapi disaat kamu hilang harapan dan kendali. Ada papah, mamah Taeyeon dan mamahmu yang menjadi tempatmu mengadu. Karena Papah yakin kalau mengadu dengan si bodoh Haechan, pria itu akan menambah pikiranmu. Jika kamu butuh tempat pulang. Ada kami yang akan selalu menyambutmu."

Ryujin terisak dengan pelan. Ia tahu bahwa keluarga Haechan bukan hanya menganggap dirinya sebagai pacar pria itu. Tapi mereka lebih menyayangi Ryujin seperti anaknya sendiri. Betapa beruntungnya Ryujin bertemu dengan orang tua sebaik mereka.

"Makasih," ujar Ryujin dengan suara sengau.

"Kamu sudah seperti anakku sendiri. Jadi anggap saja aku adalah ayahmu. Papah mau panggilkan Haechan sebentar. Papah tidak mau kena bogem pria bodoh itu. Bisa menurun ketampananku nanti." Canda Baekhyun disambut tawa pelan Ryujin. Dari dulu Baekhyun memang narsis sekali.

Ryujin menatap pintu yang sudah terbuka kembali. Disana Haechan berdiri sambil memandang ayahnya tajam. Pria itu akhir-akhir ini terlalu temperamen. Ia tidak suka melihat Ryujin yang meneteskan air mata.

"Papah kenapa buat Ryujin menangis!" kata Haechan bersuara kencang. Taeyeon langsung menegur anaknya. Mereka sedang berada dirumah sakit dan seharusnya Haechan tidak perlu bertindak berlebihan seperti itu.

"Dia sedih punya pacar ga peka kaya kamu," sahut Baekhyun terlampau santai.

"Ckk," decak Haechan malas meladani pria tua itu. Kenapa sih dia harus punya ayah yang menyebalkan seperti Baekhyun. Kenapa ayahnya tidak sekalem ayah Jeno.

"Papah mending pulang deh daripada ngajak ribut terus," kata Haechan dengan tidak tahu dirinya. Ia kesal karena ayahnya itu membisikkan sesuatu kepada Ryujin.

"Sensian ya pacar kamu, Jin."

"Iya Pah," kata Ryujin.

"Mamah bawa Papski keluarga negeri aja deh. Haechan pusing kalau dia ada disini," keluh Haechan memijat pelipisnya. Ia sungguh tertekan dengan tingkah absurd Baekhyun.

"Kamu aja deh yang bawa. Mamah juga capek sama manusia upnormal kaya dia," kata Taeyeon duduk didekat Ryujin. Baekhyun langsung memeluk leher Taeyeon. Sebenarnya pria itu memang tidak tahu tempat sekali. Kapan lagi ia bisa memanas-manasi Haechan. 

"Jangan dong sayang. Aku gamau pisah dari kamu," Haechan rasanya ingin muntah mendengar ucapan menjijikan ayahnya. Iyuuuh.

"Ayah kamu lucu ya." kata Ryujin. Haechan langsung misuh-misuh mendengar ucapan Ryujin. Jangan sampai ayangnya terkena pelet Baekhyun.




Awalnya mau buat cerita seneng-seneng tapi makin kesini malah makin sad.

Mau sad ending atau happy ending nih guys?

4 desember 2022

Haejin (Haechan x Ryujin) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang