Jangan menggantungkan harapan pada apapun.
Haechan menggandeng tangan Yeji untuk masuk ke basecamp mereka yang berada di rumah Jeno. Pria itu seakan lupa dengan masalah yang dialami temannya beberapa tahun silam. Ia membuka pintu perlahan dengan perasaan tenang. Berbeda dengan hati Yeji yang tidak nyaman.
"Hai guys." Semua orang yang berada diruang itu membelalakan mata tidak percaya dengan kedatangan gadis yang tak diundang. Haechan langsung duduk disofa bersama teman-temannya. Ia menarik tangan Yeji untuk ikut duduk disampingnya.
"Cewek baru lo, Chan?" tanya Renjun menatap sinis Yeji. Mulutnya gatal ingin menghardik dua insan dihadapannya.
"Lo ngapain bawa dia kesini!" Jeno menatap tidak suka kehadiran gadis itu. Ia mendesis menatap Yeji dengan perasaan benci. Dasar wanita tidak tahu malu.
"Kalian pada kenapa sih. Semua sudah empat tahun berlalu kali. Gue bawa dia kesini karena dia mau minta maaf sama lo, Jen." ucap Haechan dengan santai.
"Kalau dia tulus mau minta maaf ga perlu ajak lo kali Chan. Dia bisa datengin Jeno secara langsung." cela Chenle. Sialan. Ia tidak bisa berdiam diri melihat tangan Yeji yang merangkul lengan temannya itu. Bagaimana perasaaan Ryujin jika mengetahui kelakuan Haechan malam ini.
"Kolam lo masih berguna buat ceburin nih anak kan Jen?" tanya Jaemin sarkas.
"Terlalu bagus kalau kolam renang. Got didepan aja gimana?"
"Wah ide bagus boleh tuh." Jaemin menganggukan kepalanya menerima dengan senang usulan Chenle.
"Sudah-sudah." Jisung yang sedang sibuk bermain playstation dengan Mark melerai. Ia memang tidak suka dengan perseteruan. Jisung si pecinta damai.
"Gue tahu kalau lo pasti benci banget sama gue, Jen. Tapi kedatangan gue kali ini murni untuk minta maaf sama lo." Yeji menundukkan kepala tidak berani menatap Jeno. Haechan dengan tenang mengusap punggung gadis itu dengan pelan. Ia bangga dengan Yeji yang mau mengakui kesalahannya.
"Gausah drama!" bentak Chenle tidak suka. Pria itu berdecih menatap Yeji dengan pandangan tidak suka.
"Bisa diam ga sih. Dia datang kesini buat minta maaf bukan dimarahin sama lo." Haechan bangkit menatap Chenle berang.
Suasana yang damai berubah mencekam karena perdebatan mereka. Haechan terlalu baik, mau saja dibodohi oleh gadis ular itu.
"Gimana yah perasaan Ryujin kalau tahu cowoknya gandengan tangan sama cewek yang buat dia ditinggalin dimall seminggu lalu? Wah pasti sakit hati banget."
"Brengsek. Jangan bawa Ryujin dimasalah ini." Haechan langsung menghajar wajah Chenle. Pria itu balik menonjok pipi Haechan dengan kencang.
Jeno dan Jaemin langsung bangkit menghampiri mereka yang ingin melakukan adu kekuatan kembali. Chenle mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Pukulan pria itu tidak sesakit hati Ryujin jika mengetahui keberengsekan temannya.
"Kalian jangan berantem cuma buat cewek ular kaya dia. Yeji ga sebaharga itu." Jaemin menengahi pergulatan antartemannya. Ia memegang Haechan dan Jeno memegang Chenle.
"Mending lo pergi deh. Puas lo buat temen gue adu pukul!" Renjun menarik Yeji untuk bangun. Ia tidak mau persahabatannya mereka tercerai berai hanya karena seorang wanita.
"Lepasin tangan lo!" seru Haechan.
"Woah cowoknya marah guys. Putusin Ryujin! Biar gue yang bahagiain dia."
Bugh
Chenle kembali mendapatkan pukulan dari Haechan. Pria itu duduk diatas perut Chenle memukulinya dengan mata memerah. Ia seakan lupa bahwa mereka sudah berteman lama.
"Chan. Berhenti!" Yeji langsung menarik tangan Haechan untuk menghentikan baku hantam didepannya.
"Ini semua karena lo jalang!" Renjun tidak bisa lagi menahan sikap baiknya. Pria itu menarik tangan Yeji menjauhi temannya. Renjun terpaksa menarik paksa Yeji kehalaman belakang rumah Jeno.
"Sampai kapan lo mau rusak hubungan orang lain?" Wajah Renjun sudah memerah menahan ke Ia ingin memaki gadis didepannya dengan umpatan kasar.
"Ren, gue tulus minta maaf sama Jeno."
"Gausah berkelit. Lo ga setulus itu buat minta maaf. Selama ini gue diam karena gue percaya lo bisa berubah. Tapi empat tahun ga merubah lo sedikit pun. Gue makin kecewa sama lo!"
"Maaf. Maafin gue Ren. Gue cuma mau memperbaiki semuanya."
"Memperbaiki dengan cara merusak hubungan Haechan dan Ryujin? Apa lo kurang puas rusak hubungan nyokap bokap gue? Dimana hati lo? Ah, gue lupa. Jalang kaya lo mana punya hati.""Sumpah demi Tuhan gue ga pernah ada main sama bokap lo Ren." Hati Yeji sakit dituduh hal yang tidak mungkin ia lakukan. Ayah Renjun sudah dianggap seperti orang tuanya sendiri. Semua hanya kesalahpahaman yang sengaja dituduhkan kepadanya. Ia adalah korban akan kebengisan orang lain.
"Anggap aja gue percaya semua omongan lo. Terus gimana dengan pertemuan bokap gue sama lo selanjutnya? Ga cuma sekali dua kali gue liat lo ketemu sama bokap gue, Ji." Renjun sering memergoki Yeji bertemu dengan ayahnya. Berkat pesan singkat dari nomor tidak dikenal ia bisa tahu bahwa selama ini Yeji ada main dengan ayahnya. Brengsek memang.
"Nyokap gue punya penyakit jantung dan bokap lo bersedia bantu gue Ren. Pertemuan kita hanya dilandasi rasa belas kasih bokap lo. Dia murni bantu gue karena lo teman gue dari kecil. Please jangan benci gue. Gue ga akan sanggup dibenci sama orang yang gue suka."
Gila. Sudah menjebak Jeno untuk tidur berdua dengannya. Berselingkuh dengan ayahnya dan dengan mudahnya bilang bahwa ia mencintai Renjun.
"Lo sakit? Cuma cowok brengsek kaya Haechan yang bisa percaya sama lo." Renjun tidak habis pikir dengan jalan pikiran Yeji. Jalang tetap jalang.
Yeji memegang tangan Renjun dengan erat. Ia tidak ingin pria itu sampai menjauhinya lagi. Kesempatan ini jangan sampai berakhir sia-sia. "Please dengerin gue dulu Ren. Gua jebak Jeno karena saat itu gue butuh uang buat biaya berobat ibu gue. Gue berani sumpah kalau gue ga bohong."
"Gue ga percaya." Renjun masih mempertahankan semua pendiriannya untuk tidak mudah mempercayai Yeji lagi. Hatinya seakan tertutup sekuat apapun Yeji memohon padanya.
"Gue serius. Jake yang minta gue buat jebak Jeno. Dia kasih imbalan lima juta buat gue. Dimalam itu gue bener-bener butuh uang. Gue ga pikir panjang ikutin semua perintah dia. Karena malam itu nyawa nyokap gue bakalan jadi taruhannya." Yeji bersimpuh didepan Renjun diikuti derai air mata yang terus mengucur. Gadis itu masih sama seperti lima belas tahun yang lalu. Ia tidak berubah sedikitpun walau Renjun sudah membencinya dengan sangat.
Urat leher Renjun sedikit mengendur karena penjelasan Yeji. Ia tahu bahwa keuangan Yeji memang tidak bergelimbang sepertinya. Tapi egonya terlalu tinggi tidak ingin memberi gadis itu kepercayaan. Setelah semua yang ia lakukan pada kedua orangtua dan temannya.
"Ren... Please... Gue cuma butuh kepercayaan dari lo." Renjun mengepalkan tangannya. Ia ingin menarik Yeji untuk bangkit. Tapi, akalnya menolak ide gila dari suara hatinya.
Isakan Yeji sedikit membuat hati Renjun iba. Pria itu sebenarnya ingin memeluk teman masa kecilnya itu. Tapi apakah gadis itu tidak berbohong? Renjun trauma pernah menaruh kepercayaan berakhir pengkhianatan walau bukan Yeji pelakunya.
"Sorry. Gue ga bisa maafin lo." Renjun memilih untuk meninggalkan Yeji yang masih menangis ditempat. Hatinya terus memaki, tidak ingin menoleh kebelakang. Tempat dimana Yeji masih meratapi semua rasa kesedihannya. Seakan beku, tidak ada lagi kesempatan yang terbuka untuk gadis itu.
Sibuk kerja sampai lupa nulis cerita ini hmm. Semoga masih ada yang inget sama cerita ini. Amin.
25 juni 2022
20.10
KAMU SEDANG MEMBACA
Haejin (Haechan x Ryujin) HIATUS
Historia CortaCerita tentang Haechan dan Ryujin. Pasangan yang memiliki tingkat humor diatas khayangan. Dua kepala yang sama-sama memiliki tingkat receh rendah. Tapi herannya mereka sama-sama menyukai obrolan aneh tiap mereka bertemu. "Ckk punya pacar gini amat...