Chapter 23

61 11 0
                                    


Obat orang sakit itu bahagia.


Tangan gatel pengen update wkwk. Tandain kalau typo yaaaaa. Karena ketik langsung update.


"Bangun Jin." Haechan tidur miring dengan kepala yang ditahan oleh satu tangannya. Pria itu tersenyum saat Ryujin mendekatkan diri memeluknya tanpa sadar. Ia harus mengabadikan momen indah ini dalam ingatannya. Gadis itu mendusel mencari tempat ternyaman untuk kembali tidur.

"Pengen nikah aja ya Tuhan," kata Haechan saat wajah Ryujin sangat manis dihadapannya. Ia menggigit bibirnya sendiri karena gemas dengan sikap Ryujin. Walau rambutnya Ryujin sudah seperti orang kesetrum, tapi namanya jiwa bucin, tetap saja cantik dimata Haechan.

"Kalau lagi tidur gini kamu kalem banget, beda sama semalem." Haechan seperti orang gila yang tertawa dan bicara sendiri. Ia menepuk punggung Ryujin berulang kali. Sikapnya seperti orang tua yang sedang menidurkan anak.

Haechan meninggalkan Ryujin yang masih nyaman tertidur. Ia akan menyiapkan makanan untuk gadis itu. Sandwich serta smoothies rasanya cukup untuknya. Ah, Ia lupa jika kulkas Ryujin pasti masih kosong karena gadis itu baru saja tiba dirumahnya kemarin sore.

Haechan keluar dari rumah Ryujin untuk mengambil kunci motor dirumahnya. Ia melihat ibunya sedang sibuk didapur untuk membuat sarapan. Pria itu mencium pipi ibunya lalu sedikit menggigitnya. Wajah Taeyeon tidak berubah sedikitpun walau usianya sudah menginjak empat puluh lima tahun. Ia masih terlihat cantik dan muda.

 "Chan," tegur sang ibu mendengus karena sikap anaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Chan," tegur sang ibu mendengus karena sikap anaknya. Sikap jahil suaminya sangat menurun pada Haechan. Ia kemudian tertawa saat Haechan mengaduh akibat pukulannya.

"Semalam kamu tidur dimana?" tanya Taeyeon yang kembali sibuk mengaduk lauk diwajan. Walau Haechan sudah dewasa ia tetaplah seorang ibu yang khawatir jika anaknya belum pulang. Taeyeon sampai kesulitan tidur karena menunggu Haechan.

"Dirumah Jinjin." jawabnya setelah mengambil pisang dan buah naga dari kulkas. Haechan juga mengambil roti sebagai bahan dasar sandwich untuk sarapan Ryujin. Ia segera membuat makanan dan minuman tersebut.

"Ajak dia kerumah. Mamah kangen sama dia," Taeyong memukul tangan suaminya yang sudah iseng memeluknya dari belakang. Walau sudah menikah lebih dari dua puluh tahun hubungan mereka sangat harmonis sekali. Baekhyun tidak malu memeluk atau mencium pipi Taeyeon didepan siapapun.

 Baekhyun tidak malu memeluk atau mencium pipi Taeyeon didepan siapapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas," gumam Taeyeon takut ketahuan dengan anak-anaknya. Sang pelaku justru terkekeh melihat wajah istrinya yang merah menahan malu. Ia kemudian merubah raut wajahnya menjadi datar saat melihat tampilan Haechan. Baju anaknya sangat kusut dan rambutnya sangat berantakan.

"Aduh, ampun Pah." Haechan meringis saat telinganya ditarik oleh Baekhyun. Pria itu melintirnya dengan kencang sampai rasanya telinga Haechan mau lepas.

"Kamu punya ponsel kan? Kenapa tidak kabari Mamah sama Papah? Mau jadi anak apa kamu Chan? Mau Papah kutuk jadi Sangkuriang kamu?" Baekhyun akan berubah menjadi ayah yang protektif jika menyangkut keluarganya. Ia adalah ayah yang selalu peduli dengan anak-anaknya. Ia tidak ragu memarahi anaknya jika mereka melakukan kesalahan.

"Aku sudah kabari Yoona, Pah. Aku bilang mau buat ponakan sama Ryujin dirumahnya," Ia menggosok telinganya yang sudah ditarik oleh Baekhyun. Telinganya pasti sudah merah seperti cabe karena pelintiran maut ayahnya.

"Terus berhasil ga?" Baekhyun dan Haechan sama gilanya. Dua pria berbeda usia itu tertawa sampai perut mereka sakit.

"Pah, kamu jangan ajari Haechan yang tidak-tidak." Taeyeon melototkan mata. Baekhyun hanya iseng bertanya dan dianggap serius oleh istrinya. Baekhyun mengedipkan satu mata agar Taeyeon diam.

"Omelin aja Mah. Papah suka ngajarin kakak yang bukan-bukan," Yoona baru saja bergabung dimeja makan. Gadis manis itu sudah rapih dengan setelan baju sekolahnya. Rambutnya tergerai indah dengan hiasan bando mutiara.

"Cepu banget adek kamu, Chan." Adu Baekhyun pada Haechan. Sang kepala rumah tangga itu duduk dikursi dekat Yoona. Ia memperhatikan wajah anak gadisnya yang sudah dewasa. Rasanya baru kemarin ia menggendong Yoona yang menangis sepanjang malam.

"Anak Papah itu," kata sang kakak. Haechan dan ayahnya dua paket komplit. Mereka bisa berubah jadi duo tengil yang buat siapa saja mengelus dada. Menjaili sibungsu adalah kegemaran mereka.

"Emang dia anak aku Mom? Kapan aku ngelahirin dia?" tanya Baekhyun dengan wajah polos kepada Taeyeon.

"Papah," Yoona mencubit lengan ayahnya dengan keras.

"Kalian ini buat kepala Mamah pusing saja. Mamah sama Papah mau ke Dubai. Kalian harus menjaga satu sama lain. Kamu sebagai kakak harus mengawasi dan menjaga Yoona, Chan."

"Mah, baru aja pulang. Kenapa harus pergi lagi?" Yoona menundukkan kepala ingin menangis. Ia merasa Taeyeon sudah melewatkan banyak waktu untuk menemani Baekhyun. Ia juga butuh sosok ibu untuk berada disisinya. Ia merasa kesepian dirumah tanpa mereka. Haechan juga sering pulang tidak tahu waktu jika sudah berkumpul dengan teman-temannya.

"Kamu dirumah saja. Aku yang akan mengurus bisnis disana," Baekhyun menyadari bahwa waktu bersama mereka sangat sedikit. Ia sangat jarang berkumpul dengan keluarga karena kesibukannya.

Yoona tersenyum saat Baekhyun menarik dirinya agar duduk dipangkuannya. Pria itu mengelus rambut anaknya dengan sayang. Ia juga mengecup pipi Yoona berulang kali.

"Cih bocil," kata Haechan pura-pura berdecih. Dalam hati pria itu sangat bersyukur karena sikap hangat ayahnya terhadap Yoona. Walaupun Baekhyun sibuk, ia tidak pernah absen menanyai keadaan Yoona.

"Kenapa? Kamu iri tidak Papah cium seperti Yoona," tanya Baekhyun. Haechan bergidik ngeri melihat wajah Baekhyun. Ia sudah dewasa, tidak mungkin masih dicium pipi oleh ayahnya.

"Aku lebih baik dicium Mamah daripada Papah, iyuuuh..." Taeyeon tersenyum melihat kehangatan keluarga mereka. Ia sangat bersyukur karena Tuhan memberikan keluarga yang diimpikan orang lain. Keluarga yang harmonis dengan derai tawa jika mereka sudah berkumpul. Baekhyun sebagai suami pun selalu memprioritaskan keluarga jika anaknya sedang sakit atau ada perayaan besar lainnya.

"Mah, Pah. Haechan mau kerumah Ryujin dulu. Kasian dia pasti lapar karena bangun tidur tidak ada makanan," Haechan membawa kotak bekal yang sudah berisi sandwich dan satu botol minuman yang sudah terisi smoothies. Ia memasukkannya kedalam tas belanjaan Taeyeon.

"Jangan lupa pesan Mamah." Haechan mengecup pipi Taeyeon dan bersaliman dengan kedua orang tuanya.

"Papah ga dicium,Chan?" tanya Baekhyun meledek. Orang tua itu sungguh senang melihat wajah jijik Haechan. Ia mengelus rambut putranya sambil berpelukan, tangannya juga menepuk-nepuk punggung Haechan.

"Jaga Ryujin. Jangan sampai kalian kelewat batas," pesan Baekhyun. Ia tahu seberapa bucinnya Haechan pada Ryujin. Sejak kecil anaknya itu sudah mengawasi Ryujin dari jauh. Ia berharap hubungan Haechan dan Ryujin bisa lanjut sampai ke jenjang pernikahan. Tidak tahu saja Baekhyun, jika anaknya sudah menyiapkan semuanya diam-diam.

"Kalau kelewat batas ya mundur lagi aja, Pah." Baekhyun terkekeh. Anak siapa sih Haechan ini?

"Chan," Taeyeon menggelengkan kepala. Ada saja tingkah lucu anak dan suaminya.


Sungkem dulu sama papah mamahnya Haechan 😂

3juli2022

Haejin (Haechan x Ryujin) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang