Chapter 12

66 13 0
                                    

Apapun yang ditulis dalam cerita ini tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata para tokoh.

Part ini sedikit lebih panjang dari kemarin yaw. Taburkan bintang disetiap chapter biar aku semakin semangat nulisnya. Sambil nunggu bisa cek ceritaku yang lain yaaa.


Langit mulai muram diselingi petir serta guntur bersahutan. Sedikit mendongak, Haechan memandangi tetesan hujan yang mulai turun. Ia kemudian tersenyum melihat Yeji yang turun dari motor sportnya.

"Chan."

Haechan memberikan jaketnya pada Yeji agar gadis itu tidak kedinginan. Perempuan itu tersenyum dengan sikap hangat Haechan padanya. Haechan yang gemas mengacak rambut Yeji beserta hatinya.

"Kita berteduh dulu aja. Gue gamau sampai lo sakit." Memegang pundak Yeji, pria itu menuntunnya ke depan toko untuk berteduh. Beruntung toko tersebut sedang tutup jadinya Haechan leluasa untuk berteduh disana.

"Oke."

Hujan semakin deras membasahi bumi. Yeji berulang kali mengusap lengannya karena kedinginan. Sikap Haechan yang terlalu baik menarik tangan gadis itu. Ia teringat Ryujin, jika kedinginan pasti gadis itu menggosokkan tangannya.

"Siniin tangan lo."

Karena Yeji hanya diam membisu, mau tak mau Haechan menarik tangan gadis itu. Ia menggosokkan telapak tangannya agar Yeji tidak kedinginan. Tak lupa Haechan meniup-niupkan. Wajah gadis itu seketika merona karena Haechan sangat manis.

"Gue suka lakuin ini kalau lagi jalan sama Ryujin." Pria itu tersenyum. Yeji merasa tersentil karena saat memberikan kehangatan Haechan justru mengingat pacarnya. Kenapa harus mengingat gadis itu saat Haechan bersamanya? Bisakah sebentar saja Haechan menyingkirkan Ryujin dari kepalanya?

"Masih dingin?"

Yeji gelagapan, bingung harus menjawab apa. Karena dari tadi ia hanya hanyut dengan pikirannya saja tanpa mendengar ucapan Haechan. Gadis itu sebisa mungkin terlihat santai saat Haechan membenarkan poninya.

"Ap- apa? Bisa diulang?"

"Masih dingin?" Diluar sedang hujan tapi kenapa Yeji berkeringat? Haechan mengusap peluh gadis manis itu.

Jika Haechan tidak mempunyai pacar mungkin Yeji sudah jatuh pada pesona pria di depannya. Ia sangat gugup karena wajah Haechan sangat dekat. Hembusan nafas pria itu bahkan sangat memabukkan kesadaran Yeji.

"Maaf mba,"

Yeji seketika membeku Dorongan tidak sengaja dari orang lain membuat dirinya tidak sengaja mencium pria itu. Waktu seakan berhenti dengan mata mereka yang saling terkunci satu sama lain.

Yeji mundur. Ia mengalihkan pandangannya tidak sanggup melihat Haechan. Shit. Bisa-bisanya ia baper dengan pacar orang.

"Maaf, Chan." Gumam Yeji.

"Emm." Haechan berdeham melirik sekilas ke Yeji. Pipi gadis itu bersemu merah jambu. Sangat lucu.

"Habis ini gue anter lo balik ya." Kata Haechan. Ia tidak nyaman berdiam diri tanpa pembicaraan sama sekali. Yeji hanya mengangguk, menggumam dan mengiyakan saja.

"Ehm ga jadi beli kue buat Yoona?" Yeji baru tersadar. Tujuan mereka selanjutnya membelikan blackforest buat Yoona. Gadis itu sudah memberikan pesan beruntun pada Haechan untuk membelikan kue kesukaannya.

"Astaga, gue lupa." Haechan menepuk keningnya spontan. Karena kejadian tidak terduga tadi ia sampai melupakan pesanan adiknya. Bisa diamuk jika pulang tidak membawa pesanannya.

"Dasar pelupa," mereka tertawa bersama ditengah guyuran hujan yang mulai reda. Haechan senang melihat wajah Yeji yang mulai bersinar kembali.

"Wajah cantik lo buat gue lupa."

"Gombal Chan." Yeji ingin melompat karena senang sudah dipuji pria itu. Tangannya gatal ingin menutupi wajahnya yang mulai merona kembali.

"Gapapa gombal sama teman sendiri,"

Teman yah? Astaga Yeji. Apasih yang lo harapin dari hubungan ini? Lo cuma cewek yang pernah disukain pria itu dulu. Sekarang hatinya bahkan sudah diisi oleh wanita cantik bernama Ryujin.

"Hehe iya. Temen kan bebas digombalin siapa aja." Ia terkekeh canggung. Siapapun wanitanya akan merasa sesak jika diberikan kehangatan seperti pasangan kemudian dihempaskan dengan kata teman.

Dilain tempat Ryujin memandang nanar foto yang dikirimkan seseorang. Apa mereka tidak sewa tempat sampai mengumbar kemesraan dimuka umum? Bagaimana bisa Haechan bermesraan dengan wanita lain? Apa ia tidak ada artinya lagi bagi pria itu?

"Kuat yok kuat." Semangatnya pada diri sendiri. Air mata sialannya tidak berhenti mengalir. Kaki Ryujin bahkan tidak sanggup berdiri. Ia menekuk kakinya terisak semakin jadi.

"Haha bodoh banget sih lo, Jin. Masih aja pertahanin cowok yang suka sama cewek lain." Ia memukuli dadanya berulang kali menatap foto Yeji yang mencium pipi Haechan.

"Sakit, Chan." Ia meremat dadanya sendiri terisak pilu, tega sekali Haechan melakukan semua ini padanya. Sudah meninggalkannya dimall bersama gadis itu. Sekarang ia dihadiahi kemesraan mereka.

Haejin (Haechan x Ryujin) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang