Chapter 33

64 5 0
                                    


Selamat datang bulan kelahiranku. Aku mau update nih buat nemenin malam senin kalian. Semoga hari kalian selalu baik-baik aja. Oh iya yang sudah baca peonny, bulan ini aku bakalan lanjutin ceritanya 💕 jangan lupa juga baca cerita karina jeno dan kawan-kawannya disana.

Votenya sabis kali hehe.

Haechan merangkul bahu Ryujin, menuntunnya kearah meja yang sudah ia siapkan. Malam ini akan menjadi malam yang indah dan bersejarah untuk hidupnya. Ia tersenyum disepanjangan perjalanan, menunggu momen ini sudah lama.

"Kita mau kemana sih, Chan?" Ryujin memegang satu tangan Haechan. Mata gadis itu sudah ditutupi kain berwarna hitam oleh prianya. Kenapa harus menutupi matanya pula coba. Ryujin kan jadi tidak bisa melihat dengan jelas.

"Kalau aku kasih tahu sekarang namanya pendaftaran dong bukan surprise." Ryujin tanpa sadar tertawa. Receh sekali Haechan. Ia sampai mikir keras untuk mencernanya. Haechan memang beda dari yang lain.

"Terserah kamu deh," Gadis itu mengikuti kata Haechan yang menyuruhnya untuk duduk. Ryujin tidak tahu kejutan apa yang akan diberikan oleh pria itu.

"Boleh aku buka pengikat kainnya?" tanya Ryujin. Selama satu jam pria itu melarangnya membuka ikatan yang menutupi mata Ryujin.

"Biar aku yang buka," Haechan berdiri didepan Ryujin. Ia tersenyum lucu melihat Ryujin yang hanya mengenakan setelan baju tidur pendek. Salahkan dirinya juga yang menculik Ryujin malam hari.

"Love you," Haechan mengecup singkat dahi Ryujin. Ia menggeser tubuhnya ke samping agar Ryujin bisa melihat kue raksasa yang tingginya hampir satu meter diatas meja. Apa Ryujin sanggup menghabiskan kuenya itu. Aish. Kenapa tidak membeli yang mini saja sih. Kasihan kuenya nanti terbuang sia-sia.

"Kamu suka sama hadiahnya?" tanya Haechan dengan was-was. Ia tidak melihat binar bahagia dari wajah Ryujin. Apa gadis itu tidak suka dengan hadiah yang diberikan oleh Haechan?

"Dalam rangka apa? Ulang tahun aku masih tiga hari lagi." tanya gadis itu datar. Aura jutek Ryujin membuatnya jadi diam tak berkutik. Seharusnya ia senang dong dikasih kejutan bukannya cuek seperti itu. Ekspetasi kadang tak sesuai realita.

"Kamu lupa kalau hari ini anniversarry hubungan kita?" Ryujin menaikkan satu alisnya. Haechan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Apa ia salah bicara sampai Ryujin memberikan tatapan setajam silet.

"Anniversarry kita itu tanggal dua puluh tiga Chan bukan tanggal tiga," Ryujin menundukkan kepalanya sambil menggeleng. Apa selama ini Haechan memang tidak mengingat hari bersejarah tanggal jadian mereka? Benar-benar kelewatan. Ia gregetan sekali sampai mau menggigit Haechan.

"Yasudah aku majuin dua puluh hari lebih cepat," see? Mudah sekali pria itu menjawabnya kan? Ryujin sepertinya harus memberi perhitungan untuk Haechan. Ia tersenyum miring karena satu ide brilian tercetus dalam otaknya.

"Oke kalau gitu. Kamu habisin semua kuenya sebagai hukuman karena kamu lupain tanggal jadian kita." Haechan menggeleng panik. Mana muat perutnya menampung kue yang tingginya sampai semeter.

"Perut aku bukan tong besar yang bisa nampung kue sebesar ini, Jin." Jelas Haechan tidak mau menuruti permintaan gila wanitanya.

"Aku ga peduli. Kamu harus habisin kuenya atau kita putus." Ryujin besedekap dada sambil memandangi wajah melas Haechan. Raut wajah nelangsa Haechan membuat perutnya tergelitik. Bibirnya berkedut menahan tawa sejak tadi.

"Kamu ga mikirin perasaan aku sampai tega mutusin gitu?" Haechan langsung bertumpu kaki dengan puppy eyesnya. Ryujin saja hampir mencubit pipinya karena terlalu gemas.

Haejin (Haechan x Ryujin) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang