Hai, harapanku tetap sama. Semoga kamu baik-baik saja disana.
Kalau dari part 1-10 akumulasi atau jumlah votenya sampai 50 baru gue lanjut ya wkwk😋
Dengerin lagunya ya klik aja terus baca ceritanya. Lagunya sesuai sama perasaan Ryujin dipart ini 😌
Saat berusia sepuluh tahun Ryujin berpikir menjadi dewasa adalah hal yang menyenangkan. Kebanyakan anak gadis seusianya kala itu menghayalkan masa indah; melanjutkan kuliah, bekerja disatu perusahaan, jalan-jalan keluar negeri, punya pasangan tampan, punya rumah mewah dan menikah dengan orang yang kita cinta. Usia semuda itu tidak membuatnya memikirkan bahwa disaat menuju dewasa adalah hal yang terberat dalam hidup. Ia dipaksakan untuk mengerti oleh keadaaan. Ia harus menjadi gadis baik walau terkadang orang lain selalu memperlakukannya buruk. Ia harus tetap tersenyum walau semua orang menggores luka. Semua hal pahit menurut sebagian orang adalah proses pendewasaan diri. Ia harus memahaminya dan mengambil hal positif dari setiap kejadian. Tapi bagaimana jika pacarnya mengejar wanita yang kabarnya pernah disukai? Apa ia bisa menerapkan berpikir positif?
Prianya pergi mengejar Yeji yang sudah bermandikan air mata tanpa memperdulikan hancurnya hati Ryujin. Genggaman tangan Chenle serta senyumnya memberitahukannya bahwa ia bisa melewati ini semua. Tentang rasa sakit dan kecewa yang melebur jadi satu.
Ryujin ingin menangis sejujurnya diperlakukan menyedihkan seperti itu. Tapi ia bukan pengemis cinta yang meraung berteriak keras mengatakan siapa yang akan dipilih Haechan. Dirinya atau Yeji. Anak baik tidak akan berteriak dimuka umum bukan?
"Kita semua ada buat lo." Ryujin menundukkan kepala terisak pilu. Bahunya diusap berulang kali oleh Renjun. Ini alasan dia ingin pergi meninggalkan mereka karena ia tidak mampu terlihat biasa saja menerima kedekatan Haechan dengan Yeji. Padahal hatinya remuk melihat Haechan tersenyum tulus untuk Yeji. Senyum yang menyatakam bahwa ia mencintai gadis itu dan Ryujin hanya bisa diam menerimanya.
Ia yakin Haechan akan kembali padanya, sejauh apapun Haechan berkelana urusan hati. Karena Ryujin adalah rumah yang diciptakan semesta untuk pria itu atau semua itu hanya buatan akal pikirannya saja? Ryujin tidak tahu akan jadi sedramatis ini masa percintannya. Ia menggantungkan kebahagian dengan pria yang belum usai rasa cintanya untuk orang lain. Sesak, sedih, kecewa semua bergerumul dalam dadanya. Kenyataan pahit ini menghantam, mengoyak kemudian merobek dadanya tanpa ampun. Sakit. Semua ini sangat menyakitkan baginya. Tubuhnya lemas karena getirnya kenyataan menyedot semua tenaga yang ia miliki. Menapakan kaki pun sangat sulit saat ini.
"Bisa jalan gak? Kita ke rumah gue aja yok main ps." Kata Renjun. Ia mengelus rambut halus milik Ryujin. Cowok bodoh itu harus diberi perhitungan. Ryujin gadis yang baik tidak seharusnya ia menerima sisi brengsek Haechan.
"Dia ga lumpuh kali sampai lo tanya gitu." Chenle menghisap sedotan minumannya melihat Ryujin yang masih terisak. Kasian. Ingin peluk tapi status gadis itu adalah pacar temannya.
"Iya gue nanya doang. Kenapa lo yang sewot sih. Kalaupun kakinya lemes kan ada lo yang gendong dia."
"Jadi bukan lo yang gendong? Ckk."
"Gue belum makan ga bertenaga. Keburu kesel sama tuh cewek."
"Alasan. Ayo Jin. Lo boleh nangis sepuasnya nanti dipelukan gue. Gue siap nampung semua kesedihan lo hari ini."
"Modus sekali anda."
"Haha calon pacar Ryujin harus menunjukkan sikap gentle man. Bukan Haechan yang kaya kerupuk melempem."
"Emang lo mau sama Chenle Jin?" Mengabaikan ucapan Chenle, Renjun menatap Ryujin yang masih menunduk. Gadis itu bergeming masih diam tanpa pergerakan.
"Jangan didengerin Jin. Gue cuma bercanda. Tapi kalau lo serius, gue maju paling depan buat bahagiain lo." Jurus penakluk wanitanya sudah dikeluarkan. Bahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haejin (Haechan x Ryujin) HIATUS
Short StoryCerita tentang Haechan dan Ryujin. Pasangan yang memiliki tingkat humor diatas khayangan. Dua kepala yang sama-sama memiliki tingkat receh rendah. Tapi herannya mereka sama-sama menyukai obrolan aneh tiap mereka bertemu. "Ckk punya pacar gini amat...